RAKYATACEH | BIREUEN – Pesepak bola asal Gampong Lingka Kuta, Kecamatan Gandapura, Kabupaten Bireuen, Albajili (19) dipercaya untuk memperkuat tim sepak bola PON Aceh yang akan mulai berlaga pada 4 September 2024 mendatang.
Putra kelahiran 12 April 2005 silam itu, menjadi pilihan Mukhlis Rasyid (MR) sebagai center back (CB) di barisan belakang bersama tiga kolega lainnya di tim PON Aceh saat ini.
Sapaan Alba itu, merupakan salah satu pemain termuda di skuad tim PON Aceh tahun 2024, yang mayoritasnya diperkuat oleh para pemain kelahiran 2003. Namun, jika dilihat dari postur tubuh idealnya, Alba merupakan salah satu pemain tertinggi di skuad Mukhlis Rasyid bersama partner tandemnya di posisi bertahan, Mohammad Gazi Al Ghifari dengan tinggi postur tubuh mencapai 180 cm.
Memiliki postur tubuh yang tinggi sebagai pemain bertahan, kehadiran Alba dalam skuad tim PON Aceh nantinya, menjadi nilai plus bagi pelatih, mengingat Aceh akan berhadapan dengan sejumlah tim kuat lainnya, yaitu tim PON Banten, Sulsel, dan Jabar.
Saat diwawancarai Rakyat Aceh, Minggu (25/8) Albajili mengaku sudah sangat siap memperkuat tim PON Aceh yang akan memulai laga perdana pada 4 September mendatang.
“Saya bersama pemain tim PON Aceh lainnya, sekarang sedang fokus latihan di Banda Aceh. Setiap hari, ada dua sesi latihan tim yaitu, pagi dan sore. Sebelum kedatangan coach Rasiman sebagai pelatih kepala, kami fokus latihan fisik bersama pelatih Mukhlis Rasyid dan kolega,” ujar Alba.
Ia mengaku, banyak pelajaran berharga yang dipelajari selama bergabung dengan tim PON Aceh, baik dari segi latihan fisik maupun taktik.
“Berbulan-bulan kami latihan untuk tim PON dengan tujuan dapat mengharumkan nama Aceh nantinya. Semoga target kita mendapatkan medali tercapai,” sebut Alba seraya mengaku sangat siap jika diberikan kesempatan sebagai pemain inti nantinya oleh pelatih.
Menurut informasi yang dihimpun Rakyat Aceh, sebelum dipercaya menjadi satu diantara 24 pemain terbaik yang tergabung dengan tim PON Aceh, Albajili merupakan anak pekerja keras di lapangan. Dirinya sudah bermain sepak bola sejak usia dini, dan menjadi andalan di tim yang diperkuatnya.
Sejak menempuh jenjang pendidikan Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) Gandapura atau sebutan sekarang MIN 8 Bireuen, Alba sudah menjadi andalan sebagai pemain bola di sekolahnya. Bahkan hingga sekarang, namanya masih tercatat di sekolah tersebut karena menurut pengakuan dari kepala sekolah setempat, dulunya Alba pernah mencetak puluhan gol per pertandingan.
Di kala itu, Alba menjadi sorotan sebagai pemain muda berbakat di Kecamatan Gandapura, mengingat salah satu striker mematikan di area gawang lawan. Dengan bakat yang dimilikinya, Abdul Fata selaku ayahanda Albajili, terus menerus mensupport anak cowok satu-satunya itu dalam bermain bola.
Bahkan, di usia Alba masih kecil, Abdul Fata membuat rumah sederhana namun dengan ruang tamu yang lebih besar supaya bisa bermain bola di dalam rumah. Aneh kedengarannya, tapi itu fakta!. Terkadang, ibundanya Fauziah dan juga kakaknya Al-Munadia, menjadi partnernya dalam bermain bola di dalam rumah, sedangkan lemari di rumahnya dijadikan sebagai gawang. Bayangkan saja, berapa lemari yang rusak saat Alba masih kecil.
Beranjak memasuki umur 13 tahun, Alba kemudian menempuh jenjang pendidikan di MTsN Model Gandapura. Di situlah, dirinya mulai mempelajari sepak bola secara baik dan benar. Ia dimasukkan oleh ayahnya ke SSB Putra Krueng Mane.
Di sana, Alba dilatih oleh Samsul Bahri alias Papi, yang merupakan pelatih sepak bola sangat terkenal dengan ketegasannya dalam melatih. Di stadion Krueng Mane lah, Alba dipercaya mengikuti beberapa event besar hingga tingkat nasional, mulai dari Piala Menpora Nasional U-14, Liga Santri Nasional, Piala Soeratin, Piala Kasad Nasional, serta sejumlah event sepak bola usia dini lainnya.
