Harianrakyataceh.com – Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam), Wiranto mengatakan situasi di Papua Barat sudah kondusif. Laporan yang diterimanya dari Polda Papua Barat dan Kodam XVIII/Kasuari bahwa hari ini ada rencana gerakan massa. Namun, belum bisa dipastikan demo jadi digelar atau tidak.
“Saya komunikasi dengan Pangdam dan Kapolda, Papua Barat kondusif, Sorong, Manokwari, Fakfak. Walaupun, memang ada rencana demo mudah-mudahan tidak jadi,” ujar Wiranto dalam konferensi pers di kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Jumat (30/8).
Sementara itu untuk situasi Papua masih berlangsung negosiasi dengan massa. Komunikasi dengan para tokoh masyarakat masih dilakukan. Diharapkan kondisi Papua bisa segera mereda dan tak ada lagi terjadi aksi anarkis dengan perusakan fasilitas publik.
Di sisi lain, Wiranto menegaskan, adanya penambahan pasukan pengamanan ke Papua bukan untuk melawan rakyat. Melainkan untuk mengamankan objek vital yang dirusak oleh massa perusuh. “Mari kita dorong, kita doakan keadaan panas bisa tenang untuk membincangkan masa depan Papua kedepan,” imbuhnya.
Oleh karena itu, mantan Panglima TNI itu meminta kepada masyarakat di Papua agar tidak lagi bersikap anarkis, merusakan fasilitas-fasilitas publik. Apalagi sampai terjadi pembunuhan kepada aparat kemanan.
“Pembangunan kan mahal dari uang rakyat, bangunnya susah, bakarnya cepet, yang rugi siapa? Rakyat. Seperti Telkom dibakar itu terputus 36 BTS akhirnya lumpuh, SMS lumpuh, WA lumpuh, telepon lumpuh. Diisukan pemerintah yang motong, kita tidak menghabiskan seperti itu,” pungkas Wiranto.
Sebelumnya, intimidasi yang dialami mahasiswa Papua di Malang, dan Surabaya, Jawa Timur berbuntut panjang. Senin (19/8) pagi kerusuhan pecah di Manokwari, Papua Barat dan beberapa titik lain. Sejumlah elemen masyarakat menggelar demontrasi di sejumlah titik. Terakhir kontak senjata terjadi antara petugas keamanan dengan kelompok perusuh dari Paniai di depan kantor Bupati Deiyai, Rabu (28/8). Akibatnya 1 orang anggota TNI tewas dan 5 aparat lainnya terkena panah.
Editor : Bintang Pradewo
Reporter : Sabik Aji Taufan