class="post-template-default single single-post postid-91635 single-format-standard wp-custom-logo" >

Menu

Mode Gelap
BKN Pangkas Anggaran BBM Hingga Daya Listrik Penembakan Massal di Sekolah Orebro Swedia Tewaskan 10 Orang 13 Toko dan 11 Unit Rumah di Bandar Baru Terbakar ISBI Aceh dan Pemkab Aceh Timur Sepakat Kolaborasi Pendidikan Seni Budaya Bersama MK Tolak Gugatan Pilkada Lhokseumawe, Saatnya Bersatu Untuk Kota Lhokseumawe

OPINI · 16 May 2023 13:33 WIB ·

Suhu Udara Ekstrim Serang ISPA


 dr Yuseriana Agustina Perbesar

dr Yuseriana Agustina

Oleh: dr Yuseriana Agustina

Hampir sebulan khususnya di Aceh kita merasakan suhu udara yang panas atau ekstrim. Dengan suhu dan terik matahari yang menyengat tubuh bagus lebih memilih berada di dalam rumah yang dilengkapi AC (pendingin).

Namun, dengan suhu yang panas pun terkadang walaupun rumah dilengkapi pendingin tidak terasa dingin, begitulah udara yang kita rasakan saat ini.

Terutama pada siang hari, bahkan pada malam hari, suasana panas itu masih juga kita rasakan karena pantulan dari dinding rumah yang panas tersebut.

Hal ini tentu sedikit berbeda dengan apa yang dialami atau dirasakan masyarakat yang berada di daerah tropis dingin seperti di Aceh Tengah, Bener Meriah. Daerah ini masih asri belum begitu panas menyengat tubuh pada siang hari dan pada malam hari suhunya begitu dingin.

Bahkan masyarakat di daerah pegunungan ini menyelimuti tubuh supaya hangat dengan menggunakan kain tidur meski masih pukul 8 malam.

Dengan cuaca dingin sebagai daerah penghasil kopi ini pun, jarang warga masyarakat yang menggunakan kibas angin atau Ac. Bahkan kulkas untuk pendingin ikan atau makanan lainnya pun tidak begitu prioritas. Sebab, makanan yang disimpan di rumah pun akan dingin ibarat baru diambil dari kulkas.

Hasil wawancara masyarakat di daerah ini, ada yang menyampaikan di Aceh Tengah dan Bener Meriah tidak begitu dingin lagi, sudah terasa hawa panasnya dibandingkan dengan tahun 2000 an pada pukul 1 siang masih terasa dingin. Untuk jemur kain keringnya bisa 2-3 hari.

Hal ini tentu berbeda dengan masyarakat yang tinggal di Kota Banda Aceh dan Aceh Besar, serta di bagian Timur dan Barat yang merasakan kepanasan di siang hari maupun malam hari.

Bisa jadi, suhu ekstrim yang panas dengan beberapa faktor mungkin salah satunya efek dari rumah kaca, tanaman pohon yang kurang di sekitar rumah, serta alat bangunan yang kita gunakan cepat menyerap panas.

Dengan suasana itu pula tentu kita harus menjaga imun tubuh yang cukup dengan banyak minum air putih, menjaga kesehatan dari mudah terserang penyakit, supaya tetap kuat. Hindari keluar rumah bila tidak begitu perlu.

Banyak penyakit yang dirasakan saat suhu ekstrim tidak hanya pada Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA), efeknya juga merasakan batuk, filek, sakit kepala dan tenggorokan bahkan menimbulkan demam, bila cuaca panas terpapar, maka juga mengakibatkan kesakitan dibagian otak.

Pada 14 Mei 2023, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan sebagian besar cuaca di wilayah Kota Banda Aceh cerah dengan kelembapan antara 65 hingga 95 % pada pagi hingga menjelang dini hari. Suhu berkisar antara 24 hingga 32 °C.

Cuaca di sebagian besar wilayah kota Banda Aceh pada siang hari cerah, malam hari cerah, begitu juga cuaca pada dini hari cerah. Khususnya untuk wilayah Aceh Utara hingga Banda Aceh dan Aceh Besar, di mana dalam beberapa hari terakhir, suhu udara mencapai 34 derajat Celcius.

Koordinator Prakirawan BMKG Kelas I Blang Bintang, Anang Heriyanto melalui Forecaster on Duty BMKG Aceh mengatakan, akibat cuaca panas yang terjadi, suhu maksimum yang terjadi di wilayah Aceh mencapai 34,4 derajat Celcius.

Hal itu diakibatkan karena masih dalam masa musim peralihan dari musim penghujan ke musim kemarau. Teriknya mata hari dengan suhu udara mencapai 34 derajat Celcius ini sudah diprediksi oleh BMKG Provinsi Aceh.

Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kelas I Sultan Iskandar Muda, Blang Bintang mencatat, dalam beberapa hari kedepan potensi cuaca panas masih bisa terjadi di Aceh.

Bahkan pada bulan Juli Agustus 2023 akan terjadi puncak cuaca suhu panas di Aceh yang mencapai 36 derajat calcius hingga 37 derajat calcius.

Orang dengan beberapa kondisi tertentu dapat meningkatkan risiko terjadinya ISPA, di antaranya yaitu:

Orang yang memiliki sistem kekebalan lemah, terutama anak-anak. Bayi yang berada di tempat ramai. Pengidap penyakit paru obstruktif kronik, asma dan gagal jantung. Orang yang memiliki sistem imun rendah seperti pengidap HIV/AIDS, leukemia atau pasca transplantasi organ. Anak yang dari lahir memiliki riwayat penyakit jantung bawaan atau paru-paru.

Untuk penularan ISPA sendiri dapat terjadi melalui kontak dengan percikan air liur orang yang terinfeksi, bisa lewat penyebaran udara ataupun sentuhan dengan benda yang terkontaminasi virus atau bakteri penyebab ISPA.

Penulis, Mahasiswi Magister Kesehatan Masyarakat Fakultas Kodokteran Universitas Syiah Kuala.

Artikel ini telah dibaca 51 kali

badge-check

Penulis

Comments are closed.

Baca Lainnya

Masihkah Seni Dibutuhkan di Aceh?

2 February 2025 - 10:35 WIB

Seni Rupa Aceh dalam Hadih Maja: Menggali Relasi Seni Rupa dan Sastra Tradisional

27 January 2025 - 21:51 WIB

Menanti Kedatangan Simbol Kebudayaan RI; Fadli Zon, di ISBI Aceh

8 January 2025 - 07:55 WIB

Refleksi 20 Tahun Pasca Tsunami: Menata Kembali Seni dan Budaya yang Hilang

5 January 2025 - 06:26 WIB

Revisi Konsep Kemiskinan dalam Ekonomi Islam

27 December 2024 - 14:57 WIB

Menata ISBI Aceh 2025 Menuju Institusi Pendidikan Seni Berstandar Internasional

27 December 2024 - 06:30 WIB

Trending di OPINI