Harianrakyataceh.com – Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa mengaku mendapatkan informasi adanya keterangan bohong yang dilaporkan oleh Komandan Kompi terkait peristiwa penyerangan di Pos Koramil Gome Satgas Kodim YR 408/Sbh, Papua, pada Januari 2022. Serangan ini mengakibatkan tiga anggota TNI meninggal dunia.
Ternyata, menurut Andika, laporan tersebut adalah bohong. “Yang terjadi bukan yang dilaporkan, dan yang terjadi sebenarnya ini disembunyikan oleh si Danki (Komandan Kompi, Red) dari Komandan Batalyon,” ujar Andika Perkasa dalam sebuah video, Senin (21/3).
Andika menuturkan, keterangan bohong tersebut disampaikan oleh Komandan Kompi lantaran Kodam telah melakukan investigasi penyelidikan sendiri terkait peristiwa tersebut. Hasilnya, didapatkan temuan adanya kelalaian dari pimpinan yang menyebabkan terjadinya penyerangan tersebut dan menimbulkan korban jiwa.
“Jadi ya betul yang melakukan tindak pidana pembunuhan adalah kelompok bersenjata. Tapi juga ada pelanggaran oleh Komandan Kompi yang sebagai komandan pos di tempat yang tidak memperhitungkan (serangan) dan menyepelekan,” katanya.
Andika pun memerintahkan Pusat Polisi Militer (Puspom) TNI AD untuk melakukan proses hukum sesuai dengan bobot pelanggaran yang dilakukan oleh Komandan Kompi tersebut.
“Saya ingin ada proses hukum terhadap Komandan Kompi ini. Dituntaskan supaya jadi pembelajaran juga,” ungkapnya.
Sebelumnya, tiga prajurit TNI AD tewas dalam kontak tembak dengan kelompok separatis teroris (KST) di Desa Tigilobak, Distrik Gome, Kabupaten Puncak, Papua pada 27 Januari 2022.
Kontak tembak tersebut bermula dari penyerangan yang dilakukan kelompok separatis itu ke Pos Koramil Gome Satgas Kodim YR 408/Sbh. Kontak tembak tersebut terjadi sekira pukul 04.30 WIT.
Tiga anggota TNI yang meninggal dunia tersebut adalah Serda M Rizal Maulana Arifin, Pratu Tupel Alomoan Baraza, dan Pratu Rahman Tomilawa.
Editor : Banu Adikara
Reporter : Gunawan Wibisono