RAKYAT ACEH | ACEH UTARA – Dr (Cand). H. Fachrul Razi, MIP, M.Si yang juga ketua Komite I DPD RI yang juga Caleg DPR RI dari Partai Gerindra Nomor urut 4, selama ini sangat aktif dalam menyuarakan pembangunan Aceh, baik dalam aspek kekhususan Aceh secara politik, hukum, bahkan aspek keagamaan di Aceh.
Yang terbaru, Senator Aceh yang telah dipercaya sebagai ketua Komite I DPD RI tersebut kembali mengunjungi salah satu dayah di Aceh Utara, Dayah Walet Muzakir M. Ilyas Blang Mee Geudong Kecamatan Samudra Kabupaten Aceh Utara, Selasa (23/01/2024).
Kehadiran nya di Dayah tersebut dalam rangka bersilahturrahmi dengan para ulama, masyarakat serta para santri yang sedang mengenyam pendidikan islam di dayah tersebut.
Dalam kunjungannya ke dayah Babussalam Al Hadany tang dipimpin langsung oleh Waled Muzzakir M. Ilyas, Senator Fachrul Razi turut menyampai pidato untuk memotivasi para santri untuk selalu tekun dan teguh dalam menuntut ilmu keislaman di dayah-dayah yang ada di Aceh. Utamanya dalam mempelajari Akidah Ahlussunnah waljamaah.
Fachrul Razi berpesan bahwa Ahlussunnah wal Jamaah adalah golongan pengikut setia pada al-Sunnah wa al-Jamaah, yaitu ajaran Islam yang diajarkan dan diamalkan Oleh Rasulullah saw. bersama para sahabatnya pada zamanya.
“Ahlussunnah wal Jamaah, adalah ajaran Islam yang murni sebagaimana diajarkan dan diamalkan oleh Rasulullah SAW dan para sahabatnya. Rasulullah SAW pernah menerangkan bahwa umatnya akan tergolong menjadi banyak sekali (73) golongan, beliau menegaskan bahwa yang benar dan selamat dari sekian banyak golongan itu hanyalah Ahlussunnah wa Jamaah,” jelas Fachrul Razi kepada para santri.
Keberadaan Ahlussunnah wal Jama’ah banyak diikuti oleh ulama-ulama besar di dunia, khususnya di Indonesia. karena ajaran-ajaran yang ada di ahlussunnah waljamaah sangat relevan dengan ajaran-ajaran yang diajarkan oleh Rasulullah SAW kepada para sahabat nya.
Senator Fachrul Razi menyampaikan kepada para santri bahwa, keberadaan Ahlussunnah Wal Jamaah sangat sentral dalam memelihara keutuhan umat Islam. Aswaja ini telah menempuh jalan sesuai dengan syari’at Allah SWT. Mereka tidak hanya menghargai perbedaan dan cinta damai terhadap sesama Muslim, tetapi juga kepada non-muslim yang tidak berbuat zalim.
“Ajaran-ajaran yang diajarkan di Ahlussunnah wal Jamaah ini juga berlandaskan kepada Al-Qur’an dan As-sunnah sebagai sumber pokok dan juga kepada sumber-sumber sekunder yang mengacu pada Al-Qur’an dan As-sunnah seperti ijma’ dan qiyas,”’tegas Fachrul Razi.
Fachrul Razi menambahkan bahwa ajaran Pokok Ahlussunnah Wal Jamaah antara lain pertama, Iman. Iman adalah keyakinan hati seorang mukmin terhadap kebenaran ajaran-ajaran Islam. Kedua, Islam (Ilmu Fikih) Islam dapat terwujud dengan melaksanakan hukum dan aturan fikih yang telah ditetapkan oleh Alquran dan Al-Hadits. Dan ketiga, Ihsan (Tasawuf).
“Berangkat dari kemurnian ajaran keislaman yang diajarkan oleh Ahlussnnah wal Jamaah tersebut, ajaran-ajaran keislaman yang bersanad langsung ke Rasulullah SAW masih terjaga dan terlestarikan hingga saat ini. Aceh adalah salah satu daerah yang pernah merasakan bagaimana kejayaan semasa akidah Ahlussunnah wal Jamaah tertancap kokoh di Aceh semasa sultan Iskandar Muda,” jelas Fachrul Razi yang membakar semangat para Santri,
Oleh karena itu, menurut Senator Fachrul Razi menekankan menghadapi masa moderen saat ini, Aceh terus di gempur dengan pemahaman-pemahaman yang dapat mengikis akidah masyarakat Aceh. utamanya paham-paham yang dapat menjauhkan umat Islam dari al-quran dan sunnah. termasuk menjauhkan umat islam dari para ulama.
