HARIANRAKYATACEH.COM – Kita bisa percaya dan tidak terkait sumur yang ada di Buntul Linge, Kecamatan Linge, Kabupaten Aceh Tengah. Disampaikan oleh penjaga disana (Awan Jalil) air sumur Linge pada waktu tertentu dan didatanggi orang tertentu airnya keruh, kering bahkan melimpah di permukaan bebatuannya.
Kenapa disebut buntul Linge, karena disana tak jauh dari lokasi sumur, juga terdapat Makam Kerajaan Linge yang ramai dikunjungi oleh warga lokal dan warga dari berbagai daerah. Diyakini kuburan itu keramat dan mempunyai sejarah tersendiri bagi masyarakat Suku Gayo.
Untuk sampai kesana (Linge) kita harus menempuh waktu sekitar 2,5 jam perjalanan ke arah Kabupaten Gayo Lues dari Kota Takengon. Di buntul Linge juga terdapat umah pitu ruang (rumah tujuh pintu) rumah adat Gayo yang sampai saat ini terus dilestarikan oleh Pemkab Aceh Tengah.
Lokasi Linge, pada zaman dahulu pernah dijadikan lokasi atau tempat singah oleh penjajah Belanda dan Jepang. Sampai saat ini Linge yang sering dikunjungi oleh warga yang akan memenuhi “Syahwat” di dunia politik masih tergolong tertinggal dari sektor pembangunan.
Nah, untuk mendukung sarana dan prasarana menuju ke Makam Reje Linge pemerintah Aceh Tengah mengalokasikan anggaran kurang lebih Rp 2,5 milliar untuk mengarap situs sejarah masyarakat Gayo, agar mudah diakses hingga sampai ke makam.
“Ya kita telah anggarkan untuk memperbaiki situs kerajaan Linge terkait dengan makam dan sarana pendukung lainnya. Kalau sekarang jalan ke makam terkesan curam, kita akan perbaiki agar semua lebih mudah menjangkaunya,” ujar Bupati Aceh Tengah, Shabela Abubakar, Minggu (25/4). (jur/bai)