class="post-template-default single single-post postid-130540 single-format-standard wp-custom-logo" >

Menu

Mode Gelap
Pj Keuchik Belum Dicopot, Kisruh Tumpok Teungoh Belum Berakhir Ilmuwan Berhasil Kembangkan Otak Simpanse Tercanggih Ratusan Tenaga Non-ASN Desak Diangkat P3K Penuh Waktu DPR Aceh Segera Panggil BKA PNL dan PGE Sepakat Pengembangan SDM Migas Unggul Pj Wali Kota dan Kapolres Lhokseumawe Ikut Vicon Rakor Ketahanan Pangan 2025

LHOKSEUMAWE · 15 Jan 2025 20:01 WIB ·

Pj Keuchik Belum Dicopot, Kisruh Tumpok Teungoh Belum Berakhir


 Juru bicara Aliansi Penyelamat Tumpok Teungoh (APTT), Jauhari didampingi rekannya Lisna, Muchlis dan Hendra dalam konferensi pers dengan awak media di Sekber Jurnalis di Jibie Kupi Keude Aceh, Kecamatan Banda Sakti, Kota Lhokseumawe, pada Rabu, 15 Januari 2025, menegaskan Pj Keuchik Muzakkir Sy harus segera dicopot dari jabatannya. (Armiadi) Perbesar

Juru bicara Aliansi Penyelamat Tumpok Teungoh (APTT), Jauhari didampingi rekannya Lisna, Muchlis dan Hendra dalam konferensi pers dengan awak media di Sekber Jurnalis di Jibie Kupi Keude Aceh, Kecamatan Banda Sakti, Kota Lhokseumawe, pada Rabu, 15 Januari 2025, menegaskan Pj Keuchik Muzakkir Sy harus segera dicopot dari jabatannya. (Armiadi)

“Pendemo Diteror”

RAKYAT ACEH | LHOKSEUMAWE – Kegaduhan di Gampong Tumpok Teungoh, Kecamatan Banda Sakti, Kota Lhokseumawe, masih terus berlanjut dan belum berakhir akibat Pj Keuchik Muzakkir Sy belum dicopot dari jabatannya. Bahkan, selama tiga bulan lebih menjabat sebagai Pj Keuchik telah menimbulkan kisruh dan kegaduhan di Gampong Tumpok Teungoh

Aksi demo pun telah digelar oleh puluhan warga yang tergabung dalam Aliansi Penyelamat Tumpok Teungoh (APTT), menuntut Pj Keuchik Muzakkir Sy dicopot dari jabatannya, pada Senin, 30 Desember 2024 lalu.

 

Aksi tersebut menjadi viral dimedia massa dan media sosial seperti Tiktok, sehingga menjadi perhatian khusus Pj Wali Kota Lhokseumawe, A.Hanan yang memerintahkan bawahannya untuk mencari solusi.

Namun, sangat disayangkan setelah 15 hari pasca demo warga, posisi Pj keuchik masih bertahan dan belum dicopot dari jabatannya. Walaupun, upaya penyelesaian telah dilakukan oleh Camat Banda Sakti Yuswardi, tapi belum menemukan titik temu.

Jurubicara Aliansi Penyelamat Tumpok Teungoh (APTT), Jauhari didampingi rekannya Lisna, Muchlis dan Hendra dalam konferensi pers dengan awak media di Sekber Jurnalis di Jibie Kupi Keude Aceh, Kecamatan Banda Sakti, Kota Lhokseumawe, pada Rabu, 15 Januari 2025, menegaskan Pj Keuchik Muzakkir Sy harus segera dicopot dari jabatannya.

Menurut dia, adanya kejanggalan dalam proses pelantikan Pj keuchik karena tidak adanya rekomendasi atau usulan dari Tuha Peut yang lama sebagaimana diatur dalam Qanun Aceh Nomor 1 tahun 2015 pasal 44 ayat 1.

Pj Keuchik Muzakkir Sy, setelah dilantik pada tanggal 12 September 2024, dan 18 hari setelah itu Imam Masjid Tgk. Razali Idris mengundurkan diri pada tanggal 1 Oktober 2024.

Kemudian, Pj keuchik menunjuk adik kandungnya sebagai imam masjid pengganti bukan sesuai Perwal Nomor 44 tahun 2015 tentang imam masjid, namun dilakukan secara intervensi.

Pj Keuchik membiarkan bahkan diduga ikut andil dalam membatalkan jadwal khatib sepihak. Dimana hal ini sudah tersusun secara full setahun oleh pengurus masjid yang lama.

Selanjutnya, tidak mengizinkan lagi imam gampong Tgk. Adlan Ali untuk berdiri menjadi imam
shalat dan mengisi kegiatan rutin pembacaan yasin setiap malam Jum’at di masjid tersebut.

