BANDA ACEH (RA) – Ustad Abdul Somad, Lc, MA memberi tausiah pada malam peringatan 13 tahun tsunami di kompleks Taman Ratu Safiatuddin, Banda Aceh, Selasa (26/12).Selain Ustad Somad, Habib Novel Alaydrus asal Solo juga akan memberi ceramah.
Ustad Somad tiba di Banda Aceh disambut langsung sejumlah ulama dan pimpinan Dayah Markaz Al Aziziyah, Tu Bulqaini. Ia mengatakan kehadirannya di Aceh akan mengambil pelajaran pada musibah yang terjadi 13 tahun silam.
“Acara bermakna dan bermanfaat, karena mengingatkan kita lagi pada musibah. Maka pahamilah ini sebagai peringatan, bisa ambil nasehat dan pelajaran dari musibah 13 tahun lalu,” katanya.
Terkait dirinya ditolak di Hongkong, Ustad Somad menjelaskan ia ditolak di hongkong dikarenakan pihak Hongkong menilainya sebagai jaringan teroris.
“Dugaan saya mereka melihat saya bagian dari teroris, lainnya hanya Allah yang tahu,” katanya.
Ia juga menceritakan pengalamannya dideportasi Imigrasi Hongkong. “Saya sampai di Hongkong pukul 15.00, keluar dari pintu pesawat, beberapa orang tidak berseragam langsung menghadang, lalu memeriksa membuka dompet dan membuka semua kartu di dompet.
Petugas Imigrasi juga menanyakan mengenai identitas yang bertulisan Arab yang ada dalam dompetnya.
“Saya jelaskan bahwa saya murni pendidik, intelektual muslim, lengkap dengan latar belakang pendidikan saya,” tutur Somad.
Setelah diperiksa lebih-kurang 30 menit, petugas Imigrasi Hongkong menjelaskan, negara mereka tidak dapat menerima Somad tanpa alasan yang jelas.
“Lalu saya pulang dengan mengunakan pesawat yang sama untuk keberangkatan pukul 16.00 ke Jakarta,” katanya.
Kata Habib Novel Alaydrus, ditolaknya Ustad Somad di Hongkong menjadi keuntungan bagi Aceh karena bisa berdakwah di Aceh.
“Jadi emang gue pikirin, dia ditolak di sana. Beliau milik Indonesia, bila beliau disakiti. Berarti mereka telah sakiti umat Islam di Indonesia, ulama ini aset besar bangsa,” katanya. (ibi/mai)