RAKYAT ACEH |LHOKSEUMAWE : Atlet terbang layang Aceh di venue Bandara Malikussaleh, terus memaksimalkan pelatihan kendati harus meminjam pesawat dari kontingen Papua. Target 5 mendali emas harus diraih pada PON XX1 Aceh Sumut.
“Kita target lima mendali emas. Minimal tiga kita dapat,” kata Ketua pelatih terbang layang Aceh, Kresno Wiyoso, menjawab Rakyat Aceh, disela-sela melatih atlet terbang layang.
Menurut dia, walaupun saat ini Aceh, belum memiliki pesawat tanpa mesin (glider-red) target mendali emas harus terpenuhi. “Memang ini even pertama dalam PON ada terbang layang. Ya, di Aceh ini baru ada cabor terbang layang,” ungkap Kresno.
Lebih jauh disebutkan, pihaknya sudah bekerjasama dengan kontingen Papua. Artinya apa ? Kita boleh menggunakan pesawat Papua yang datang membawa 6 unit pesawat dan merekapun silahkan memanfaatkan lokasi pelatihan melalui kerjasama saling menguntungkan.
“Memperoleh mendali tanpa memilik pesawat terbang layang, bukan hambatan. Kita tetap target 5 mendali emas,” ulang Kresno yang diamini atlet andalan terbang layang Ulthary-perempuan asal Aceh Timur, dengan nada mantap.
Dijelaskan lagi, bila atlet PON Aceh mampu memperoleh mendali emas, maka saat itu pak gubernur menjanjikan satu unit pesawat terbang layang buat atlet Aceh.
Secara terpisah, Ulthary mahasiswa jurusan Bahasa Inggris di salah satu perguruan tinggi negeri di Banda Aceh, menyebutkan, selama ini dirinya sudah berlatih di Kali Jati, Subang, Jawa Barat. “Tiga bulan lalu kita sudah berlatih di Subang,” katanya.
Lalu prestasi yang pernah diperoleh sejak menyandang atlet terbang layang, Ulthary menyebutkan mendali perak pada kejurnas di Kali Jati. Tak hanya itu, emas juga pernah diperoleh dalam ajang terbang layang.
Disinggung biaya pelatihan terbang layang, Ulthary mengungkap kalau sekali terbang membutuhkan dana Rp 750 ribu.
Persiapan 80 Persen Ketua Panitia Pelaksana Cabot Terbang Layang, Farid Nazmi menjelaskan persiapan sudah 80 persen. Latihan resmi tanggal 4 September dan pertandingan 6 September hingga 19 September yang akan diikuti 14 kontingen dengan jumlah 62 atlet.
Disingung berapa ketentuan ketinggian pesawat terbang layang, Farid menjelaskan bisa kisaran 1.000 sampai 1.500 kaki.
“Biasanya bila pagi, itu kisaran 1.000 kaki. Siang cuaca berobah dan bisa naik menjadi 1.500 kaki,” ungkapnya.
Lalu, cara nilai landing pad, Farid menyelaskan landing tepat harus digaris tengah. Dan bila mampu berhenti pas pada dual setter mendapat nilai 1.000. (ung)