SUBULUSSALAM (RA) – Mendadak ratusan ribu ikan tawar di sungai Longkib mendadak mabuk massal bahkan sebagian mati. Akibatnya, warga yang tinggal di Desa Longkib, Kecamatan Longkib, Kota Subulussalam turun ke sungai untuk menangkap ikan yang mabuk sempoyongan, Selasa (16/6).
Ahmad, salah seorang warga setempat yang turut mengambil ikan di sungai mengatakan ia baru mengetahui ikan mabuk massal sekitar pukul 11.00 WIB dari tetangganya.
Bahkan, Ahmad mengaku mampu mengumpulkan ikan sampai 2 karung dengan waktu sekejap. Nangkapnya sangat mudah karena ikannya mabuk sempoyongan,” kata Ahmad.
Menurut Ahmad, kejadian ini belum pernah terjadi sebelumnya sehingga warga merasa heran banyaknya ikan mati dan mabuk massal mendadak. Ahmad mengaku mendapat informasi dari warga termasuk lambat sehingga ikan yang ia tangkap tinggal yang kecil.
“Kalau yang pertama ikannya besar dan mudah menangkapnya. Cuma menggunakan alat seadanya saja sudah bisa ditangkap,” ungkap Ahmad.
Sejauh ini kata Ahmad, ia mengaku belum mengetahui secara pasti penyebab mati dan mabuknya ikan tersebut. Namun, di hulu sungai ada sebuah pabrik kelapa sawit yang tengah beroperasi. “Kalau penyebabnya saya tak tahu. Di hulu ada PKS dan itu belum bisa kita pastikan apakah itu penyebabnya,” sebutnya.
Ketua DPRK ke Lapangan
Ramainya diperbincangkan banyaknya ikan mati dan mabuk di sungai yang bermuara ke sungai Souraya itu membuat sejumlah anggota DPRK Subulussalam langsung turun ke lapangan.
Tim yang dipimpin langsung Ketua DPRK Subulussalam, Fadly Pranata Bintang, juga menurunkan dari Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan setempat untuk mengecek dan mengambil sampel air sungai di sana.
Selain air sungai, tim Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan juga mengambil air limbah di beberapa titik di perusahaan pabrik kelapa sawit milik PT Bumi Daya Agrotamas yang berada di hulu sungai.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kota Subulussalam, Abdul Rahman Ali mengatakan, pihaknya belum bisa memastikan penyebab mati dan mabuk massal ikan di sungai Longkib. Namun demikian, Ali mengatakan pihaknya sudah mengambil sampel air di beberapa titik untuk di uji laboratorium agar bisa memberikan kepastian.
“Belum bisa kami pastikan penyebab mati dan mabuknya ikan di sungai Longkib sebelum di uji ke laboratorium. Yang jelas akan kita uji sampel agar bisa memastikan apa penyebabnya,” kata Ali.
Manager PT BDA, Jafar Silalahi, saat ditanyai di lokasi membantah bahwa ikan mati dan mabuknya di sungai Longkib dari limbah perusahaan yang ia pimpin. Menurut Jafar Silalahi, tidak ada kolam limbah di perusahaan tersebut jebol atau bocor dan dibuktikan saat di cek pihak Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan serta Ketua DPRK Subulussalam saat turun ke lapangan.
“Tidak ada limbah kami yang jebol atau bocor. Seperti disaksikan bersama beberapa kolam yang kami tunjukkan tidak ada bukti kolam limbah jebol atau bocor,” bantah Jafar Silalahi.
Namun, beberapa jam setelah pihak Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan serta anggota dewan beranjak pergi, beberapa warga menemukan kolam limbah 3 dari 9 terlihat meluap dan mengalir ke bawah.
Sementara, di bawah kolam ada terlihat anak kali yang diduga kuat mengalirnya limbah yang meluap tersebut. Saat di cek ke lapangan, dipinggir kolam limbah 3 itu ditemukan tanah timbun yang disinyalir baru dikerjakan untuk menahan luapan limbah tidak mengalir ke bawah.
Kepala Desa Longkib, Rajuddin mengatakan pihaknya baru menemukan setelah beberapa jam pihak anggota DPRK pulang dari pabrik. Menurut Rajuddin, ditemukannya lokasi yang mencurigakan itu setelah pihaknya melihat tumpukan tanah yang baru di pinggir kolam limbah.
Merasa penasaran, dia bersama warga langsung menuju lokasi limbah dan menemukan ada luapan air limbah ke bawah. Sedangkan tanah timbunan tersebut untuk menahan luapan limbah.
“Kuat dugaan mati dan mabuknya ikan di sungai Longkib akibat limbah yang mengalir ke sungai. Sebab, baru kami temukan ada tumpahan limbah yang masih basah di pinggir kolam 3,” ungkap Rajuddin. (lim/bai)