JAKARTA (RA) – Opsi pembayaran gaji saat rehat kompetisi musim 2020 ini memang tengah menjadi bahasan utama para pelatih. Namun, bahasan itu bukan satu-satunya. Mereka juga membahas gaji para koleganya yang tertunggak musim lalu.
Para pelatih yang gajinya tertunggak merupakan juru taktik di tim-tim yang kini dituntut puluhan pemain untuk segera melunasi gajinya. Hingga kini, masih ada empat kesebelasan yang menunggak gaji. Empat tim tersebut kini sama-sama berkecimpung di Liga 2.
Keempatnya adalah Kalteng Putra, PSMS Medan, PSPS Pekanbaru, dan Mitra Kukar.
’’Poin penting yang juga akan kami bawa ke PSSI dan PT LIB (Liga Indonesia Baru) adalah tunggakan gaji yang dialami teman-teman pelatih,’’ kata Ketua Asosiasi Pelatih Sepak Bola Seluruh Indonesia (APSSI) Yeyen Tumena.
APSSI akan meminta PSSI dan LIB mendesak klub-klub yang masih menunggak gaji untuk segera menunaikan kewajibannya. Soal jalan yang ditempuh, para pelatih menyerahkan ke otoritas sepak bola nasional dan operator kompetisi.
Desakan APSSI itu sekaligus pengingat kepada PSSI, LIB, dan klub agar tidak ada lagi kasus serupa di kemudian hari.
’’Yang terpenting, klub-klub itu bersepakat untuk melunasi kewajibannya dan hasil akhirnya mereka benar-benar membayar gaji yang ditunggak tersebut,’’ ucap Yeyen.
Jika klub-klub yang bermasalah tersebut sudah sepakat, itu sudah menjadi bentuk pengakuan dosa mereka. Kalau sudah ada pengakuan dosa, publik menjadi tahu bahwa mereka benar-benar telah melakukan kesalahan.
Dengan begitu, klub-klub bakal malu kalau tidak segera melunasinya. Sebab, klub-klub tersebut sudah menggunakan jasa dan tenaga para pelatih. Karena itu, mereka tidak seharusnya abai dengan kewajibannya.
’’Terkait bagaimana mekanisme pembayarannya, itu bisa dibicarakan nanti. Kalau bisa secepatnya tentu lebih baik. Tapi, yang penting mereka sepakat dulu untuk membayarnya,’’ jelas Yeyen. (JPG/rif)