MEULABOH (RA) – Presiden mahasiswa Universitas Teuku Umar (UTU) Syafyuzal Helmi menyoroti persoalan banyaknya pekerja luar daerah yang masuk dan bekerja di perusahaan dalam lingkup Kabupaten Aceh Barat terutama pada perusahaan sektor pertambangan.
Dalam pernyataanya, Helmi mengecam keras tindakan perusahaan dan anak perusahaan bahkan vendor perusahaan pertambangan yang ada di Aceh Barat yang lebih memprioritaskan pekerja luar daerah untuk bekerja di perusahaan dari pada tenaga kerja lokal.
“Dari pengamatan saya, saat ini banyak tenaga kerja lokal tidak mendapat tempat diperusahaan tambang yang ada dikawasan Aceh Barat. Selalu tenaga kerja luar daerah yang mengisi berbagai posisi di perusahaan padahal tenaga kerja lokal juga tidak kalah kualifikasinya dibandingkan tenaga kerja luar. Bahkan saat ini anehnya tenaga kerja bongkar muat pun didatangkan dari luar Aceh,” ujar Helmi, Minggu (9/1).
Selain itu, Helmi juga sangat menyayangkan perusahaan pertambangan di Aceh Barat kurang memberdayakan perusahaan lokal.
“sangat disayangkan, saat pengusaha lokal yang notabenya mempekerjakan anak daerah tidak mendapat tempat di perusahaan tambang. Terkesan perusahaan pertambangan memonopoli semua subpekerjaan dengan mempekerjakan anak perusahaan atau perusahaan yang berafiliasi dengan perusahaan induk,” jelasnya.
Dikatakan, UU Minerba sebagaimana diwajibkan Pasal 107 UU Nomer 4 Tahun 2009 Tentang Pertambangan Minerba, dimana pemegang Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi (IUP-OP) diwajibkan mengikutsertakan pengusaha lokal.
Perusahaan tambang tidak hanya sebatas mengambil keuntungan di tanah Aceh Barat, keberadaan perusahaan wajib memberikan kesejahteraan bagi masyarakat lokal. (den/rus).