REMAJA itu memakai kemeja hitam bergaris kotak-kotak, dipadukan dengan celana kain biasa serta peci warna hitam.
Wajahnya terlihat terkejut saat namanya dipanggil moderator untuk maju kedepan. Di sana ada Senator DPD RI asal Aceh, HM Fadhil Rahmi Lc MA, yang baru saja tampil memberi motivasi.
“Andrian. Tolong maju nak,” ujar pimpinan Dayah Maqamam Mahmuda, Dr Tgk Abdiansyah Linge MA.
Namun wajah Andrian terlihat masih ragu.
“Andrian maju nak. Ustadz Fadhil mau ketemu dengan kamu,” ujar Teungku Abdiansyah lagi.
Andrian yang duduk di barisan depan sebelah kanan akhirnya mengangguk.
“Hebat juga kau ya. Ustadz Fadhil tahu namamu,” ujar teman di samping Andrian.
“Iya kayak artis,” kata teman lainnya.
Andrian sendiri juga tersenyum singkat. Ia kemudian bergegas menuju mimbar tempat di mana para guru dan Senator Muda Aceh berada.
Kedatangan Andrian langsung dipeluk oleh Syech Fadhil. Hal ini langsung membuat Andrian salah tingkah. Sementara ratusan siswa lainnya bersorak gembira.
“Masih kenal dengan saya?” tanya Syech Fadhil pada Andrian.
Namun Andrian terlihat masih ragu.
“Kamu dari Kala Wih Ilang-kan?” tanya Syech Fadhil lagi. Kini giliran Andrian yang mengangguk cepat.
Syech Fadhil dan Ustadz Abdiansyah tersenyum senang.
“Mana yang perempuan yang dari Kala Wih Ilang lainnya? Coba bangun,” ujar Ustadz Abdiansyah lagi.
Empat santri perempuan dari sebelah kiri akhirnya maju dan berdiri kedepan. Mereka memakai kerudung dan baju sekolah lengkap. Senyum Syech Fadhil tampak sumringah saat melihat ke 5 remaja tadi. Matanya terlihat berkaca-kaca.
Syech Fadhil bercerita, bahwa dirinya dan rombongan, termasuk Ustadz Abdiansyah Linge, pernah bertandang ke pedalaman Kala Wih Ilang, Kecamatan Pegasing, Aceh Tengah, pada Februari 2020 lalu.
Jalan menuju ke Kala Wih Ilang sedikit berliku dan terjal. Mobil yang ditumpangi Syech Fadhil Cs terbalik di tengah perjalanan. Mobil tadi hampir masuk jurang. Namun kehendak Allah Swt, ia selamat saat itu.
Selain bertemu dengan warga setempat, Syech Fadhil juga bertandang ke MIS Kala Wih Ilang.
“Saat itu, ada 6 siswa MIS Kala Wih Ilang kelas 6 yang mau tamat sekolah. Namun karena ekonomi masyarakat setempat pas-pasan, ke 6 siswa ini terancam putus sekolah. Guru dan tokoh setempat meminta dirinya untuk memberi beasiswa agar ke 6 siswa tadi untuk melanjutkan sekolah ke SMP sederajat,” kata Syech Fadhil.
Namun persoalan lain akhirnya muncul. Para warga di Kala Wih Ilang yang datang dari Sumatera Utara, ternyata masih ada berstatus non muslim. Termasuk siswa kelas 6 tadi masih ada berstatus non muslim, termasuk Andrian. Sedangkan Syech Fadhil sendiri, saat itu hanya memiliki jaringan dengan dayah. Salah satunya adalah Dayah Maqamam Mahmuda yang dipimpin oleh Abdiansyah Linge, adik kelas Syech Fadhil di Dayah Darul Arafah Sumatera Utara yg akhirnya menanggung penuh segala kebutuhan mereka selama di dayah.
“Kita minta izin ke orangtua mereka. Saya bisa menyekolahkan mereka tapi jaringan saya hanyalah dayah. Di luar dugaan, ternyata para orangtua setuju. Jadi di sinilah mereka berada saat ini setelah tiga tahun,” kata Syech Fadhil.
Seluruh siswa yang hadir memberi tepuk tangan meriah.
Ustadz Abdiansyah menambahkan bahwa dari 6 siswa Kala Wih Ilang, satu mundur atau menyerah. Kini tertinggal 5. Satu remaja lelaki dan 4 perempuan. Mereka kini berstatus santri ke 3 MTs Maqamam Mahmuda.
Katanya, nama lengkap Andrian adalah Andriansyah bin Petrus Surbakti. Andrian bersyahadat bersamaan dengan kedua orangtuanya. 4 abang dan kakaknya masih non muslim dan berada di Sumatera Utara.
Andrian kini mengikuti program tahfidz Alquran.
Kabar ini kembali membuat Syech Fadhil berlinang air mata. Syech Fadhil sendiri, kini memiliki 32 anak asuh dari berbagai daerah di Aceh yang sedang belajar di berbagai dayah.“Saya berharap kamu tetap belajar yang yakin, semangat ldan istiqamah dengan apa yang sedang berjalan,” ujar Syech Fadhil pada Andrian.
Andrian mengangguk. Wajahnya tersenyum memeluk Syech Fadhil.“Insya Allah Ustadz, doakan saya slalu,” ujarnya kemudian. (ra)