Harianrakyataceh.com – Langkah Australia mengakui Yerusalem Barat sebagai ibukota Israel merupakan tindakan yang tidak bertanggungjawab.
Begitu kata pejabat senior Palestina, Saeb Erekat. Dalam sebuah pernyataan dia mengatakan, keputusan Australia untuk membuka kantor perdagangan di kota itu melanggar resolusi PBB.
“Sejak awal, kami telah merasakan keputusan pemerintah Australia untuk mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel sebagai salah satu tempat politik domestik yang picik,” katanya dalam sebuah pernyataan (Sabtu, 25/12).
“(Australia) mengarahkan kebijakan yang tidak bertanggung jawab yang bertentangan dengan perdamaian dan keamanan dunia,” tambahnya.
Dia menggarisbawahi, masalah Yeruselam yang sama-sama diklaim oleh Israel dan Palestina merupakan titik negosiasi perdamaian kedua negara.
“Yerusalem tetap menjadi masalah status final untuk negosiasi, sementara Jerusalem timur, di bawah hukum internasional, merupakan bagian integral dari wilayah Palestina yang diduduki,” tambahnya seperti dimuat Al Jazeera. [mel]