Selama bermain di sejumlah event besar, banyak torehan prestasi di tingkat provinsi, mulai dari Juara Liga Santri di Aceh, hingga jawara Piala Soeratin.
Diketahui, selain bergabung di SSB Putra Krueng Mane, Albajili juga sempat memperkuat sejumlah klub di usianya yang masih sangat muda, seperti klub Posila Lhokseumawe, Persip Pasee U-17, Tim Popda Bireuen, dan terakhir menjadi pilihan utama coach Ridwan Salam di tim Kuala Nanggroe Fc yang berlaga di Liga 3 Indonesia.
Di Kuala Nanggroe Fc, Alba merupakan salah satu pemain muda yang disukai Ridwan Salam. Bahkan, informasi yang diterima Rakyat Aceh, Albajili sempat dibawa oleh coach Ridwan Salam mengikuti seleksi timnas Indonesia U-19 di Medan.
Dari situlah, pemain yang dikenal dengan sifat sopan santunnya yang baik, mulai memberanikan diri bersaing dengan pemain di Provinsi Aceh dalam mengikuti seleksi tim PON.
Diketahui, awal bergabungnya Alba ke tim PON Aceh sungguh sangat rumit, para atlet dari Kabupaten Bireuen yang tergabung dalam Zona 3 bersama Kabupaten Aceh Tengah, Kabupaten Bener Meriah, Kabupaten Gayo Lues, dan Kabupaten Aceh Tenggara, mengikuti seleksi di Takengon.
Saat itu, sejumlah atlet dari Bireuen termasuk Albajili, tak bisa ikut seleksi ke Takengon sehingga terpaksa bergabung bersama atlet lainnya mengikuti seleksi Zona 4 di Langsa. Dari puluhan atlet yang ikut ke Langsa, hanya Albajili yang terpilih masuk 40 besar yang kemudian mengikuti seleksi selanjutnya di Pidie.
Disanalah, Alba bersaing dengan para atlet lainnya, sehingga Mukhlis Rasyid bersama kolega menetapkan 24 pemain yang memperkuat tim PON Aceh, dan salah satunya terdapat nama Albajili.
Anak muda 19 tahun itu, juga dikenal sebagai pemain serba bisa. Alba bisa bermain di berbagai posisi, mulai striker murni, gelandang serang, gelandang bertahan, bek kiri, bek kanan, dan sekarang fokus di pos CB atau posisi bertahan.
Di daerahnya, Alba terasa aneh dengan pos CB, mengingat sejak kecil, dia menjadi andalan timnya untuk membobol gawang lawan dan menjadi penentu kemenangan. Ia dikenal memiliki tendangan keras dan akurat, sehingga kerap sekali dipercaya menjadi penendang bola mati serta eksekutor pinalti.
Bahkan, Alba sering sekali melakukan gol akrobatik tak terduga, semisal melakukan tendangan salto dari luar kotak pinalti, dan belakangan ini, dirinya sempat viral di media sosial dengan tendangan saltonya saat sesi latihan tim PON Aceh.
Di tangan Ridwan Salam, Albajili menjadi salah satu CB terbaik di Provinsi Aceh usia 19 tahun. Kepercayaan yang diberikan Ridwan Salam selama di Kuala Naggroe Fc, dibuktikan dengan baik oleh Albajili dalam menahan gempuran serangan lawan di Liga 3 Indonesia kemarin.
Atas dasar itulah, putra kedua dari Abdul Fata dan Fauziah itu, sekarang dipercaya memperkuat tim PON Aceh di usianya yang baru beranjak 19 tahun, sedangkan teman setimnya, mayoritas berumus 21 tahun. Namun, usia hanya angka bagi remaja Gandapura tersebut.
Layakkah dirinya disandingkan dengan seniornya Gazi Al Ghifari di pos CB tim PON Aceh oleh coach Rasiman dan Mukhlis Rasyid?. Mari sama-sama kita tunggu kiprah kedua pemain belakang terbaik yang berasal dari Bireuen itu. Jika dilihat dari sejumlah uji coba yang sudah dilakoni oleh Tim PON Aceh, Albajili sudah sangat siap dan layak disandingkan dengan Gazi yang merupakan capten tim PON Aceh. (akh)
*Profil Pemain :
Nama : Albajili
Tempat, tanggal lahir : Lingka Kuta, 12 April 2005
Orang tua :
– Ayah : Abdul Fata
– Ibu : Fauziah
Usia : 19 Tahun
Tinggil : 180 Cm
Kaki : Kanan
Posisi : Center Back (CB)
Klub : Kuala Nanggroe Fc