Oleh, Tuah RH Panji Pribadi*
PENYAKIT jantung koroner (PJK) adalah kondisi medis yang terjadi ketika pembuluh darah yang memasok darah ke otot jantung (pembuluh darah koroner) mengalami penyempitan atau penyumbatan sehingga dapat menyebabkan berbagai masalah jantung, termasuk serangan jantung.
Dilansir dari World Health Organization, penyebab utama kematian di seluruh dunia, yang merenggut sekitar 17,9 juta nyawa setiap tahunnya disebabkan oleh penyakit jantung dan pembuluh darah. Kematian di Indonesia akibat penyakit jantung koroner mencapai 651.481 penduduk per tahun, yang terdiri dari stroke 331.349 kematian, penyakit jantung koroner 245.343 kematian, penyakit jantung hipertensi 50.620 kematian.
Aceh sebagai salah satu provinsi di Indonesia yang kaya akan keindahan alam dan budaya, ternyata memiliki masalah serius dalam hal kesehatan jantung. Data menunjukkan bahwa Aceh masuk dalam daftar 10 besar penyumbang penyakit kardiovaskular (jantung dan pembuluh darah) terbesar di tingkat nasional.
Hal ini tentu sangat menghkhawatirkan mengingat Aceh sebagai salah satu daerah istimewa di Indonesia yang mampu menarik banyak wisatawan sehingga pada setiap sudut Aceh terdapat warung kopi sebagai salah satu destinasi kuliner bagi para pecinta kopi.
Sebagai komoditi ekspor kopi yang cukup besar di Indonesia, tentu warga Aceh sering mengonsumsi kopi sehingga warung kopi banyak tersebar di Aceh yang banyak diminati oleh orang tua hingga anak muda khususnya gen Z yang sering ngopi bersama teman-temannya. Perilaku konsumtif terhadap kopi ditambah dengan vape, rokok modern bagi gen z yang sudah menjadi life style ‘keren’ anak muda membuat penyakit kardiovaskular kian meningkat sehingga menjadikan Aceh masuk ke dalam peringkat 10 besar nasional penderita kardiovaskular.
Jantung Koroner, apa saja faktornya?
Sejumlah faktor berkontribusi pada tingginya angka penyakit jantung koroner, di antaranya adalah polusi udara, partikel halus dan zat kimia yang terkandung dalam polusi udara dapat memasuki saluran pernapasan kita. Ini dapat menyebabkan peradangan dan iritasi pada saluran pernapasan, yang pada gilirannya dapat memicu respon sistem kardiovaskular.
Dalam paparan jangka panjang, polusi udara dapat menyebabkan peradangan sistemik dalam tubuh yang dapat mempengaruhi pembuluh darah dan jaringan dalam jantung, meningkatkan risiko pengendapan plak aterosklerotik (plak lemak) dalam arteri koroner. Plak ini dapat menyebabkan penyempitan arteri koroner dan akhirnya mengakibatkan penyakit jantung koroner.
Merokok dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat (LDL) dalam darah, yang dapat mengakibatkan penumpukan plak aterosklerotik (plak lemak) dalam arteri. Plak ini menyebabkan penyempitan arteri koroner, menghambat aliran darah ke otot jantung, dan akhirnya menyebabkan penyakit jantung koroner.
Komponen seperti nikotin dalam rokok dapat meningkatkan tekanan darah, yang memaksa jantung untuk bekerja lebih keras. Tekanan darah tinggi (hipertensi) adalah faktor risiko utama untuk penyakit jantung koroner dan dapat merusak pembuluh darah koroner.
Selanjutnya kabar buruk bagi pecandu kopi, kopi merupakan minuman yang banyak mengandung kafein. Kafein adalah stimulan yang dapat meningkatkan denyut jantung. Ini terjadi karena kafein memengaruhi sistem saraf simpatis, yang meningkatkan aktivitas jantung dan meningkatkan laju denyut jantung. Bagi sebagian besar orang, peningkatan ini bersifat sementara dan tidak membahayakan.
Namun, pada individu yang lebih sensitif atau dengan kondisi jantung yang sudah ada, kafein dapat memicu aritmia (gangguan irama jantung). Kafein juga dapat meningkatkan tekanan darah, terutama setelah dikonsumsi dalam jumlah yang besar atau jika seseorang memiliki sensitivitas terhadap kafein. Peningkatan tekanan darah ini bersifat sementara, tetapi pada individu dengan tekanan darah tinggi atau hipertensi, kafein dapat meningkatkan risiko masalah jantung.
