Oleh: Tgk. Arika Amalia, S.Pd*
SETIAP orang memiliki tujuan dalam hidupnya. Beberapa dari tujuan itu mungkin terwujud sesuai ekspektasi, sementara yang lain tidak. Pertanyaannya, siapakah yang harus disalahkan ketika tujuan itu tidak sesuai harapan? Apakah kita harus menyalahkan nasib yang tidak mendukung?
Kadang-kadang kita merasa telah berusaha maksimal, namun hasilnya tidak sesuai harapan. Akhirnya, kita menyalahkan takdir. Namun, hal ini perlu dipahami dengan lebih baik. Terkadang, kita terlalu berharap pada sesuatu tanpa mengetahui rencana Allah terhadapnya. Padahal, apa yang Allah takdirkan selalu yang terbaik bagi kita, sebab pemahaman manusia dan pemahaman Allah berbeda.
Tentu sulit membicarakan takdir, apalagi menerapkannya ketika apa yang kita hadapi tidak sesuai ekspektasi. Namun, kita perlu memahami bahwa takdir tidak pernah salah. Kita perlu menerima setiap ketentuan dengan baik.
Dalam Al-Quran surat Al-A’la ayat 1-3, Allah berfirman: “Sucikanlah nama Tuhanmu yang Maha Tinggi, yang menciptakan lalu menyempurnakan (ciptaan-Nya), yang menentukan takdir (masing-masing) dan memberi petunjuk.”
Dari ayat ini, kita paham bahwa Allah-lah yang menciptakan dan menentukan takdir bagi manusia. Tugas kita hanyalah berusaha semaksimal mungkin sebagai hamba yang taat kepada-Nya. Kita harus menerima setiap takdir meskipun tidak sesuai dengan harapan kita, karena rencana Allah pasti lebih baik dari rencana kita.
Sebagaimana dalam hadis, Rasulullah bersabda: “Apa yang dikehendaki oleh Allah -akan kejadiannya- pasti terjadi, dan apa yang tidak dikehendaki oleh-Nya maka tidak akan pernah terjadi” (HR. Abu Dawud).
Yakinlah bahwa setiap ketentuan Allah pasti terjadi, dan kita harus menerimanya dengan lapang dada. Tetaplah berpikir positif dalam menerima takdir Allah, jangan komplain terhadap apa yang telah Allah tetapkan untuk kita, karena hal itu dapat melemahkan iman kita.
Sebagaimana yang dikatakan oleh Syekh Mutawalli Asy-Sya’rawi, sumber kesulitan ada lima: “Jauh dari sholat, durhaka kepada orang tua, menjauhi Al-Qur’an, berteman dengan yang buruk, dan tidak ridha dengan ketentuan Allah.” Jangan biarkan ketidakridaan kita terhadap takdir menjadi penyebab kesulitan kita. Jangan salahkan takdirmu.
*Penulis adalah :
Anggota DPW ISAD Aceh Barat
Ketua Umum Forum Santri Aceh Barat FOSBAR
Staf Lajnah Bahatsul Masael LBM MUDI