SAKETA (RA) – Kementerian Sosial RI berhasil mendistribusikan bantuan ke tempat-tempat pengungsian di daerah terpencil yang terdampak gempa bumi berkekuatan 7,2 bermagnitudo. Gempa bumi yang mengguncang Kabupaten Halmahera Selatan, Ahad (14/7) lalu menimbulkan kerusakan parah di daerah pesisir pantai karena berdekatan dengan titik gempa.
Mensos Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan hal tersebut membuat masyarakat banyak tidak berani kembali ke rumah dan tempat tinggal mereka yang juga tidak bisa lagi ditempati,maka warga membangun sendiri tempat pengungsian dari bahan yang ada, seperti kayu dan dedaunan untuk atapnya.
Tempat pengungsian sementara yang dibangun seadanya itu jauh dari layak, apalagi tidak ada fasilitas untuk MCK dan mereka kesulitan mendapatkan air bersih serta makanan.
Beberapa hari pascagempa, bantuan mulai terdistribusikan, tapi hanya dalam jumlah kecil karena diangkut dengan sepeda motor. Untuk itu, Kemensos melakukan terobosan menempuh jalur laut menggunakan longboat guna mengangkut bantuan.
Agus Gumiwang Kartasasmita menambahkan sebanyak 1000 paket sembako berhasil didistribusikan tim kemensos bersama taruna siaga bencana (TAGANA) melalui jalur laut dengan menggunakan longboat ke desa Gane Luar dan desa Bisui.
“Longboat berangkat tadi pagi pukul 8 dari desa saketa menuju ke desa-desa di pesisir pantai Halmaheras Selatan sebagai daerah yang paling parang terdampak gempq,”kata Mensos saat meninjau pengungsi di desa Gane Luar, Kecamatan Gane Timur Selatan, hari ini.
Selain mengirimkan bantuan di kedua desa itu, dikatakan mensos tim bantuan kemensos juga berhasil mengirimkan sembako di tempat pengungsian desa Balitata, kecamatan Gane Barat.
“Untuk yang di Balitata diserahkan langsung oleh Dirjen Pemberdayaan Sosial. Disana kita drop 200 paket sembako sesuai jumlah KK yang mengungsi,” tambah Agus.
Selain sembako, tim bantuan kemensos juga menyerahkan bantuan alat kebersihan yang diserahkan kepada dinas sosial Halmahera Selatan.
Jumlah bantuan yang disalurkan Kemensos senilai 1,39 miliar rupiah. Bantuan tersebut terdiri dari bantuan Logistik Tahap 1 sebesar Rp4.965.000, Bantuan Logistik Tahap 2 sebesar Rp145.072.000, Bantuan Logistik Tahap 3 sebesar Rp356.135.490, Bantuan Paket Sembako sebesar Rp300.000.000 untuk 1.200 paket, Bantuan Peralatan Kebersihan senilai 500.000.000 dan santunan Santunan Ahli Waris sebesar
Rp.15.000.000 bagi setiap korban meninggal dunia.
Tercatat sebanyak 3.104 jiwa tersebar di 15 titik pengungsian, yaitu Kantor BPBD Halmahera Selatan, Dinas Pariwisata Kabupaten Halmahera Selatan, Polres Kabupaten Halmahera Selatan, Mesjid Raya, Kantor LP Halsel, SMEA Amasing, Gunung Bobebo dan sisanya berada di lokasi Kec. Gane Barat dan Timur.
Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam Rachmat Koesnadi telah berhasil menyerahkan santunan kepada ahli waris keluarga Aina Amiin (50) dan Wiji Siang (60) di lokasi pengungsian desa gane luar, kecamatan gane timur selatan.
“Pak Irwan Sangaji mohon diterima santuan dari pemerintah sebesar 15 juta rupiah. Semoga ini bisa membantu meringankan beban bapak sekeluarga,” kata Rachmat.
Rachmat mengakui bantuan kepada masyarakat yang berada di lokasi pengungsian membutuhkan waktu karena kurang mendukungnya cuaca dan sulitnya jalan yang dilalui.
“Butuh waktu yang cukup lama untuk bisa sampai di desa-desa yang menjadi area pengungsian. Kurang memadainya jalan yang ada menyebabkan jalur distribusi bantuan menjadi agak terhambat,” kata Rachmat.
Rachmat mengaku harus menggunakan sepeda motor menelusuri bibir pantai selama 5 jam untuk dapat memberikan santunan kepada ahli waris di desa Gane Luar sebagai desa yang terparah akibat gempa.
“Untuk bisa sampai disana kami harus menyusuri pantai sambil beberapa kali harus menggunakan rakit menyeberang sungai karena rusaknya jembatan akibat gempa minggu lalu. Jika terjadi turun hujan kami harus berjibaku menghadapi licinnya jalan karena masih berupa tanah liat,” tambah Rachmat.
Rachmat menambahkan taruna siaga bencana (TAGANA) dan pilar sosial kemensos terus berupaya akan menempuh jalur laut agar bisa menyalurkan bantuan kepada pengungsi di daerah-daerah sulit lainnya. “Jalan yang bisa ditempuh dengan cepat adalah melalui jalur laut dan udara. Nah kita upayakan dengan jalur laut sambil melihat kondisi cuaca,”terang Rachmat.(ra)