BANDA ACEH (RA) – Anggota Komisi Hukum dan HAM DPR RI M Nasir Djamil menghadiri peringatan 13 tahun gempa bumi dan tsunami Aceh di Gampong Pande, Kecamatan Kutaraja Kota Banda Aceh, Selasa (26/12). Peringatan 13 Tsunami tersebut diselenggarakan oleh perangkat gampong setempat.
Gampong tersebut merupakan kawasan yang kerusakannya paling parah saat gempa dan tsunami menimpa Aceh 13 tahun silam. Dalam simulasi itu semua lapisan usia dalam masyarakat ikut serta. Bahkan anak-anak terlihat sangat antusias. Sementara itu Pemerintah Aceh, memusatkan peringatan bencana alam itu di kawasan Leupung, Aceh Besar.
Kegiatan simulasi gempa dan tsunami yang difasilitasi oleh instansi pemerintah yang bergerak di kebencanaan, puluhan lembaga swadaya masyarakat dan lembaga charity. Bahkan komunitas wartawan juga ikut hadir .
Dihadapan wartawan dan didampingi aparat gampong, Kapolsek Kutaraja dan unsur TNI serta pemuda, Nasir Djamil mengharapkan agar 13 tahun peringatan gempa dan tsunami ini mampu meningkatkan ketangguhan dalam mengantisipasi datangnya bencana. Karena itu, politisi asal Aceh itu, berharap di tengah masyarakat dan pemerintah harus ada perubahan paradigma. Yang semula tanggap darurat menjadi paradigma mitigasi bencana.
“Perubahan paradigma ini akan menentukan seberapa cepat, tepat dan komprehensifnya pemerintah dan masyarakat dalam merespon bencana”, ujar Nasir Djamil
Dalam kesempatan itu Nasir Djamil juga mengharapkan agar Rancangan Qanun Kebencanaan yang saat ini dibahas di DPR Aceh bisa segera rampung. Memang jika dibandingkan dengan 13 tahun setelah gempa dan tsunami Aceh, kita terlambat merealisasikan qanun tersebut.
Begitupun Nasir Djamil berharap jika qanun itu selesai, maka ada prosedur yang jelas dan terinci bagaimana melakukan pendidikan dan pelatihan kebencanaan. “Mulai dari anak-anak sampai orang tua diharapkan punya pemahaman yang sama bahwa kita harus melahirkan masyarakat yang sadar, peduli dan tangguh terhadap bencana,” demikian ujar Nasir Djamil. (ra)