JAKARTA (RA) – Wabah Covid-19 dari China berdampak ke seluruh dunia. Sebagian besar bahan baku atau kebutuhan dunia berasal dari negeri Tirai Bambu ini. Selama dua bulan sejak virus corona berasal dari Kota Wuhan Provinsi Hubei China menyebabkan terjadi penurunan aktivitas di pelabuhan dan transportasi darat, laut dan bandar udara.
“Tidak bisa dibantah lagi, dampak corona ke dunia dan Indonesia ini sangat besar. Beberapa negara yang mengimpor product consumer goods seperti tisu dari China, sekarang kekurangan stok di pasaran dan tidak bisa diganti/substitusi dalam waktu cepat oleh negara lain,” kata CEO Trans Continent Ismail Rasyid, Sabtu (7/3/2020) di Jakarta.
Ismail Rasyid menuturkan dengan terisolasinya China, keterbatasan keluar dan masuk orang maka kegiatan airline, bandara dan turunannya turun drastis. Begitu juga mobilisasi orang dan barang antar daerah dalam negeri juga dibatasi. Akibatnya, proses produksi stop atau menurun yang berimbas terhadap aktivitas ekonomi secara lokal, domestik, regional, dan global.
“Aktivitas tenaga kerja dan pabrik berhenti sementara karena kebijakan pemerintah yang berpengaruh ke proses produksi, transportasi lokal, kegiatan pelabuhan dan penundaan pengiriman, memberikan multiplier efek ke seluruh sektor perekonomian secara lebih luas. Dalam aspek agama, Arab menghentikan pengiriman jamaah umrah,” ungkap Ismail Rasyid yang bergelut di sektor pengiriman alat-alat berat transportasi pertambangan, zat kimia, dan lain-lain.
CEO Trans Continent menjelaskan, virus corona lebih besar dampaknya daripada krisis 2008. Sebagai pengusaha nasional, dirinya merasakan dampak krisis 2008. Dampak CoVid-2019 lebih dahsyat dibandingkan krisis 2008. Dampak krisis 2008 menyerang lembaga keuangan atau korporasi dan Indonesia bisa melewati krisis dengan selamat. Hanya sektor keuangan yang terguncang dalam badai krisis 2008.
“Dampak corona memukul semua sektor, memengaruhi psikologis dan kesehatan manusia. Pelaku bisnis takut terbang ke negara tertentu. Kapal keluar-masuk menurun, distribusi barang di pelabuhan anjlok, bandara udara relatif sepi, sektor riil dan manufaktur terganggu. Investasi terhambat. Krisis 2008 ada PHK dan virus corona juga ada PHK dan pekerja diserang corona. Kita berharap wabah ini cepat diantasipasi,” pungkas Ismail Rasyid. (ra)