ACEH TAMIANG (RA)– Harimau masih mengancam di hutan Bandar Pusaka. Kali ini hewan liar tersebut sudah keluar hutan menghadang dua warga Bandar Pusaka yang hendak pulang dari ladang (kebun) di areal perkebunan sawit menuju Camp 37 tak jauh dari kawasan objek wisata Air Terjun Sangka Pane.
Hal tersebut diungkapkan, pawang harimau, Suparli (58) kepada Rakyat Aceh, Senin (5/10) yang mengaku langsung mendapat informasi dari korban, Minggu malam sekitar pukul 22.00 WIB.
Menurutnya, korban yang nyaris diterkam harimau itu abang beradik, Mali dan Anto alias Begek. Dari ladang mereka mau pulang ke rumah di Blok 8, Kampung Babo, Kecamatan Bandar Pusaka. Belum jauh meninggalkan perladangan, sepeda motor mereka dihadang harimau yang melintang di tengah jalan. Meski sudah berupaya mengusir dengan cara disorot lampu sepeda motor, klakson dan tekan gas kuat-kuat, tapi harimau tetap tidak mau pergi. Akhirnya sepeda motor dua orang itu masing-masing terpaksa ditinggal, karena kondisi jalan berlumpur sehingga kesulitan mau balik arah.
“Dua orang itu cepat-cepat lari ketakutan balik lagi ke ladang diikuti oleh harimau sampai ke gubuk. Mereka bisa selamat karena langsung masuk ke gubuk,” urai Suparli.
Pawang ini memastikan, harimau yang menghadang dua warga itu masih harimau yang sama. Sebelumnya Jumat (2/10) malam ada seekor harimau jantan ukuran 2 meter berhasil memangsa sapi warga di lokasi dekat Sangka Pane. “Waktu saya usir rupanya harimau itu lari ke arah jalan poros Sangka Pane-Melidi Aceh Timur. Itu harimau yang kemarin juga,” ujarnya.
Untuk saat ini Suparli mewakili warga Bandar Pusaka mengharapkan sekali bantuan dari BKSDA untuk bisa mengusir atau ditangkap dipindahkan dengan cara tembak bius. Karena berkeliarannya hewan buas sudah membahayakan warga yang berladang di sana.
“Kami berharap cepat turun ke Bandar Pusaka. Kalau petugas BKSDA kan, banyak cara mengatasi satwa, kalau bisa digiring usir yang jauh sekalian,” harap pawang harimau ini sembari memberi isyarat, kalau sudah mau mengejar orang itu harimau berbahaya tidak bersahabat dengan manusia.
Seorang penggiat lingkungan di Aceh Tamiang, Andi Nur Muhammad berpandangan, bila hari ini satwa harimau tiba-tiba muncul dekat permukiman hingga memangsa ternak warga, itu hal biasa. Buktinya dalam beberapa bulan belakangan ini warga khususnya di wilayah hulu Tamiang sering dikejutkan dengan penampakan Harimau Sumatra.
Hal itu dipicu oleh pembangunan sport wisata yang bersifat dadakan, tanpa melakukan kajian-kajian lingkungan dan langsung menetapkannya sebagai daerah ekowisata.
“Sebenarnya dari tahun 2012 lalu gajah, harimau dan orang utan sering di temukan para petualang atau pun pelintas di Tamsar 27, namun dengan adanya pembukaan objek wisata barulah kelihatan bahwa ada sepesies dilindungi disana,” ulasnya.
Sementara di lokasi Air Terjun Sangka Pane, Kecamatan Bandar Pusaka, sebut Andi, kondisi tutupan kawasan hutan dilaporkan sudah mulai rusak. Ditambah lagi dengan penguasaan wilayah hutan semakin mempersempit jarak jelajah harimau tersebut atau satwa lainnya. “Jadi wajar saja bila konflik masyarakat dan satwa tidak terhindarkan,” cetusnya.
Manager Riset LSM KEMPRa ini telah menerima informasi masyarakat di Kampung Pengidam, Pantai Cempa dan Serkel, Kecamatan Bandar Pusaka merasa was-was dengan munculnya harimau diseputaran Simpang Tiga menuju air terjun Sangka Pane yang telah memangsa satu ekor lembu warga. Pihaknya ingin mengingatkan masyarakat Bandar Pusaka untuk hati-hati karena bangkai sapi yang ditinggalkan harimau hanya untuk stok makan besoknya. (mag86/ra)