JAKARTA (RA) – Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar alias Cak Imin melakukan pertemuan tertutup dengan Wakil Presiden terpilih Ma’ruf Amin. Usai pertemuan, kepada media Cak Imin membocorkan pokok pembicaraan.
“Ya, pastilah (soal kabinet). Tapi, enggak spesifik. Karena nanti ada forumnya,” ujar Cak Imin di kediaman Ma’ruf Amin di Jalan Situbondo, Jakarta, Jumat (5/7).
Selain soal kabinet, pertemuan juga membahas berbagai hal mulai dari kesejahteraan hingga pendidikan. Wakil Ketua MPR ini menambahkan, dalam pertemuan tersebut ia juga mengundang Ma’ruf Amin untuk menghadiri harlah PKB pada 23 Juli mendatang.
“Selajutnya yang dibahas tentu gairah keIslaman yang muncul di Indonesia. Kiai Ma’ruf kami harapkan masih tetap memegang legitimasi untuk mendorong gerakan Islam, supaya terorganisasi, supaya menyukseskan pembangunan pemerintah,” katanya.
Selain itu, Cak Imin juga meminta restu dari Ma’ruf Amin mengenai ketertarikannya menjadi Ketua MPR periode 2019-2024. Cak Imin berharap Ma’ruf Amin bisa membantunya untuk mendapatkan posisi Ketua MPR.
”Ya, amin, mohon doa restunya agar sukses dalam lobi-lobi pimpinan MPR nanti,” jelasnya.
Menurut Cak Imin, gairah Islam harus tetap terjaga. Untuk itu, dia berharap kader Nahdlatul Ulama (NU) bisa menempati posisi Ketua MPR yang punya banyak peran dalam penguatan empat pilar kebangsaan. “Gairah Islam itu harus dijembatani melalui penguatan empat pilar kebangsaan dan NU punya modal itu,” ungkapnya.
Terpisah, Ma’ruf Amin mengatakan, permintaan Cak Imin menjadi Ketua MPR mesti dibahas bersama Presiden Joko Widodo (Jokowi). Namun, dia pribadi mengaku mendukung orang yang ia kenal menjadi Ketua MPR.
”Ya, kami nanti bicarakan lah, dengan Presiden, dengan partai koalisi. Ya, tentu bagi orang yang dekat dengan saya, saya dukung jadi Ketua MPR,” ungkap Ma’ruf.
Sementara itu, mengenai permintaan 10 kursi menteri dari PKB, Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (nonaktif) ini menuturkan belum ada pembasan dengan Presiden Jokowi secara spesifik. “Belum dibahas,” pungkas Ma’ruf.
Editor : Estu Suryowati
Reporter : Gunawan Wibisono