“Generasi muda Islam Aceh harus kembali memegang teguh akidah Ahlussunnah wal Jamaah jika kejayaan seperti yang pernah dicapai semasa Sultan Islandar Muda bisa kembali terwujud di bumi Aceh yang kita cintai ini”, tegas Fachrul Razi.
Fachrul Razi menjelaskan bahwa Aceh pernah menjadi lokomotif kemajuan di nusantara, kita pernah menguasai hingga wilayah jiran malaysia. kemasyhuran ulama-ulama Aceh telah di akui oleh dunia. dan ini mesti kita geloralan kembali di genarasi muda Aceh saat ini.
“Bagi orang tua, saya berpesan jangan pernah ragu dalam menitipkan anak-anaknya ke dayah-dayah yang ada di Aceh, kualitas pendidikan yang ada di Dayah samgat membantu generasi muda Aceh untuk bisa eksis dan survive ditengah gempuran globalisasi dan era teknologi yang sangat mengancam akidah para generasi muda” pesan Fachrul Razi terhadap wali santri.
Kedatangan Senator Fachrul Razi ke Babussalam Al Hadany mendapatkan sambutan yang hangat dari para pimpinan Dayah, para dewan guru dan tokoh masyarakat setempat di Dayah Blang Mee serta ratusan para santri.
Waled Muzakir sangat mengapresiasi ketugahan dan komitmen Senator Fachrul Razi dalam menjaga akidah Ahlussunnah wal Jamaah di bumi Aceh.
“Kita semua sangat mengapresiasi atas ketegasan dan ketuguhan hati wakil yang telah kita pilih ke Jakarta dalam memperjuangkan tegaknya akidah Ahlussunnah wal Jamaah di Aceh. rasanya hampir tidak ada wakil rakyat lainnya yang selalu komitmen dalam menyuarakan tegaknya Aswaja dibumi Aceh selain beliau”, tegas Waled Muzakir saat menyanjung Senator Fachrul Razi.
Terakhir Waled Muzakir berpesan, menghadapi pesta demokrasi yang akan dilaksanakan pada tanggal 14 Februari 2024 mendatang, Aceh perlu memperhatikan calon wakil rakyat yang tidak hanya mempedulikan kepentingan politik sesaat, tetapi juga harus memperhatikan calon wakil rakyat yang tegas dan tulus dalam menguarakan kepentingan agama Islam di bumi serambi mekkah ini.
Sosok yang memang telah teruji dalam menyuarakan kepentingan rakyat dan agama saat ini ada di sosok H. Fachrul Razi, MIP. Semua masyarakat Aceh sudah tau bagaimana kerasnya Fachrul Razi bersuara ketika Aceh diusik oleh pemerintah pusat, termasuk juga dalam menyuarakan penegakan syaraiat Islam di Aceh yang berbasis pada akidah Ahlussunnah wal Jamaah.
Di Akhir, Fachrul Razi berpesan bahwa Aceh adalah benteng Islam terakhir di Asia Tenggara dalam menegakkan Ahlusunnah Waljamaah. Kita semua harus bahu membahu dalam menegakkan syariat islam yang berlandaskan pada akidah Ahlussunnah wal Jamaah tetap tegas di bumi Aceh.
Aceh harus belajar dari masa lalu, masa dimana bagaimana para ulama di masa sultan Iskandar Muda bisa meraih kejayaan yang begitu spektakuler dan telah di akui oleh dunia internasional. Aceh saat yang seolah-olah terombang ambing dalam menentukan arah mengembalikan masa kejayaan nya salah satu faktornya ialah mulai meredupnya ajaran-ajaran Ahlussunnah wal Jamaah dalam aktifitas masyarakat Aceh selama ini, termasuk dalam kebiasaan para pemimpin kita dalam pemerintahan yang mulai jauh dari ajaran ahlussunnah wal Jamaah. (imj)