class="post-template-default single single-post postid-26579 single-format-standard wp-custom-logo" >

Menu

Mode Gelap
BKN Pangkas Anggaran BBM Hingga Daya Listrik Penembakan Massal di Sekolah Orebro Swedia Tewaskan 10 Orang 13 Toko dan 11 Unit Rumah di Bandar Baru Terbakar ISBI Aceh dan Pemkab Aceh Timur Sepakat Kolaborasi Pendidikan Seni Budaya Bersama MK Tolak Gugatan Pilkada Lhokseumawe, Saatnya Bersatu Untuk Kota Lhokseumawe

INTERNASIONAL · 2 Mar 2020 09:48 WIB ·

Cegah Virus Korona, Tiongkok Wacanakan Larang Konsumsi Daging Anjing


 Ilustrasi: Anjing. Tiongkok, terutama Kota Shenzhen, bakal mengeluarkan larangan mengkonsumsi daging anjing dan kucing (Johannes Eisele/AFP) Perbesar

Ilustrasi: Anjing. Tiongkok, terutama Kota Shenzhen, bakal mengeluarkan larangan mengkonsumsi daging anjing dan kucing (Johannes Eisele/AFP)

Harianrakyataceh.com – Shenzhen melangkah cepat. Kota di Provinsi Guangdong itu kini membuat rancangan aturan yang melarang konsumsi anjing dan kucing. Senin (24/2) lalu, pemerintah pusat membuat kebijakan larangan memakan hewan liar untuk mencegah penyebaran virus Covid-19 dan sejenisnya. Tetapi, aturan hukum yang membahas hal tersebut mungkin baru selesai beberapa bulan ke depan. Besar kemungkinan Shenzhen menerapkan lebih dulu sebelum kebijakan berlaku secara nasional.

Kebijakan lokal di Shenzhen itu kini sampai di tahap pemberian masukan dari masyarakat. Tahap itu akan berlangsung hingga 5 Maret. Tidak ditentukan batas akhir penyelesaian draf tersebut. The Guardian mengungkapkan bahwa pemerintah bakal menjatuhkan denda CNY 20 ribu hingga CNY 200 ribu (Rp 40,9 juta sampai Rp 409,8 juta) jika ada restoran yang menyajikan hewan-hewan yang masuk kategori terlarang.

Jika kebijakan tersebut diterapkan, binatang liar lain yang berpotensi menularkan penyakit mungkin juga akan dimasukkan. Misalnya, kura-kura, ular, burung, dan serangga. Pemerintah Shenzhen tidak secara terang-terangan menyatakan bahwa kebijakan tersebut dibuat demi mencegah penularan Covid-19. Tetapi, itu merupakan bentuk hubungan khusus antara manusia dan hewan peliharaan.

”Shenzhen mungkin bisa melakukannya karena merupakan kota yang progresif dalam banyak hal,” ujar Deborah Cao, profesor di Griffith University, Australia, sekaligus pakar perlindungan binatang di Tiongkok.

Daging anjing dan kucing sudah biasa dikonsumsi di Shenzhen dan beberapa kota lainnya di Tiongkok. Di Negeri Panda itu bahkan ada festival daging anjing yang digelar tahunan. Diperkirakan, 10–20 juta anjing dibunuh setiap tahun untuk dimakan.

Meski terlihat tinggi, sejatinya konsumsi daging anjing dan kucing sudah mulai berkurang. Generasi yang lebih muda tidak mau lagi memakan daging dua binatang tersebut karena menganggap mereka sebagai peliharaan. Taiwan pun melarang konsumsi anjing dan kucing sejak 2017.

Editor : Edy Pramana

Reporter : (sha/c20/dos)

Artikel ini telah dibaca 12 kali

badge-check

Penulis

Comments are closed.

Baca Lainnya

Penembakan Massal di Sekolah Orebro Swedia Tewaskan 10 Orang

5 February 2025 - 14:55 WIB

Pesawat Ambulan AS jatuh di Philadelphia, Tidak Ada Korban Selamat

2 February 2025 - 07:02 WIB

Hamas Bahas Pembentukan Pemerintahan Persatuan Nasional Gaza

30 January 2025 - 15:17 WIB

Qatar: Solusi dua negara satu-satunya jalan menjamin hak Palestina

29 January 2025 - 06:48 WIB

Donald Trump Benarkan Sekitar 907 KG Bom MK-84 Dalam Perjalanan Ke Israel

27 January 2025 - 15:15 WIB

Lebih Dari Seribu Truk Bantuan Sudah Dikirim ke Gaza Sejak Perlintasan Rafah Dibuka

23 January 2025 - 17:08 WIB

Trending di INTERNASIONAL