Akibat hal tersebut, jamaah masjid semakin berkurang dan bahkan sebahagian sudah ikut berjamaah di masjid lain.

Pj Keuchik menunda-nunda berkenaan pengusulan nama imam masjid. Padahal sebelumnya hasil rapat di Dinas Syariat Islam dan Pendidikan Dayah sudah sangat jelas bahkan Pj Keuchik sendiri yang memberikan pernyataan kepada seluruh kadusnya dari 1 s/d 5 untuk memberikan nama tiap dusunnya paling lama 1 minggu dimulai dari tanggal 16 Desember 2024.

Bukan hanya itu, tepatnya pada 1 November 2024, secara serentak Tuha Peut mengundurkan diri secara tiba-tiba. Lalu, ada apa ini?. Kenapa tokoh gampong mundur semua selama Muzakkir Sy menjadi Pj Keuchik Tumpok Teungoh.

“Kami masyarakat tahu bahwa Tuha Peut peut yang lama tidak sinkron bekerja dengan Pj keuchik ini, karena dia arogan dan bahkan selalu menyebut-nyebut kasta keluarganya yang punya sifat tinggi-tinggi,”terang Jauhari kepada awak media.

Ia mengatakan, setelah Tuha Peut yang lama mundur maka Pj Keuchik melakukan proses perekrutan Tuha Peut yang baru secara tidak transparan. Buktinya tidak ada imbauan kepada masyarakat baik secara diumumkan maupun melalui informasi selebaran-selebaran ditempat keramaian.

“Semuanya dilakukan dengan kelompoknya saja. Pelantikannya pun prosesnya tidak sesuai dengan Permendagri Nomor 110 tahun 2016 tentang Badan Permusyawaratan Desa (BPD),” katanya.

Pendemo Diteror

Sementara itu, usai beberapa hari aksi menuntut pencopotan Pj Keuchik, pendemo mengaku diteror
mendapatkan ancaman.

“Usai kami demo dibilang oleh Pj Keuchik dan Tuha Peut ada kasih uang Rp 100 ribu perorang, tapi kami tidak menerima uang dan murni aksi ini untuk menyelamatkan Tumpok Teungoh dari ketidakadilan,” kata Jauhari.

Salah satunya yang mendapatkan intimidasi yakni Mukhlis, bahwa dia diminta oleh Pj Keuchik dan Ketua Tuha untuk mengaku bahwasanya aksi demo itu dibayar Rp 100 ribu perorang. Namun, apabila tidak mengaku dan jika nantinya benar aksi dibayar ataupun ada yang menyuruhnya maka akan dipenjara selama satu tahun ataupun enam bulan.

“Saya merasa terganggu dan resah karena apa yang ditanyakan oleh Pj Keuchik dan Ketua Tuha Peut terkait ada bayaran Rp 100 ribu perorang dengan berulang kali, baik di rumah maupun di masjid saat rapat. Intinya ini tidak ada bayaran dan murni aksi demo untuk menyelamatkan Tumpok Teungoh,” ucap Muchlis.

Kemudian, Lisna pendemo lain juga mengaku dirinya didatangi Pj Keuchik ke rumah dan meminta untuk tidak dilanjutkan lagi aksi.

Alasannya, tidak baik dan bisa dibawa ke ranah hukum. “Saya bilang bahwa saya bukan ikut-ikutan tapi mungkin karena tidak ada transparan selama Pj Keuchik Muzakkir di Tumpok Teungoh, sehingga masyarakat pun ingin bangun menuntut keadilan. Kalau istilah nasi sudah menjadi bubur, maka kami akan perjuangkan keadilan,”ucap Lisna.

Sementara itu, Pj Keuchik Tumpok Teungoh, Muzakkir Sy, saat dikonfirmasi awak media menyampaikan, tidak ada yang melakukan intimidasi apapun terhadap warga. “Tidak ada yang mengintimidasi, Insya Allah semuanya baik-baik saja,”ucap Muzakkir. (arm/hra)

Artikel ini telah dibaca 103 kali

badge-check

Penulis

Comments are closed.

Baca Lainnya

KPIA Silaturahmi ke Wali Nanggroe Aceh

15 January 2025 - 21:52 WIB

Ketua DPRA Serahkan Berkas Pengesahan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Terpilih ke Wamendagri

15 January 2025 - 18:13 WIB

Ketua KIP Aceh Bertemu Wamendagri

15 January 2025 - 18:07 WIB

PNL dan PGE Sepakat Pengembangan SDM Migas Unggul

15 January 2025 - 10:19 WIB

Pj Wali Kota dan Kapolres Lhokseumawe Ikut Vicon Rakor Ketahanan Pangan 2025

14 January 2025 - 19:31 WIB

Tenaga Non-ASN Pemerintah Aceh Desak Kepastian Pengangkatan sebagai PPPK Penuh Waktu

14 January 2025 - 16:37 WIB

Trending di UTAMA