SUBULUSSALAM (RA) – Sedikitnya 1.338 jiwa dari sembilan desa di tiga Kecamatan Kota Subulussalam, menjadi korban banjir yang melanda daerah itu. Banjir kiriman dari Aceh Tenggara ditambah curah hujan begitu tinggi mengakibatkan sungai souraya, meluap hingga ke kawasan pemukiman penduduk.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Subulussalam, Nesal Putra kepada Rakyat Aceh, menjelaskan puncak tingginya debit air diperkirakan mulai Jumat (30/11). Siangnya, banjir mulai menjalar ke kawasan pemukiman warga bahkan sebagian jalan aspal terendam banjir.
“Ada sembilan desa terendam banjir yang mengakibatkan dampak banjir mencapai 1.338 jiwa. Itu data sementara. Saat ini kami masih berada di lapangan untuk melakukan verifikasi korban banjir dan melakukan pemantauan ” kata Nesal Putra, Minggu (2/12).
Tidak ada korban jiwa akibat banjir tersebut. Namun, kata Nesal, karena sebagian lantai rumah panggung warga sudah terendam, warga terpaksa tinggal di plafon rumah masing-masing yang berkontruksi papan.
Bahkan, sebagian warga memilih menginap di rumah sanak famili yang tidak terkena banjir. Ketinggian air pada Jumat malam mencapai setinggi lutut orang dewasa terlebih yang paling dalam berada di Desa Sigrun, Kecamatan Sultan Daulat.
Namun, saat ini air sudah terlihat turun yang tinggal 30 centimeter lagi dari sebelumnya 50 centimeter.
Cuaca masih terlihat mendung dan diperkirakan hujan akan kembali mengguyur daerah itu. Sehingga, dicemaskan air kembali naik. Untuk mengantisipasi, kata Nesal, pihaknya bersama personel TNI, Polri, Dinas Sosial, Tagana dan SAR terus memantau di lapangan.
“Saat ini juga tim kita masih berada di lapangan untuk mengantisipasi ketinggian air. Kemungkinan kalau hujan kembali mengguyur air kembali naik. Semoga hal itu tidak terjadi,” tambah Nesal Putra (lim/mai)