Efek kesehatan kopi juga dapat dipengaruhi oleh apa yang ditambahkan ke dalamnya, seperti gula dan krim. Minum kopi yang diberi banyak gula atau krim dapat menyebabkan peningkatan risiko obesitas dan diabetes, yang keduanya merupakan faktor risiko penyakit jantung koroner.
Banyak memakan makanan junk food, banyak junk food mengandung lemak jenuh dan lemak trans yang tinggi. Lemak jenuh dapat meningkatkan kadar kolesterol LDL (kolesterol jahat) dalam darah, yang merupakan faktor risiko penyakit jantung koroner. Lemak trans, yang sering ditemukan dalam minyak hidrogenasi yang digunakan dalam penggorengan makanan cepat saji, juga dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit jantung koroner. Junk food, terutama makanan cepat saji seperti burger dan gorengan, sering kali mengandung tingkat kolesterol yang tinggi.
Konsumsi kolesterol berlebihan dapat menyebabkan penumpukan plak aterosklerotik dalam arteri, yang dapat menghambat aliran darah ke jantung. Selain itu juga makanan cepat saji dan junk food sering mengandung kadar gula yang tinggi (terutama dalam minuman bersoda dan camilan manis) dan garam yang tinggi. Kadar gula yang tinggi dapat menyebabkan resistensi insulin dan obesitas, yang keduanya merupakan faktor risiko PJK. Tingginya konsumsi garam dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah, yang juga merupakan faktor risiko penyakit jantung koroner.
Jarang olahraga, aktivitas fisik membantu membakar kalori dan lemak tubuh. Kurangnya aktivitas fisik dapat menyebabkan penumpukan lemak berlebih dalam tubuh, termasuk lemak di sekitar organ dalam (lemak viseral). Lemak viseral dapat melepaskan zat kimia yang merusak arteri dan memicu peradangan, yang merupakan faktor risiko penyakit jantung koroner. Olahraga membantu tubuh menggunakan insulin dengan lebih efisien, yang memungkinkan glukosa (gula darah) masuk ke sel dengan lebih baik.
Kurangnya aktivitas fisik dapat menyebabkan resistensi insulin, yang dapat meningkatkan risiko diabetes tipe 2. Diabetes adalah faktor risiko kuat untuk PJK. Kurangnya aktivitas fisik juga dapat menyebabkan pembuluh darah mengalami penyempitan dan pengerasan (aterosklerosis), yang dapat menghambat aliran darah ke jantung.
Bagaimana Mengubah Gaya Hidup Orang Tua?
Mengubah gaya hidup orang tua untuk menghindari penyakit jantung koroner (PJK) adalah langkah penting dalam menjaga kesehatan jantung mereka. PJK adalah salah satu penyebab utama kematian di seluruh dunia, dan faktor-faktor gaya hidup memainkan peran besar dalam perkembangannya. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil oleh orang tua untuk mengubah gaya hidup mereka demi kesehatan jantung yang lebih baik yaitu dengan berhenti merokok karena merokok merupakan faktor risiko utama PJK dan menghentikan kebiasaan merokok adalah langkah pertama yang harus diambil. Selanjutnya mengadopsi pola makan sehat dapat berkontribusi besar dalam mencegah penyakit jantung koroner.
Makanan yang seimbang dan rendah lemak jenuh serta kolesterol adalah kunci. Ini mencakup konsumsi buah-buahan, sayuran, biji-bijian utuh, ikan, dan daging tanpa lemak. Aktivitas fisik yang teratur membantu menjaga berat badan yang sehat, mengontrol tekanan darah, dan mengurangi risiko penyakit jantung koroner. Orang tua dapat mencari jenis olahraga yang sesuai dengan kemampuan mereka, seperti berjalan cepat, bersepeda, berenang, atau yoga, dan melakukannya secara teratur.
Selanjutnya pengelolaan berat badan karena kegemukan adalah faktor risiko penyakit jantung coroner yang signifikan. Orang tua dapat mengadopsi strategi untuk menjaga berat badan yang sehat, seperti mengontrol porsi makanan, menghindari makan berlebihan, dan memastikan bahwa asupan kalori sesuai dengan kebutuhan tubuh. Kemudian mengelola stres: Orang tua dapat mencari cara untuk mengelola stres, seperti meditasi, relaksasi, atau mengikuti hobi yang mereka nikmati.
Orang tua harus memantau tekanan darah mereka secara teratur. Jika tekanan darah tinggi terdeteksi, langkah-langkah harus diambil untuk mengontrolnya, termasuk pengubahan diet dan aktivitas fisik serta konsultasi dengan dokter.
