BANDA ACEH (RA) – Bank Indonesia Provinsi Aceh berkomitmen untuk terus mendukung pencegahan, pemberantasan, penyalahgunaan, dan peredaran gelap narkotika serta prekursor narkotika di Aceh pada khususnya, dan Indonesia pada umumnya.
“Kami menyadari bahwa untuk memajukan perekonomian suatu bangsa, diperlukan Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal, sehat, dan bermental tangguh.
Penyalahgunaan narkoba dapat merusak masa depan SDM bangsa Indonesia dan berpotensi mengganggu daya saing dan kemajuan bangsa,” ujar Kepala Perwakilan BI Provinsi Aceh, Zainal Arifin Lubis saat membuka diskusi antara BI dan Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Aceh, di Kantor BI, Kamis (6/9).
Arifin menyampaikan, kedepannya BI siap berpartisipasi dan mendukung upaya BNNP Aceh, diantaranya melalui edukasi dan sosialisasi, serta program pemberdayaan ekonomi yang selaras dengan program BNNP Aceh seperti alih fungsi lahan narkoba menjadi lahan pertanian.
Sementara itu Kepala BNNP Aceh, Faisal Abdul Naser, dalam kesempatannya menyampaikan, kondisi Aceh yang sudah termasuk kategori darurat narkoba. Hal ini terlihat dari data terakhir di Aceh dimana 2 dari 100 penduduk Aceh merupakan pengguna narkona (1,77%).
Bila hal ini didiamkan, maka bukan tidak mungkin akan bertambah parah, dan pada akhirnya akan merugikan masyarakat Aceh, karena kebanyakan para pengguna narkoba adalah generasi muda yang seharusnya menjadi harapan bangsa.
Selain melakukan pembahasan mengenai upaya pencegahan dan pemberantasan narkotika, dalam pertemuan tersebut juga dilakukan serah terima hibah 1 (satu) unit kendaraan roda 4 milik BI kepada BNNP Aceh, dalam rangka mendukung operasional BNNP Aceh.
Faisal mengharapkan kiranya institusi/lembaga lainnya dapat memberikan dukungan yang optimal terhadap upaya penanggulangan bahaya narkotika di Aceh, sebagaimana yang dilakukan oleh BI.
Kerjasama antara BI dan BNNP Aceh ini merupakan tindaklanjut MoU antara Gubernur BI dengan Kepala BNN tahun 2016, yang menyepakati empat program kerja sama Bank Indonesia dan BNN. (adi/rif)