class="post-template-default single single-post postid-44070 single-format-standard wp-custom-logo" >

Menu

Mode Gelap
BKN Pangkas Anggaran BBM Hingga Daya Listrik Penembakan Massal di Sekolah Orebro Swedia Tewaskan 10 Orang 13 Toko dan 11 Unit Rumah di Bandar Baru Terbakar ISBI Aceh dan Pemkab Aceh Timur Sepakat Kolaborasi Pendidikan Seni Budaya Bersama MK Tolak Gugatan Pilkada Lhokseumawe, Saatnya Bersatu Untuk Kota Lhokseumawe

METROPOLIS · 19 Feb 2021 15:01 WIB ·

Dyah Apresiasi Buku Foto Karya Winta Wahyu Widada


 Ketua TP-PKK Aceh, Dr. Ir. Dyah Erti Idawati, MT menghadiri launching buku foto berjudul “Aceh, Permata di Ujung Sumatera” karya Winta Wahyu Widada , Istri Kapolda Aceh di Museum Tsunami Aceh, Jumat (19/2/2021). FOTO HUMAS PEMERINTAH ACEH Perbesar

Ketua TP-PKK Aceh, Dr. Ir. Dyah Erti Idawati, MT menghadiri launching buku foto berjudul “Aceh, Permata di Ujung Sumatera” karya Winta Wahyu Widada , Istri Kapolda Aceh di Museum Tsunami Aceh, Jumat (19/2/2021). FOTO HUMAS PEMERINTAH ACEH

Harianrakyataceh.com – Ketua Tim Penggerak PKK Aceh Dyah Erti Idawati mengapresiasi serta menyambut baik peluncuran buku foto pertama karya Winta Wahyu Widada yang berjudul “Permata Tersembunyi Di Ujung Sumatera”.

Buku itu merupakan kumpulan foto yang diabadikan oleh tangan dingin Istri dari Kapolda Aceh tersebut, saat melakukan perjalanan keliling Aceh selama satu tahun.

Hal itu disampaikan Dyah saat menghadiri launching buku foto karya Winta Wahyu Widadayang berjudul “Permata Tersembunyi Di Ujung Sumatera”, di Museum Tsunami Aceh, Jum’at (19/2/2021).

“Selamat atas launchingnya buku pertama Buk Winta Wahyu Widada, ini merupakan hasil lukisan yang luar biasa, sebagaimana contohnya tadi kita lihat,” kata Dyah.

Menurut Dyah, bukan perkara mudah menghasilkan karya di tengah isu negatif yang menerpa Aceh, mulai dari kesan seram hingga klaim  tidak aman. Yang kini masih terus membayangi Aceh, dan diperparah dengan kondisi pandemi yang berkepanjang. Namun sosok Winta Wododo melalui karyanya masih berani dan mau mempromosikan Aceh, lewat bidikan lensanya.

“Pasti banyak sekali tantangan yang ditemui dilapangan. Jadi kita apresiasi sekali,  karena saat semua orang pada ketakutan, berfikir negatif tentang Aceh, justru Ibu Winta ini melawan dengan hasil karyanya yang luar biasa,” ujar Dyah.

Oleh sebab itu, melalui karya buku foto  tersebut, Dyah berharap, akan menjadi  ajang promosi bagi Aceh. Sehingga potensi keindahan alam dan pariwisata yang  Aceh miliki bisa diketahui oleh masyarakar Indonesia secara luas.

“Harapannya setelah pandemi usai, nantinya akan banyak yang kepo dengan foto Bu Winta, sehingga wisatawan akan berbondong-bondong datang ke Aceh, untuk melihat sendiri bagaimana keindahan alamnya melalui efek seni fotografi karya beliau,” tutur Dyah.

Sementara itu, Winta Wahyu Widadamengatakan, buku itu kumpulan foto refleksinya saat mengelilingi Aceh selama 1 tahun. Buku itu juga bentuk kecintaannya terhadap Aceh, yang diabadikan dalam bentuk karya seni foto. “Saya ingin memberikan sesuatu untuk masyarakat Aceh sebagai bentuk rasa sayang dan cinta saya terhadap Aceh. Tidak hanya sekedar bunga atau kain diberikan yang kemudian akan hilang. Tapi saya ingin ada sesuatu untuk dikenang dan bermanfaat untuk masyarakat Aceh. Dengan modal kemampuan di bidang fotografi,  saya berfikir dengan itu saya ingin berkontribusi untuk masyarakat Aceh,” kata Winta.

Winta menuturkan, melalui karyanya tersebut, ia ingin memberikan sesuatu gambaran dari sudut pandang yang berbeda terhadap Aceh. Yang bertujuan untuk menepis kesan dan anggapan buruk bahwa Aceh menakutkan dan tidak damai. Justru melalui karya ini, akan menunjukan pada dunia bahwa Aceh menyenangkan, damai, dan alamnya indah, sehingga membuat semua orang penasaran dan ingin datang ke Aceh.

“Membuat orang kepo untuk ingin datang, dari orang yang awalnya takut jadi akan  kepingin datang dan melihat Aceh dan itu akan bermanfaat bagi masyarakat Aceh khususnya dalam pariwisata,” ujarnya.

Namun, untuk mendukung itu semua, ia berpesan, agar masyarakat Aceh lebih sadar dan peduli terhadap lingkungan sekitar, dengan saling menjaga lingkungan hidup, dan ekosistem, dengan tidak membuang sampah sembarangan. Tentunya itu akan berdampak baik bagi  kelangsungan hidup dan alam yang indah di Aceh.

Pertemuan tersebut menerapkan protokol kesehatan yaitu mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak. (ra)

Artikel ini telah dibaca 15 kali

badge-check

Penulis

Comments are closed.

Baca Lainnya

ISBI Aceh dan Pemkab Aceh Timur Sepakat Kolaborasi Pendidikan Seni Budaya Bersama

5 February 2025 - 09:40 WIB

Fakhruddin Terpilih sebagai Ketua MKKS SMP Aceh Besar periode 2025-2028

4 February 2025 - 16:48 WIB

Sidang Mesum Sesama Jenis Pasangan Gay Terancam 100 Kali Cambuk

4 February 2025 - 14:22 WIB

Keuchik Aceh Tuntut Masa Jabatan 8 Tahun

4 February 2025 - 14:17 WIB

Ketua DPRK Aceh Besar Abdul Muchti: Jaga Kondusivitas Untuk Aceh Besar yang Lebih Baik Apresiasi Langkah Taktis Eksekutif Membuat APBK On The Track Kembali

4 February 2025 - 12:13 WIB

Maksimalkan Sertifikasi Halal Produk, LP3H-MA Provinsi Aceh Audiensi dengan Disdikbud Kota Banda Aceh

4 February 2025 - 09:49 WIB

Trending di METROPOLIS