class="wp-singular post-template-default single single-post postid-35759 single-format-standard wp-custom-logo wp-theme-kobaran" >

Menu

Mode Gelap
Bupati M. Nasrun Mikaris: Dampak MBG, Persatu Bulan Peredaran Uang Bisa Mencapai Rp5 Miliar di Simeulue Polres Bener Meriah Bekuk Dua Pelaku Curanmor MTsN 1 Banda Aceh Raih Juara Umum Event GENSA SMPN 1 Banda Aceh. Warga Tumpok Teungoh Ramai-ramai Bergotong Royong  Aston Villa bungkam Newcastle United 4-1

OPINI · 14 Sep 2020 11:35 WIB ·

Covid-19 Ujian Global Akibat Prilaku Umat


 Covid-19 Ujian Global Akibat Prilaku Umat Perbesar

Oleh: Dr. Zainuddin, SE., M. Si.*

TERKADANG manusia lebih dominan emosi keangkuhan dan ria dari pada rasionalitasnya sebagai hamba. Hal itu banyak terjadi disetiap ummat terdahulu hingga ummat sekarang ini, nah sekarang kita coba meraba keprilakuan umma akhir zaman dengan kacamata relegiulitas yang dipahami sepanjang tidak melanggar hukum syarii itu sendiri. karena nilai religi itu sendiri sebenarnya melekat erat pada diri manusia yang ber Tuhan apalagi bagi muslimin yang sangat kongkrit memiliki nilai-nilai religi itu dengan ditandai oleh tindakan bersyahadat dan terus dulang-ulang dalam mengerjakan ibadah wajib berupa shalat setiap harinya diucapakan sebanyak dua kali dalam setiap waktu shalat minus subuh hanya sekali, maka sehari semalam dalam shalat wajib saja diucapkan sebanya sembilan kali.

Bila sebelum ada covid-19 terasa banyak individu, baik di Aceh maupun di luar aceh dan bahkan diluar negeri banyak manusia merasakan betapa bahagianya mereka dengan kemampuannya seraya mengabaikan hukum Allah dalam kesehariannya. Banyak insane yang larut dari nikamat riba, betapa happy meraka dengan kepemilikan yang bersumber dari unsur riba baik kepemilikan property, mobil, dan lainya. Padahal sudah sangat jelas bagi muslimin amat dilarang mengkonsumsi riba, karena di dunia pun tak diterima ibadah jika konsumsinya itu haram. palagi misalnya property yang didapat dari unsure riba jelaslah itu semua penghuninya sebenarnya dalam keadaan merugi. Begitu masifnya transaksi-transaksi yang dilakukan oleh ummat, baik itu muslimin maupun non sangat dekat dengan riba maka tak heran jika prilakunya sama semua, dimana yang muslimin hampir tidak ada beda cara bertingkah dalam kesehariannya seperti banyak muslimin tidak menjawab azan, tidak segera meninggalkan café-café untuk segera shalat tepat waktu, banyak harta tapi aurat tidak tertutupi dan lain sebagainya, dan itu semua kaibat nafkahnya tidak sesuai dengan syarii.

Begitu juga banyak ummat yang larut dalam pesta-pesta yang sangat dilarang oleh hukum Allah, semisal ada pesta dugem, tari eksotis, dan bahkan banyak diantara kita lebih utama kybord tunggal dengan joget ria dibandingkan dengan memenuhi panggilan azan, banyak diantara kita lebih hafal pemain bola dan artis dibandingkan nama Nabi dan Rasul serta nama-nama Malikat, dan banya juga diantara kita yang tidak bisa mengahfal sifat-sifat Allah dan Rasululllah dan lain sebagainya.  Ini barus sedikit yang disampaikan betapa manusia larut dalam kegembiran ria hingga lupa mengingat Allah itu sendiri,  dalam konsep tauhid sebenarnya ketika manusia larut dalam kesenangan berlebihan yang membuatnya lupa akan Allah termasuk murtad dan harus disyahadtkan kembali agar bisa sebagai muslimin lagi.

Berdasarkan dua uraian contoh betapa jauhnya ummat dari hukum Allah, maka kemudian manusia sudah merasa sangat bahagia dengan ekmampuan diri sendiri dan tanpa peduli lagi kepada Allah sebagai maha pencipta dan maha kuasa. Juga manusia usdah sangat  takabur dengan kemampuan tekonologi yang mereka buat sehingga ada ungkapan semua teknologi canggih ini adalah ciptaan manusia, sebenarnya tidak ada yang diciptakan oleh manusia karena semua unsure dari terkonolgi itu sendiri adalah ciptaan Allah semua. Akibat akumalsi kengkuahan ummat diakhir zaman ini sepertinya merupkan sebab musababnya Allah turunkan ujian yang amat ringan disisi Allah dan amat menakutkan disisi manusia.

Memang Allah akan menurunkan cobaan kepada ummat akhir zaman mungkin tidak sama seperti ummat dahulu sebelum Baginda Nabi Rasulullah Muhammad SAW. Dimana, ummat sebelum Rasulullah datang dengan cara super dahsyat seperti membalikan bumi, mendatangkan angin yang amat dingin hingga berguguran manusia pada waktu itu dan lain-lainnya, akan tetapi pada masa akhir zaman setelah Baginda rasulullah datang diturunkan cobaan untuk dapat diambil hikmah untuk bersegera kembali kepada tuntunan Alqur’an dan sunnah Rasulullah Muhammad SAW. Oleh sebab itu bagaimana kemuadina agar covid-19 segera tercabut dibumi pertiwi segeralah tinggalkan semua yang haram-haram dan terus perbaiki ibadah kita agar lebih dekat dengan sang khalik itu sendiri, karena tak kuasa ummat menghilangkan covid-19 tanpa Allah cabut wabah tersebut. Ilmu manusia tidak sebiji pasir dilepas pantai, tidak setetes air yang ada dilautan, maka apa yang engkau sombongkan semua akan fana dan istirahat panjang mu paling tinngi didalam kerenda dan berbaju serba putih yang dijahit oleh alim yang tidak mempergunakan pola hanya dengan dirobek-robek dan diikat-ikat saja. Bersegaralah taubat agar covid-19 Allah cabut. Amiin.

Penulis adalah Pemerhati Sosial Ekonomi Masyarakat, Akademisi Univ. Serambi Mekkah-Aceh

Artikel ini telah dibaca 4 kali

badge-check

Penulis

Comments are closed.

Baca Lainnya

Membangun Perikanan Aceh Untuk Meningkatkan Daya Saing Global

11 April 2025 - 15:26 WIB

Menerawang Keberadaan Seni dan Budaya di Tengah Kehadiran AI

20 March 2025 - 00:19 WIB

Perempuan Panutan dalam Islam, Siapa?

17 March 2025 - 15:36 WIB

Semangat Ramadan: Cerminan Semangat Mengembangkan Perekonomian di Aceh

5 March 2025 - 09:43 WIB

Perempuan Sekolah, Untuk Apa??

28 February 2025 - 06:45 WIB

Sholat dalam Perspektif Filosofis dan Teologis: Kewajiban atau Kebutuhan?

27 February 2025 - 15:27 WIB

Trending di OPINI