Selain itu juga harus mengedukasi masyarakat tentang risiko penyakit jantung dan bagaimana mencegahnya adalah langkah penting. Ini harus dimulai dari generasi tua yang minim terhadap informasi, penyuluhan di desa-desa kecil juga penting untuk dilakukan. Pemerintah setempat dan organisasi non-pemerintah dapat mempromosikan gaya hidup sehat, termasuk berhenti merokok, makan sehat, dan berolahraga secara teratur. Kegiatan senam khusus ibu-ibu dan bapak-bapak juga menarik untuk dilakukan agar para orang tua mau bergerak tidak hanya duduk saja.
Kemudian peningkatan kualitas udara melalui pengurangan polusi akan membantu melindungi kesehatan jantung. Kegiatan menanam pohon bersama masyarakat bisa membuat masyarakat bergerak aktif, lebih banyak mengenal orang, bisa membuat lebih bahagia dan bermanfaat terhadap kesehatan jantung.
Selain itu juga orang dewasa dan lansia harus menjalani pemeriksaan kesehatan rutin untuk mendeteksi faktor risiko penyakit jantung lebih awal. Orang tua harus menjadi teladan bagi anak-anak mereka, mengajarkan mereka tentang pentingnya gaya hidup sehat sejak dini. Dari hal kecil contohnya rutin mengonsumsi buah dan sayur, berhenti merokok dan memberi edukasi terhadap anak tentang pentingnya menjaga kesehatan.
Gaya Hidup Gen Z, bagaimana mengubahnya?
Generasi Z (Gen Z), yang terdiri dari individu yang lahir antara pertengahan 1990-an hingga awal 2010-an, memiliki potensi untuk mengadopsi gaya hidup yang sehat dan mengurangi risiko penyakit jantung koroner (PJK) di masa depan.
Ada beberapa langkah yang dapat diambil oleh Gen Z untuk menjaga kesehatan jantung mereka dan mengurangi risiko penyakit jantung coroner di antaranya ialah menjaga pola makan seimbang, makan makanan yang seimbang dan sehat adalah kunci untuk menjaga kesehatan jantung.
Gen Z dapat menghindari makanan cepat saji, camilan tinggi gula dan garam, serta mengutamakan makanan segar dan alami seperti buah-buahan, sayuran, biji-bijian utuh, ikan, dan daging tanpa lemak. Hindari minuman berenergi yang tinggi gula dan gula tambah. Gen Z dapat membiasakan diri membaca label nutrisi pada produk makanan dan minuman untuk memantau jumlah gula dan garam yang mereka konsumsi.
Selain itu aktivitas fisik juga dapat dilakukan Gen Z Bersama dengan teman-temannya, aktivitas fisik adalah komponen kunci dalam menjaga kesehatan jantung. Gen Z dapat mencari aktivitas fisik yang mereka nikmati, seperti bersepeda, berjalan cepat, berenang, atau bermain olahraga. Aktivitas fisik rutin membantu menjaga berat badan yang sehat, meningkatkan kapasitas kardiorespirasi, dan mengendalikan tekanan darah.
Kemudian Gen Z harus sepenuhnya menghindari merokok dan penggunaan narkoba. Merokok adalah salah satu faktor risiko utama penyakit jantung koroner, dan penggunaan narkoba dapat berdampak negatif pada kesehatan jantung. Terakhir, kurangi stress, mengelola stres adalah penting untuk menjaga kesehatan jantung. Gen Z dapat mencari cara untuk mengatasi stres, seperti meditasi, yoga, olahraga, atau hobi yang mereka nikmati.
Aceh memiliki tantangan serius dalam hal penyakit kardiovaskular, tetapi dengan upaya bersama dan perbaikan gaya hidup dari orang tua hingga Gen Z, masalah ini bisa diatasi. Penting untuk mengedukasi masyarakat tentang risiko dan langkah-langkah pencegahan serta mendukung perubahan positif dalam gaya hidup sehari-hari.
Dengan demikian, Aceh dapat menjadi contoh bagaimana kesadaran kesehatan jantung yang tinggi dan gaya hidup sehat dapat membawa perubahan positif bagi kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. Ingatlah bahwa langkah-langkah pencegahan ini tidak hanya akan mengurangi risiko penyakit kardiovaskular, tetapi juga akan meningkatkan kesejahteraan umum Anda. Penting untuk memulai kebiasaan sehat ini sejak dini agar dapat menjaga kesehatan jantung Anda di masa depan.
*Penulis adalah Mahasiswa Magister Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala