HARIANRAKYATACEH.COM – Dayah Darul Ihsan Abu Hasan Krueng Kalee kukuhkan 214 alumni Angkatan ke – XVI di Komplek Dayah, Siem, Darussalam, Aceh Besar, 8 April 2021.
Adapun dari 214 sebagai berikut, 20 santri SMK Teknik Komputer Jaringan (TKJ), dari Madrasah Aliyah (MA) 87 santri Putra dan 107 santri Putri.
Prosesi Pengukuhan dan Peusijuk alumni dilaksanakan oleh Ketua Yayasan Darul Ihsan, Tgk H Musannif Sanusi.
Dalam kata sambutan pengukuhan, Musannif menyampaikan pesan kuat kepada alumni, di antaranya;
Selaku ketua Yayasan dan mewakili para pimpinan dan para kepala, mohon maaf kepada seluruh wali santri melaksanakan acara pengukuhan secara terbatas, tidak dihadiri oleh para wali, mengingat Aceh dan Indonesia masih dalam penerapan protokol Covid – 19 untuk acara keramaian.
“Perlu diketahui, tamat dari dayah bukanlah akhir perjuangan mencari ilmu, namun ini awal dari proses perjuangan mengapai tujuan yang lebih besar, sesuai bakat dan minat tentunya, tidak mesti jadi insinyur dan dokter semua, namun yang paling penting diluruskan niat, jangan jadikan dunia, uang, kekayaan dan popularitas mengukur kesuksesan seseorang. Jadi alim dan shalih, seperti Uwais al Qarni, terkenal di langit, tidak terkenal di bumi, karena sukses di dunia belum tentu sukses di akhirat.” Harap Musannif
Ini adalah bagian dari proses, hidup ini adalah proses, para santri ada yang 6 atau 3 tahun berada di dayah. Tidak ada yang instan, makanan yang instan saja, perlu proses untuk bisa disajikan.
“Mewakili wali santri dari 214 alumni yang dikukuhkan karena putri saya juga di barisan ini, perlu kita jelas dan luruskan, karena jika salah niat di awal, yakni tujuan hanya dunia dan uang, maka salah dan akan terus salah. Untuk itu perlu luruskan niat. Dan yang paling penting jaga waktu salat, apalagi mengabaikannya, terus berdoa dan berusaha, insya Allah akan sukses dunia akhirat.” Tambah Musannif

Wadir Humas Dayah Darul Ihsan, Tgk Edi Syuhada
Wadir Humas Dayah Darul Ihsan, Tgk Edi Syuhada, menyampaikan, Pengukuhan dan Peusijuk ini direncanakan permanenkan, artinya, tidak ada prosesi sebagaimana makruf di tempat lain. Kita ini dayah, ada budaya dan corak tersendiri. Tidak perlu mengekor dengan budaya luar. Maka hanya pengukuhan dan peusijuk saja.(Ra)