HARIANRAKYATACEH.COM – Saat ini, peranan penting pemuda sangat mendorong peningkatan perekonomian Indonesia serta sebagai agen perubahan dalam era digitalisasi.
Sudah bukan zamannya lagi menjadi pemuda yang sekadar menjadi pelaku yang pasif akan perubahan sosial yang sekarang terjadi, namun pemuda harus memberi pola warna perubahan tersebut dengan warna masyarakat yang akan dituju dari perubahan tersebut yaitu, masyarakat yang adil dan makmur.
Pemuda haruslah menjadi agen pemberdayaan setelah adanya perubahan-perubahan yang sekarang berperan dalam pembangunan fisik maupun non fisik di negara kita termasuk daerah Aceh.
Pemuda Aceh yang sehat dan produktif harus memiliki kesadaran dan kemampuan mengakses dan memanfaatkan literasi digital dengan hal-hal yang positif, sehingga dengan adanya teknologi informasi tersebut para remaja dapat memperdalam pengetahuannya dan mengasah skill yang dimilikinya. Dengan cara memberdayakan masyarakat melalui transformasi digital, diharapkan mampu menjadikan Aceh menjadi provinsi yang maju dan lebih baik di masa mendatang.
Peran Pemuda Aceh dalam Menghadapi Tantangan Digitalisasi
Persoalan aktual saat ini adalah kita berada di zaman globalisasi yang mana hidup berdampingan dengan adanya internet sebagai penghapus ruang dan waktu bagi hubungan komunikasi dan informasi manusia.
Sebagai generasi penerus bangsa serta agen perubahan, pemuda memiliki peran yang penting dalam proses pembangunan dan berpartisipasi untuk menyelesaikan tantangan persoalan dalam bidang sosial dan lingkungan khususnya di era digital saat ini.
Tatangan utama generasi muda dalam perkembangan digital adalah untuk tidak hanyut dan menjadi korban dari sisi negatif kemajuan teknologi.
“Anak muda kita terbiasa dengan arus informasi dengan cepat terutama yang berasal dari media sosial, segala informasi begitu mudah di dapatkan dan di konsumsi, dampaknya bisa positif dan negatif,” kata Ketua Umum Pengurus Pusat Perhimpunan Remaja masjid Dewan Masjis Indonesia (PP PRIMA DMI), Munawar Khalil, saat dihubunginya, Selasa (23/4/2024).
Menurut Munawar Khalil, ini berbahaya kalau pemuda hanya menggunakan perangkat sebagai sarana hiburan semata. Hiburan berlebihan dapat mengakibatkan kecanduan, belum lagi gempuran informasi yang bersifat brain wash dan merusak seperti hoax dan narasi kebencian.
Namun, perkembangan digital yang pesat juga melahirnya banyak kegiatan ekonomi baru. Banyak pemuda yang bisa memanfaatkannya untuk berwirausaha atau sekedar menjadi konten creator, ini bagian dari sektor ekonomi kreatif.
Menurut Munawar Khalil, generasi Z yang sejak lahir sudah mengenal gawai yang kental dengan teknologi digital bisa berperan aktif dalam proses peningkatan literasi digital masyarakat. Banyak pemuda yang berhasil berpenghasilan besar dengan kegiatan di sektor ekonomi kreatif. Media sosial juga berperan meningkatkan kegiatan wirausaha atau sebatas menjadi media promosi.
“Belum lagi kita bicara sektor ekonomi baru yang tumbuh, yang memang banyak di pelopori anak anak muda…sebagai contoh, konten kreator dengan tema pariwisata atau kuliner akan menarik minat wisatawan berkunjung ke Aceh…ini akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi…ada layanan sewa menyewa transportasi, layanan sewa penginapan, tentu dengan digitalisasi akan lebih mudah di akses…” ujar Munawar Khalil.
Inisiatif Pemerintah untuk Mendukung Pemuda Aceh dalam Memajukan Ekonomi Masyarakat Aceh
Di satu sisi, Pemerintah harus meningkatkan literasi digital pemuda Aceh. Pemerintah perlu berpartisipasi aktif dengan pengarahan dan pembinaan yang baik.
Peran aktif generasi muda di era digitalisasi dapat diimplementasikan dengan cara meningkatkan literasi digital masyarakat. Hal tersebut sangat penting untuk mengakselerasi proses transformasi yang mampu mendorong pertumbuhan di sejumlah sektor di negeri ini. Pemuda diimbau memanfaatkan dunia digital dalam literasi digital untuk meningkatkan agar kegunaan internet menjadi lebih bermanfaat lagi.
Munawar Khalil menyampaikan bahwa, pemerintah dapat meningkatkan literasi digital masyarakat agar arus digitalisasi tidak berdampak negatif secara luas. Pemerintah juga dapat menggalakkannya melalui pendidikan di sekolah atau sosialisi untuk literasi digital ini.
Selain itu, pemerintah dapat memberikan pembinaan dan pelatihan dan mensupport hal ini dengan kemudahan akses modal untuk konten kreator, terutama pada yang sedang tumbuh. Mereka bisa membeli perangkat yang lebih canggih agar mereka bisa berkembang.
Di sisi lain, kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta sangat penting dalam mendukung pemuda Aceh untuk memberdayakan masyarakat Aceh di Era Digitalisasi. Kolaborasi para pemangku kepentingan dan masyarakat dalam membentuk generasi muda sebagai agen perubahan, sangat penting untuk membangun literasi digital masyarakat.
Pemerintah Aceh memang harus lebih banyak melibatkan dan mengajak Swasta dalam pembangunan Aceh, Menurut Munawar Khalil, termasuk anak muda yang selama ini memang kurang diajak.
Generasi muda memiliki pilihan untuk mengembangkan kemampuan teknologi informatika dan komunikasi secara digital, baik ke arah yang positif maupun ke arah negatif. Munawar Khalil berharap pemuda harus dapat memanfaatkan kemajuan teknologi saat ini dengan segala kreativitas, serta siap dalam menghadapi segala tantangan di era digitalisasi.