class="post-template-default single single-post postid-70690 single-format-standard wp-custom-logo" >

Menu

Mode Gelap
Ilmuwan Berhasil Kembangkan Otak Simpanse Tercanggih Ratusan Tenaga Non-ASN Desak Diangkat P3K Penuh Waktu DPR Aceh Segera Panggil BKA PNL dan PGE Sepakat Pengembangan SDM Migas Unggul Pj Wali Kota dan Kapolres Lhokseumawe Ikut Vicon Rakor Ketahanan Pangan 2025 Ratusan Tenaga Kesehatan R2 dan R3 Geruduk Kantor Bupati Bireuen

UTAMA · 14 Jun 2022 07:12 WIB ·

CJH Paling Banyak Alami Dehidrasi dan Kaki Melepuh


 Ilustrasi ibadah haji. (Shutterstock) Perbesar

Ilustrasi ibadah haji. (Shutterstock)

MADINAH (RA) – Cuaca panas di Tanah Suci menjadi tantangan bagi calon jemaah haji (CJH) Indonesia. Berdasar data Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Madinah, mayoritas pasien yang dirawat mengalami dehidrasi dan luka bakar atau kaki melepuh.
Hingga kemarin (12/6), total 17 orang yang menjalani rawat inap di KKHI Madinah. Salah seorang di antaranya berada di instalasi gawat darurat (IGD).

”Yang di RS (rumah sakit) Arab Saudi ada tiga jemaah, tapi sudah pulang semua,” ujar Kepala Tim KKHI Madinah dr Enny Nuryanti. Dia memaparkan, total kunjungan di KKHI Madinah mencapai 55 pasien. Keluhannya beragam. Yang terbanyak adalah selulitis atau infeksi bakteri pada kulit, dehidrasi, diabetes melitus, hipertensi, dan kaki melepuh. ”Karena memang cuacanya panas,” imbuhnya.

Sebagaimana diketahui, suhu rata-rata di Arab Saudi saat ini 40–44 derajat Celsius. Seiring dengan jemaah haji yang mulai bergerak dari Madinah ke Makkah, kemarin KKHI Makkah juga memulai operasi layanan. Sebanyak 250 tempat tidur sudah disiapkan, baik untuk rawat inap maupun pelayanan IGD.

Kasi Kesehatan KKHI Makkah dr Imran menjelaskan, tidak kurang dari 145 tenaga kesehatan akan melayani CJH yang mengalami gangguan kesehatan. Termasuk spesialis penyakit dalam, jantung, saraf, bedah umum, kesehatan jiwa, hingga rehab medis.

Selain itu, KKHI melakukan upaya preventif penularan Covid-19 dengan melengkapi dokter dan perawatnya dengan alat pelindung diri (APD). Kemudian, pada kasus jemaah mengalami sesak napas atau demam, akan langsung dilakukan tes rapid antigen.

”Apabila reaktif dan gejalanya berat, akan ditindaklanjuti dengan dibawa ke rumah sakit Arab Saudi,” jelasnya. Namun, jika hanya bergejala sedang, jemaah akan dirawat di KKHI atau tempat isolasi.

Untuk tempat isolasi, menurut Kabid Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) Kementerian Agama Hasan Affandi, disiapkan hotel khusus sebagai tempat karantina jika ada jemaah yang positif. Baik di Makkah maupun Madinah.
”Kalau positif, meski tidak bergejala, daripada menular, maka akan diisolasi,” tuturnya dalam kesempatan terpisah.

Total kapasitas hotel isolasi itu adalah seribu kamar atau 1 persen dari total jemaah haji Indonesia. Selain itu, masih ada hotel cadangan yang diperuntukkan saat kondisi darurat. Hasan menambahkan, ada perlindungan lain yang disiapkan bagi jemaah haji yang terpapar Covid-19, yakni lewat skema asuransi kesehatan.

Asuransi itu yang akan digunakan untuk meng-cover biaya selama jemaah menjalani perawatan di RS. ”Jadi, mitigasi ada dua itu. Tapi, kami harap hotel isolasi dan asuransi tidak sampai dipakai. Tidak ada jemaah yang terpapar,” katanya. (jpg/ra)

 

Artikel ini telah dibaca 10 kali

badge-check

Penulis

Comments are closed.

Baca Lainnya

Tenaga Non-ASN Pemerintah Aceh Desak Kepastian Pengangkatan sebagai PPPK Penuh Waktu

14 January 2025 - 16:37 WIB

Tenaga Non ASN R2 dan R3 Demo Kantor Bupati Aceh Utara, Tuntut Diangkat PPPK Penuh Waktu

14 January 2025 - 09:16 WIB

PGRI Aceh akan Laksanakan Konferensi Provinsi

13 January 2025 - 19:09 WIB

Pemerintah Aceh Tegaskan Komitmen Penanganan Banjir Secara Komprehensif

13 January 2025 - 17:50 WIB

DPRK Aceh Besar Gelar Paripurna Hasil Penetapan Bupati dan Wakil Bupati Terpilih

13 January 2025 - 17:41 WIB

Disdukcapil Kekosongan Kertas HVS, YARA Serahkan Sumbangan

13 January 2025 - 16:45 WIB

Trending di UTAMA