RAKYAT ACEH | TAKENGON – Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Aceh menggelar “Anugerah SMSI Aceh Award 2023” di Takengon, Kabupaten Aceh Tengah, Senin 8 Mei 2023 malam.
Sebanyak 13 tokoh dan dua lembaga usaha menerima penghargaan Anugerah SMSI Aceh Award 2023 yang terdiri dari sosok personal dan perusahaan.
Berikut daftar peraih penghargaan SMSI Aceh Award 2023; Sekretaris Daerah (Sekda) Aceh Bustami Hamzah, S.E.,M.Si meraih penghargaan sebagai Birokrat Berdedikasi dan Berintegritas.
Selanjutnya, anggota DPRA Zulfadhli, A. Md dari Partai Aceh, dan H. Ali Basrah, S.Pd., M.M dari Partai Golkar sama-sama meraih penghargaan sebagai tokoh Penggerak Pembangunan Daerah Pemilihan.
Pj Bupati Aceh Barat Drs. Mahdi Efendi meraih penghargaan sebagai Sosok Inspiratif Menekan Inflasi hingga Aceh Barat Deflasi, lalu Pj Bupati Aceh Tengah Ir. T. Mirzuan, M.T yang terpilih sebagai Kepala Daerah Penggerak Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Ketua SMSI Aceh, Aldin NL, menyampaikan SMSI Aceh Award digelar sebagai bentuk apresiasi para pelaku bisnis media, kepada para aktor pembangunan yang berkiprah di bidangnya masing-masing.
“Anugerah ini merupakan bentuk apresiasi kepada insan-insan yang telah mendarmabaktikan dirinya demi tercapainya tujuan pembangunan di Aceh,” ungkap Aldin.
Aldin mengatakan dalam perjalanan sosialisasi pelaksanaan Anugerah SMSI Aceh Award 2023 mendapatkan sambutan dari banyak pihak. Bahkan, katanya, banyak yang tertarik menjadi bagian dari malam anugerah yang digelar di tepi Danau Lut Tawar ini.
“Akan tetapi karena award memiliki kriteria khusus, maka harapan-harapan dari yang antusias tersebut, belum dapat kami penuhi,” ungkap Aldin.
Selain itu, Aldin juga mengungkapkan penghargaan Anugerah SMSI Aceh yang diberikan kepada 15 entitas terdiri dari sosok personal dan perusahaan ini telah memenuhi kriteria yang ditetapkan oleh tim penilai, terdiri dari beberapa pemimpin umum dan pemimpin redaksi anggota SMSI Aceh.
Di akhir sambutannya, Aldin mengucapkan terima kasih kepada seluruh panitia berasal di provinsi maupun lokal yang telah bekerja keras, bahu membahu siang malam, dalam sebulan terakhir ini untuk suksesnya acara SMSI Aceh Award tersebut.
Sementara, Ketua SMSI Pusat, Firdaus, menyampaikan SMSI lahir dari keharusan sejarah karena dulu tidak ada serikat media siber, hanya ada organisasi perusahaan atau disebut SPS.
Ia memperkirakan tahun 2045 jurnalis di Indonesia itu sudah tidak ada lagi, karena profesi tersebut sudah diambil oleh teknologi.
“Tahun ini saja olahan informasi tersebut sudah diambil alih oleh AI, artinya untuk membuat berita tidak harus ada peran wartawan lagi,” ungkapnya.
Firdaus menyebutkan hanya butuh keyword, berita sudah bisa diperoleh dalam hitungan detik ratusan berita sudah terbuat.
Sehingga, kata dia, SMSI mengantisipasinya mencoba membuat Forum Pemimpin Redaksi (Pemred) untuk menjaga kemurnian informasi dari pemred yang kompeten.
Kemudian, lanjutnya, perubahan lainnya bisa dilihat dari berita viral saat ini bukan lagi berasal dari media mainstream. Contohnya seperti kondisi jalan di kota Lampung akibat fakta yang disampaikan oleh salah seorang putra daerah tersebut, sehingga viral dan mampu menyentil pemerintah setempat.
“Ini merupakan tantangan media, bagaimana media harus hidup,” tambahnya.
Menurutnya, dalam hal ini para pelaku media harus siap menghadapi tantangan dunia elektronik ke depan, sehingga kemurnian informasi dalam pembuatan berita bisa bertahan. (ra)