class="post-template-default single single-post postid-15844 single-format-standard wp-custom-logo" >

Menu

Mode Gelap
13 Toko dan 11 Unit Rumah di Bandar Baru Terbakar MK Tolak Gugatan Pilkada Lhokseumawe, Saatnya Bersatu Untuk Kota Lhokseumawe Terkait Kasus OI, Iwan Fals dan Istri Dicecar dengan 16 Pertanyaan Sidang Mesum Sesama Jenis Pasangan Gay Terancam 100 Kali Cambuk Keuchik Aceh Tuntut Masa Jabatan 8 Tahun

NASIONAL · 21 Nov 2018 10:35 WIB ·

Jubir: 50 Penceramah Berpaham Radikal Sedang Didekati BIN


 Kantor BIN (Dok. Istimewa) Perbesar

Kantor BIN (Dok. Istimewa)

Harianrakyataceh.com – Badan Intelijen Negara (BIN) sedang melakukan pendekatan terhadap 50 penceramah yang dianggap membawa semangat radikalisme. Para penceramah ini merupakan penceramah di 41 masjid dilingkungan pemerintah.

Jurubicara BIN, Wawan Hari Purwanto menjelaskan pendekatan ini untuk mengajak penceramah berubah agar tidak memberikan khotbah radikal yang bertentangan dengan Pancasila.

Menurutnya pendekatan ini adalah upaya dari hati ke hati dan dalam pendekatan, BIN berkoordinasi dengan Kementerian Agama (Kemenag) dan Dewan Masjid Indonesia (DMI).

“Selama ini kita lakukan pendekatan dan dialogis, kita ingin memberikan literasi, ini kan persoalan yang perlu diliterasi dan kesalahpahaman begini bisa terjadi di mana saja. Jadi tetap harus ada upaya dari hati ke hati itu ada perubahan, karena kita perlu menjaga keamanan dan ketertiban,” ujarnya di Jakarta Selatan, Selasa (20/11).

Lebih lanjut Wawan menjelaskan dalam pendekatan kepada penceramah, BIN menerapkan tiga kategori radikal, yakni rendah, sedang, dan tinggi. Setiap katergori memiliki pendekatan yang berbeda.

Ia mencontohkan untuk kategori tinggi, para penceramah menunjukkan sikap simpati terhadap kelompok militan ISIS, kelompok Abu Sayyaf di Marawi, Filipina dan mempengaruhi sikap publik dengan mengutip ayat-ayat perang. Untuk kategori ini dilakukan pendekatan yang lebih tajam dengan tujuan menetralisir keadaan pasca ceramah.

“Kalau yang rendah ya masih dalam kategori yang masih ditolerir nilainya. Kalau sedang sudah mulai mengarah ke kuning, kuning itu perlu disikapi lebih. Tapi yang merah artinya sudah parahlah, ini perlu lebih tajam lagi untuk bagaimana menetralisir keadaan,” ujar Wawan. [nes]

Artikel ini telah dibaca 15 kali

badge-check

Penulis

Comments are closed.

Baca Lainnya

Terkait Kasus OI, Iwan Fals dan Istri Dicecar dengan 16 Pertanyaan

4 February 2025 - 15:01 WIB

Terima Kunjungan PBNU di Istana Merdeka, Presiden Prabowo Bahas Kontribusi NU bagi Kemajuan Bangsa

3 February 2025 - 19:21 WIB

Peringati Isra Mi’raj 1446 H Ribuan Santri Ponpes Darunnajah Gelar Khataman Al Aquran Serentak Se Indonesia Dalam Sehari

27 January 2025 - 16:27 WIB

Jusuf Kalla Komunikasi dengan Hamas Untuk Bangun 10 Masjid di Gaza

26 January 2025 - 07:03 WIB

Fuqaha Turut Berdukacita atas Wafatnya Qari Internasional KH Ahmad Muhajir

24 January 2025 - 21:22 WIB

BUMN Bergerak Dukung Percepatan Makan Bergizi Gratis

22 January 2025 - 16:48 WIB

Trending di NASIONAL