HARIANRAKYATACEH.COM –Lembaga bantuan PBB United Nations Relief and Works Agency (UNRWA), yang memberikan bantuan terhadap warga Palestina, akan kehabisan dana dalam waktu dekat.
Beberapa negara mengambil keputusan untuk menghentikan sementara pendanaan di tengah tuduhan terhadap beberapa pekerja UNRWA terlibat dalam serangan pada 7 Oktober kepada Israel.
Dilansir dari nytimes.com, UNRWA menerima hingga ratusan juta dolar setiap tahun. Dana itu digunakan untuk membantu warga Palestina di Gaza.
Bantuan tersebut berupa layanan, menyediakan, hingga mengoperasikan sekolah, dan klinik kesehatan, sejak awal perang berlangsung. Selain itu, UNRWA juga mengoordinasikan distribusi bantuan kepada pengungsi Palestina di Gaza, akibat kelaparan dan beberapa penyakit.
UNRWA memiliki peran dalam memberikan bantuan dan pelayanan kepada pengungsi Palestina, yang memiliki lebih dari 1,7 juta pengungsi. Sebagian besar anggaran UNRWA di Gaza digunakan untuk membayar gaji 13.000 karyawan, yang meliputi guru, spesialis layanan kesehatan, insinyur, dan pekerja sanitasi.
Besaran pengeluaran gaji dan biaya operasional UNRWA mencapai hingga 30 juta dolar setiap bulan. Sejak awal konflik, anggaran melonjak hingga 47 juta dolar setiap bulan.
Kenaikan tersebut digunakan untuk membeli tepung bagi 350.000 keluarga, 14 juta jenis makanan yang termasuk daging kaleng dan buncis kering.
Selain itu, meningkatnya dana juga digunakan untuk memenuhi kebutuhan, seperti selimut, peralatan dapur, distribusi 20 liter air, dan pembangunan jamban.
Pendanaan terhadap UNRWA berasal dari beberapa negara. Amerika Serikat dan Jerman menjadi penyumbang tahunan terbesar. Besaran dana yang diberikan Amerika Serikat berkisar antara 300 hingga 400 juta dolar setiap tahun kepada UNRWA.
Di tengah tuduhan pekerja UNRWA yang terlibat penyerangan Israel, kedua negara tersebut menangguhkan pendanaan untuk sementara waktu. Namun, ada indikasi kesediaan untuk memulihkan kembali.
Saat ini, PBB tengah menyelidiki tuduhan pegawai UNRWA yang terlibat dalam serangan 7 Oktober kepada Israel.
Proses penyelidikan memerlukan waktu berbulan-bulan untuk diselesaikan. Tapi pejabat senior PBB memberikan saran agar badan tersebut dapat melakukan penyelidikan dengan cepat.