RAKYAT ACEH | ACEH UTARA- Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) Universitas Malikussaleh Kelompok 59 melatih warga membuat arang briket dari limbah sekam padi di Gampong Pulo Blang Mangat, Kecamatan Syamtalira Bayu, Aceh Utara, Selasa, (21/1/2025).
Latihan itu dipusatkan di halaman Meunasah Gampong setempat, yang diikuti masyarakat dari kalangan pemuda, ibu rumah tangga dan perangkat gampong.
Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan solusi atas masalah limbah pertanian yang melimpah agar menjadi sumber energi alternatif ramah lingkungan dan bernilai ekonomis.
Ketua kelompok 59, Razul Alfan Zikri mengatakan, latihan dan uji coba pembuatan briket ini supaya masyarakat setempat bisa memanfaatkan limbah pertanian yang berlimpah di desa mereka. Tentunya, untuk di olah menjadi sebuah produk briket yang bernilai ekonomis dan bisa di pasarkan hingga penghasilan tambahan masyarakat.
“Briket dari sekam padi ini memiliki potensi sebagai bahan bakar yang murah dan efisien, terutama untuk kebutuhan rumah tangga. Pembuatan briket dari sekam padi sangat berpotensi di desa atau gampong ini, karena sebelumnya kami sudah melakukan observasi dan manyoritas masyarakat masyarakat setempat merupakan petani,”kata Razul.
Menurutnya, selama ini limbah sekam padi dari proses penggilingan padi terabaikan dan dibuang begitu saja. Padahal dengan pemanfaatan yang tepat, sekam padi dapat diolah menjadi briket yang memiliki nilai energi tinggi dan ramah lingkungan.
Razul menyebutkan, proses pembuatan briket sekam padi dimulai dengan pengumpulan sekam padi yang dihasilkan dari industri penggilingan padi. Setelah pengumpulan, sekam tersebut dilakukan proses pengeringan untuk mengurangi kadar air.
“Setelah kita kumpulkan, dekam padi dihancurkan dan dicampur dengan bahan pengikat, berupa tepung kanji atau bahan organik lainnya untuk kita cetak menjadi briket, tentu saja ini tidak hanya mengurangi limbah, tetapi juga memberikan solusi alternatif untuk kebutuhan energi,”ucap Razul, dalam keterangannya kepada Rakyat Aceh.
Ia mengatakan, salah satu keuntungan utama dari briket sekam padi adalah rendahnya emisi karbon yang dihasilkan saat pembakaran.
Berbeda dengan bahan bakar fosil yang menghasilkan sejumlah besar gas rumah kaca, briket sekam padi memiliki potensi untuk mengurangi jejak karbon. Proses pembuatan briket yang ramah lingkungan ini sejalan dengan upaya global untuk mengurangi ketergantungan pada sumber energi yang tidak terbarukan.
Briket sekam padi juga menawarkan efisiensi energi yang baik. Nilai kalor briket ini dapat mencapai 3.500 hingga 4.500 kilokalori per kilogram, menjadikannya sebagai alternatif yang layak untuk bahan bakar konvensional seperti batu bara atau kayu bakar.
Penggunaan briket sekam padi dalam industri dan rumah tangga dapat mengurangi biaya energi, serta menyediakan solusi yang lebih bersih dan berkelanjutan.
“Kami Mahasiswa KKN Kelompok 59 sangat mengharapkan, setelah pelatihan ini masyarakat kita dapat terus berinovasi dan meningkatkan kreativitas dalam mengelola limbah untuk dijadikan sumber energi terbarukan,bernilai ekonomis dan ramah lingkungan,”kata Razul.
Sementara itu, Ketua Pemuda Gampong Pulo Blang Mangat Mulyadi Abbas menyampaikan ucapan terimakasih kepada mahasiswa Unimal atas pelatihan pembuatan briket berbahan dasar limbah sekam padi.
“Saya mewakili pemuda, berterimakasih kepada teman-teman mahasiswa yang telah menghadirkan sebuah gagasan baru di gampong kami. Pembuatan arang dengan sekam padi ini akan kami teruskan untuk menambah penghasilan dan mengurangi limbah,”ucap Mulyadi.
Selain itu, Keuchik Pulo Blang Mangat Munir juga menyambut baik program kerja yang dilakukan oleh mahasiswa KKN Unimal yang telah membuka pandangan, pemikiran warga desa untuk memanfaatkan limbah sekam padi menjadi sesuatu yang lebih berguna, berpenghasilan dan mengurangi limbah pertanian.
“Saya berharap apa yang sudah dilatih dalam program kerja mahasiswa ini dapat berkelanjutan, masyarakat harus mengimplementasikan dengan baik di rumah masing-masing, bila perlu briket dari limbah padi ini di produksi dalam skala besar dan menjadikan Gampong Pulo Blang Mangat sebagai desa percontohan dalam pemanfaatan limbah secara produktif dan berkelanjutan,”pinta Munir. (arm/ra)