BANDA ACEH (RA) – PT PLN (Persero) Wilayah Aceh dan Universitas Syiah Kuala (Unsyiah), menandatangani nota kesepahaman (MoU) kerjasama penelitian, di auditorium FKIP Unsyiah, Banda Aceh, Senin (30/1).
Kerjasama bidang penelitian, penyelidikan tanah, uji kuat tahan beton gedung kantor dan pusat pembangkit PLN itu, ditandatangani General Manager (GM) PLN Aceh, Bob Saril dan Wakil Rektor IV Unsyiah, Nazamuddin, disaksikan perwakilan Dinas ESDM Aceh, Dedi M Roza, Asisten II Ekonomi dan Pembangunan Pemko Banda Aceh, Iskandar, serta Ketua Jurusan Teknik Elektro Unsyiah, Nasaruddin.
Nazamuddin mengatakan, MoU ini akan berguna untuk banyak bidang, termasuk keterlibatan Unsyiah dalam rekrutmen karyawan PLN di Aceh hingga penelitian di bidang kelistrikan.
“Kita sangat berterimakasih kepada PLN Aceh dengan banyaknya cakupan yang bisa kami lakukan dan menguntungkan kedua pihak,” kata Warek IV ini.
Sementara itu Dedi M Roza mengapresiasi pihak PLN Aceh yang selama ini terus berbenah dalam memperbaiki krisis listrik di Aceh, untuk menjadi lebih baik, dan diharapkan adanya kontinuitas. ESDM Aceh, katanya, berjanji akan berkolaborasi dengan PLN Aceh serta memberikan usulan tentang kelistrikan yang baik, terutama di Banda Aceh.
Sedangkan Ketua Jurusan Teknik Elektro Unsyiah, Nasaruddin mengatakan, adanya kerjasama ini menambah tempat penelitian mahasiswa jurusan elektro. Apalagi kini bidang elektro memiliki sumber daya manusia (SDM) dari luar negeri, baik itu S1 maupun S2.
“Bahkan penelitian yang sedang dikembangkan oleh para dosen, bekerjasama dengan PLN, diharapkan hasil kajian kami bisa digunakan dan dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat luas,” ujarnya.
Diskusi Publik
Selain penandatanganan MoU, dalam kesempatan itu juga digelar diskusi publik yang difasilitasi Ikatan Alumni Teknik Elektro (IKATEKTRO). Diskusi ini bertema ‘Kupas tuntas kelistrikan Aceh’.
Dalam pemaparannya, GM PLN Aceh, Bob Saril membantah berita tentang kenaikan tarif listrik, tetapi hanya penyetopan subsidi untuk rumah tangga berkategori mampu.
Selain itu, PLN Aceh merencanakan pengembangan pembangkit PLTMGU di Arun dengan kapasitas 250 MW pada 2017 ini.
Juga akan ada PLTM Krueng Isep berkapasitas 10 MW, PLTMG Banda Aceh 50 MW tahun 2018, PLTA Peusangan 1 dan 2 dengan 86 MW tahun 2019, dan PLTU Nagan Raya 3 dan 4 berkapasitas 400 MW tahun 2020.
“Investasi kita harapkan harus tumbuh di sini. Perusahaan KKA (Kertas Kraft Aceh) yang dahulunya memproduksi kertas, sekarang memproduksi listrik. Kami ada perjanjian 20 MW energi yang dihasilkan, yang sekarang sudah kami miliki,” ujarnya.
Namun ia mengimbau masyarakat agar jangan hanya menikmati listrik untuk konsumtif saja, tapi juga untuk membangun industri. “Maka dari sekarang berlombalah untuk mencari investor yang bisa menggunakan tenaga listrik,” katanya. (mag-69/ara)
Berikut Bidang Kerjasama antara PLN Aceh dengan Unsyiah:
1. Penelitian dan penyusunan dokumen AMDAL (UKL/UPL) pembangkit di Aceh
2. Soil investigation (penyelidikan tanah) gedung kantor dan pusat pembangkit PLN
3. Uji kuat tahan beton (pondasi mesin) di kantor dan pusat pembangkit di seluruh Aceh
4. Perencanaan pembangunan gedung kantor
5. Pengukuran engine vibration dan levelling
6. Pengembangan energi baru terbarukan (EBT) dan mobil listrik
7. Sosialisasi produk dan program kelistrikan, dan
8. Kerjasama dalam program seleksi calon pegawai PT PLN (Persero)