Melalui keterangan tertulis yang disampaikan kemarin, Sebby menyatakan bahwa pihaknya sudah memutuskan untuk membebaskan Kapten Philip. Dia menyebut pernyataan Egianus dan kelompoknya untuk menukar Philip dengan kemerdekaan Papua merupakan pernyataan sepihak. Sebab, KST sudah memutuskan untuk membebaskan Philip. ”Bahwa penting untuk segera membebaskan pilot asal Selandia Baru itu,” imbuhnya. Pihaknya tidak ingin Philip kehilangan nyawa dalam status sebagai sandera.
Menurut Sebby, pihaknya bakal dirugikan bila hal itu terjadi. ”Jika pilot itu mati saat ditahan, kami akan disalahkan oleh masyarakat internasional dan PBB,” bebernya.
Karena itu, dia menegaskan kembali bahwa Philip harus dibebaskan. ”Jika pilot asal Selandia Baru itu jadi korban, hal itu akan melegitimasi stigma teroris dan kriminal terhadap TPNPB,” tambahnya. Dia pun menegaskan, pembebasan Philip merupakan salah satu bukti bahwa kelompoknya menjunjung kemanusiaan dan hukum humaniter.
Sejak Philip diculik dan dijadikan sandera oleh KST, aparat gabungan TNI dan Polri terus berusaha membebaskannya. Namun, upaya itu kerap diganggu. KST tidak henti melancarkan aksi.
Terbaru, mereka beraksi di Distrik Sinak, Kabupaten Puncak, Papua Tengah. Mereka beraksi dengan membakar gudang logistik yang berada di Bandara Tapulinik. Selama ini gudang tersebut dipakai oleh pemerintah untuk menampung bantuan sosial bagi masyarakat Distrik Sinak.
Berdasar informasi yang diterima Kodam XVII/Cenderawasih, gudang tersebut dibakar sekitar pukul 21.00 WIT pada Jumat (2/2). ”Gerombolan KST membakar tempat yang sejatinya gedung logistik itu sangat diperlukan oleh masyarakat Puncak dan sekitarnya,” ungkap Wakil Sementara Kepala Penerangan Kodam XVII/Cenderawasih Letkol Infanteri Candra Kurniawan. Aksi tersebut, kata Candra, dikecam oleh masyarakat Puncak.
Selain punya fungsi vital, aksi pembakaran itu dilakukan saat gudang terisi oleh bahan makanan dan bantuan sosial dari pemerintah. ”Itulah KST yang selalu melakukan teror, selalu menyengsarakan masyarakat,” ujar Candra. Dia memastikan, aparat gabungan dari TNI dan Polri bakal mencari dan mengejar para pelaku. ”Untuk diproses secara hukum,” imbuhnya. Sebelumnya, KST beraksi di Distrik Ilaga, Kabupaten Puncak.
Mereka menyerang dan mencuri senjata dari aparat kepolisian. Menurut Candra, aksi tersebut sudah menjadi pola pergerakan KST. Mereka menyerang petugas dan masyarakat. ”Akibat pola-pola seperti itu, yang menjadi korban adalah masyarakat,” imbuhnya.
Tidak jarang, mereka menyerang masyarakat sipil dengan menggunakan senjata. Baik senjata api maupun senjata tajam. ”Tanpa berpikir HAM, tega mengorbankan masyarakat hanya untuk kepentingan gerombolannya,” kata perwira menengah dengan dua kembang di pundak itu. (syn/c6/oni)