class="post-template-default single single-post postid-15384 single-format-standard wp-custom-logo" >

Menu

Mode Gelap
BKN Pangkas Anggaran BBM Hingga Daya Listrik Penembakan Massal di Sekolah Orebro Swedia Tewaskan 10 Orang 13 Toko dan 11 Unit Rumah di Bandar Baru Terbakar ISBI Aceh dan Pemkab Aceh Timur Sepakat Kolaborasi Pendidikan Seni Budaya Bersama MK Tolak Gugatan Pilkada Lhokseumawe, Saatnya Bersatu Untuk Kota Lhokseumawe

Uncategorized · 2 Nov 2018 07:45 WIB ·

Aceh Surplus 306,07 Ribu Ton Beras


 Aceh Surplus 306,07 Ribu Ton Beras Perbesar

 

“Jika produksi padi dikonversikan menjadi beras dengan menggunakan angka konversi GKG ke beras tahun 2018, maka produksi  padi tersebut setara dengan 973 ribu ton beras. Dengan ini kita juga memperkirakan Aceh akan surplus 306,07 ton beras,”

 

BANDA ACEH (RA) – Hingga akhir 2018 nanti, Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh memperkirakan, provinsi paling barat Indonesia ini  akan surplus 306,07 ton beras.

Hal ini diungkapkan Kabid Statistik Produksi BPS Aceh Irnanto, Kamis (1/11).

Dijelaskannya, luas panen padi Provinsi Aceh periode Januari-September 2018 sebesar 242,4 ribu hektar. Memperhitungkan potensi sampai akhir tahun ini, maka luas panen tahun 2018 adalah 297,3 hektar.

Dikakatannya, Produksi padi di Aceh periode Januari-September 2018 sebesar 1,38 ton Gabah Kering Giling (GKG). Berdasarkan produksi  sampai Desember 2018, maka diperkirakan total produksi padi tahun 2018 sebesar 1,78 ton GKG.

“Jika produksi padi dikonversikan menjadi beras dengan menggunakan angka konversi GKG ke beras tahun 2018, maka produksi  padi tersebut setara dengan 973 ribu ton beras. Dengan ini kita juga memperkirakan Aceh akan surplus 306,07 ton beras,” kata Irnanto.

Data statistik ini merupakan perbaikan metodologi perhitungan data produksi beras dengan metode kerangka sampel area (KSA).

“Metode ini baru diterapkan BPS pada 2018 ini di seluruh provinsi Indonesia,” ungkapnya lagi.

Dijelaskannya, penerapan metode KSA berawal permasalahan tudingan ketidakakuratan data produksi padi yang diungkapkan oleh banyak pihak. Bahkan sempat ada selisih jumlah data antara Bulog dengan Kementerian.

BPS kemudian bekerjasama dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Kementerian ATR/BPN, Badan Informasi dan Geospasial (BIG) dan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), berupaya memperbaiki metodelogi dengan menerapkan KSA.

“KSA merupakan metodologi perhitungan luas panen, khususnya tanaman padi dengan memanfaatkan teknologi citra satelit yang berasal dari BIG dan peta lahan baku sawah dari Kementerian ATR/BPN,” terangnya.

Berdasarkan penerapan metodologi KSA yang mulai dilaksanakan Januari, BPS Aceh mengetahui produksi tertinggi GKH terjadi di Bulan Marer yaitu sebesar 338 ribu ton. Sementara produksi GKG terendah terjadi di bulan Juni yaitu sebesar 38,9 ribu ton.

Diketahui juga, tiga kabupaten tertinggi dengan produksi GKG ada di Kabupaten Aceh Utara (367,9 ribu ton), Pidie (251 ribu ton) dan Aceh Timur sebanyak 170 ribu ton GKG. (min/mai)

Artikel ini telah dibaca 4 kali

badge-check

Penulis

Comments are closed.

Baca Lainnya

Presiden Prabowo dan Menkes Budi Bahas Program Cek Kesehatan Gratis, Mulai Berjalan 10 Februari

5 February 2025 - 17:01 WIB

BKN Pangkas Anggaran BBM Hingga Daya Listrik

5 February 2025 - 15:25 WIB

Akomodir Rapat Yayasan MIM Langsa yang Diduga Langgar Anggaran Dasar, Notaris di Aceh Besar Dilaporkan ke MPD

5 February 2025 - 07:11 WIB

Bertemu Mendagri, Pj Gubernur Aceh dan Ketua DPR Aceh Bahas Pelantikan Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh Terpilih

4 February 2025 - 21:30 WIB

Jelang Ramadan, Presiden Prabowo Pastikan Stok Pangan Nasional Aman

4 February 2025 - 15:44 WIB

Terkait Kasus OI, Iwan Fals dan Istri Dicecar dengan 16 Pertanyaan

4 February 2025 - 15:01 WIB

Trending di NASIONAL