BANDA ACEH (RA) – Persiraja Banda Aceh sempat diragukan bisa bermain di rumah sendiri. Namun, kini mereka yakin tidak akan menjadi tim musafir dalam mengarungi Liga 1 2020.
Sebab, manajemen Laskar Rencong bisa tersenyum lega karena renovasi Stadion Harapan Bangsa yang jadi kandang musim depan rampung akhir Januari atau sebelum tim verifikasi dari Liga 1 datang menginspeksi.
Hal tersebut dikatakan Sekretaris Umum Persiraja Rahmat Djailani. Dia menyatakan, sejauh ini renovasi berjalan sangat lancar. Saking yakinnya, dia mempersilakan LIB untuk melihat sendiri perbaikan yang sedang dilakukan.
’’Masalah rumput yang jadi masalah sudah kami benahi. Kami rawat. Sekarang tinggal menunggu jadi saja,’’ ungkapnya.
Masalah lain yang jadi hambatan paling utama adalah penerangan. Rahmat menuturkan, manajemen sudah menambah lux lampu Stadion Harapan Bangsa. ’’Beberapa lampu yang rusak dan mati kami perbaiki serta ganti. Saya yakin sudah sesuai dengan pencahayaan standar dari LIB,’’ katanya.
Rahmat mengakui ada beberapa hal kecil yang memang masih diperbaiki. Misalnya, pengecatan dan penerangan di setiap ruangan stadion hingga harus adanya pendingin udara di dalamnya. ’’Itu cepat selesai. Yang terpenting yang besar-besar dulu. Insya Allah kami main di sini demi masyarakat Aceh,’’ ucapnya.
Sementara itu, tim promosi lainnya, Persik Kediri, Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar menegaskan, Persik harus bermain di Kediri. Di Stadion Brawijaya, Kediri. Dan, Mas Abu –sapaan akrab Abdullah Abu Bakar– sadar betul bahwa Stadion Brawijaya harus dibenahi agar lolos verifikasi untuk Liga 1.
’’Apa yang kurang, maka itu yang akan kami perbaiki. Kami ingin Persik tetap bermain di Kediri,’’ tegasnya ketika berbincang dengan Jawa Pos beberapa waktu lalu. Penegasan tersebut bukan sekadar janji. Tapi, Pemkot Kediri disebut Mas Abu bakal benar-benar melakukan perbaikan.
Dari hasil verifikasi awal PT Liga Indonesia Baru (LIB), Stadion Brawijaya memang harus dibenahi dalam banyak hal. Salah satu yang krusial adalah lampu stadion.
Saat ini pencahayaan stadion yang berada di jantung kota Kediri itu hanya 300 lux. Padahal, standar minimal untuk Liga 1 adalah 800 lux, sedangkan kompetisi AFC minimal 1.200 lux.
Yang juga harus dibenahi adalah bangku pemain cadangan dan rumput stadion. Catatan dari operator kompetisi tersebut kini pun coba diselesaikan Pemkot Kediri. ’’Untuk lampu, kemarin kami sudah mendatangkan pihak Philips. Tahun 2020 akan ada penambahan lampu,’’ terang pengelola Stadion Brawijaya Purwanto.
Dari pengecekan pihak Philips, ada 16 lampu Stadion Brawijaya yang padam. Lampu yang padam tersebut bakal diganti. ’’Nanti, setiap tiang juga ditambah empat lampu. Jadi, selain penggantian, nanti ada total penambahan 16 lampu,’’ papar Purwanto.
Pembenahan yang lainnya juga dilakukan. Pemkot Kediri pun optimistis sebelum Liga 1 musim 2020 bergulir pembenahan rampung. Manajemen Persik juga yakin. ’’Problem utamanya kan hanya lampu dan bangku pemain cadangan. Kami yakin masalah itu selesai dan kami akan berkandang di Brawijaya,’’ kata Manajer Persik Beny Kurniawan.
Waktu dua bulan sebelum kompetisi bergulir disebut Beny sangat cukup untuk pembenahan tersebut. Sebab, pembenahannya tidak sesulit kalau harus merombak total rumput stadion dan membangun tribun baru.
Meski, optimistis, manajemen Persik tetap menyiapkan opsi lain sebagai markas Persik untuk Liga 1 musim 2020.
Opsi itu disiapkan jika ternyata hal buruk terjadi dengan hasil verifikasi Stadion Brawijaya. ’’Sebagai cadangan, kami siapkan Stadion Supriyadi, Blitar. Sebab, stadion tersebut sudah ada lampunya. Lokasinya juga tidak terlalu jauh dari Kediri,’’ ungkap Beny. (JPG/rif)