RAKYATACEH | BIREUEN – Kisruh antar pengurus lama di Masjid Taqwa Gandapura dengan pengurus yang baru, belum ada titik temu hingga saat ini.
Dugaan penyelewengan dana masjid menjadi persoalan yang dianggap tidak transparan, baik pengurus lama maupun pengurus baru. Kedua kelompok tersebut terus bertikai saling tuduh menuduh.
Informasi yang dihimpun Rakyat Aceh, diantara tuduhan pengurus lama kepada pengurus baru khususnya panitia pembangunan masjid yaitu, melakukan mark up harga barang untuk pembangunan selama setahun ini.
Ironisnya lagi, imum syiek yang dituakan di Masjid Taqwa Gandapura, didesak untuk turun secara tidak hormat oleh pengurus lama, tanpa ada alasan yang pasti.
Begitu juga pengurus baru, menduga bahwa banyak penyelewengan yang dilakukan oleh pengurus lama sejak tahun 2012. Dugaan tersebut dialamatkan karena tidak adanya pembangunan masjid yang signifikan dilakukan. Bahkan, sejumlah bon faktur diduga dibuat fiktif, semisal penyediaan DO semen yang diduga dibuat bon tanpa toko.
Tak hanya itu, pengurus baru juga menduga bahwa aset masjid selama dikelola oleh pengurus lama, tidak transparan, termasuk pengelolaan sejumlah hasil dari tanah waqaf milik masjid, dan juga biaya pembangunan dari pokir dewan.
Muspika Gandapura sudah berupaya melakukan mediasi dengan cara menggelar rapat umum di masjid untuk mencari titik temu hingga beberapa kali. Namun, i’tikad baik Muspika tak diindahkan oleh para peserta rapat yang dihadiri oleh pengurus lama dan baru.
Bahkan, setiap rapat selalu berakhir tanpa hasil, yang ada hanya ribut di dalam masjid dengan saling tuduh menuduh.
Masyarakat dibikin kesal dengan oknum pengurus masjid, baik yang lama maupun yang baru, sehingga meminta pihak aparat hukum untuk turun tangan membantu menyelesaikan persoalan tersebut, supaya tidak ada lagi persoalan yang menyimpang di Masjid Taqwa Gandapura.
Informasi kisruh tersebut diketahui oleh Kepala Kejaksaan Negeri Bireuen, Munawal Hadi SH MH, melalui media dan juga dari informasi masyarakat.
Menyikapi persoalan saling tuduh menuduh tersebut dengan dugaan penyalahgunaan dana Masjid Taqwa Gandapura oleh pengurus yang lama dan baru, Munawal Hadi mengundang kedua belah pihak ke kantor kejaksaan untuk mencari solusi terbaik.
Diketahui, di kantor Kejaksaan Negeri Bireuen, sudah adanya Klinik Pelayanan Hukum Gratis yang diresmikan pada Selasa, 20 Januari 2025 lalu. Salah satu tujuan dibukanya klinik tersebut yaitu, untuk menimalisir terkait banyaknya permasalahan yang terjadi di kalangan masyarakat, terutama mengenai permasalahan hukum.
“Kita akan mencari solusi terbaik untuk persoalan di Masjid Taqwa Gandapura. Saya sendiri yang mengundang Camat Gandapura dan pengurus lama serta yang baru ke kantor, untuk berdiskusi guna memperoleh hasil terbaik,” ujar Munawal Hadi kepada Rakyat Aceh, Minggu (16/2).
Orang nomor satu di kantor Jaksa Bireuen itu juga mengaku bahwa setelah mengundang kedua belah pihak, akhirnya ditemukan akar permasalahan.
“Insyaallah akan ada solusi terbaik, mungkin sebelum Ramadan, sudah damai,” kata Munawal Hadi, sembari mengajak seluruh elemen masyarakat untuk sama-sama membangun Masjid Taqwa Gandapura. (akh)
