Menu

Mode Gelap
Korban Erupsi Gunung Marapi Ditemukan 1,5 Km dari Kawah Cak Imin Resmikan Posko Pemenangan Musannif bin Sanusi (MBS) Perangkat Desa Sekitar Tambang Tantang Asisten Pemerintahan dan Dewan Lihat Objektif Rekrutmen Pekerja PT AMM Golkar Aceh Peringati Maulid Nabi dan Gelar TOT bagi Saksi Pemilu Ratusan Masyarakat Gurah Peukan Bada Juga Rasakan Manfaat Pasar Murah

NANGGROE TIMUR · 21 Apr 2024 14:42 WIB ·

Sempat Tak Teratur Makan 1,4 Tahun, Pasien Alami Penyakit Langka Sembuh Usai Dioperasi di RSUD dr Fauziah Bireuen


 dr Nasrul Haidi bersama stafnya melakukan operasi penyakit langka kepada pasien Rahmatdani di RSUD dr Fauziah Bireuen beberapa hari lalu.
AKHYAR RIZKI RAKYAT ACEH Perbesar

dr Nasrul Haidi bersama stafnya melakukan operasi penyakit langka kepada pasien Rahmatdani di RSUD dr Fauziah Bireuen beberapa hari lalu. AKHYAR RIZKI RAKYAT ACEH

RAKYATACEH | BIREUEN – Dokter bedah digestif pertama di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Fauziah Bireuen, Nasrul Haidi SpB Subsp BD(K), berhasil melakukan operasi terhadap Rahmatdani (29), yang mengalami penyakit langka selama 1 tahun 4 bulan.

Pria kelahiran Gampong Teupin Gajah, Kecamatan Jambo Aye, Kabupaten Aceh Utara itu, mengalami penyakit achalasia sejak Januari 2023, sehingga sempat turun berat hingga 30 Kg.

Rahmatdani mengalami penyakit itu saat menjadi teknisi AC kapal di Malaysia. Saat itu, ia sedang makan nasi dan seketika langsung muntah parah. Sejak itu, kondisinya semakin lama semakin memprihatinkan, hingga dibawa pulang ke Aceh Utara untuk berobat.

Diketahui, achalasia merupakan salah satu kondisi kesehatan langka yang menyebabkan terjadinya makanan dan cairan sulit untuk masuk ke lambung. Achalasia terjadi ketika persarafan pada saluran yang menghubungkan rongga mulut dan lambung, yakni esofagus, mengalami kerusakan.

Akibatnya, esofagus mengalami kehilangan kemampuan untuk mendorong makanan ke bawah, dan katup otot yang membatasi esofagus dan lambung, yaitu sfingter esofagus bawah, tidak mengalami relaksasi secara sepenuhnya dan menyebabkan makanan sulit masuk ke lambung.

Nuraini (56), selaku ibu kandung Rahmatdani mengaku hampir pasrah dengan kondisi sangat memprihatinkan yang dialami anaknya selama setahun lebih. Ia menyebutkan, kondisi anaknya minum aja susah, apalagi untuk makan. Jika sudah makan, sudah muntah.

“Rahmatdani sempat terbaring di kasur seperti orang lumpuh. Bahkan, tubuhnya sempat sangat kurus dengan berat badan 30 Kg. Kami sudah membawanya berobat kemana-mana, namun tak kunjung sembuh. Sehingga terakhir kali berobat di rumah sakit Cut Mutia, dan disarankan untuk dirujuk ke RSUD dr Fauziah Bireuen atau ke Zainal Abidin Banda Aceh,” ujar Nuraini saat diwawancarai langsung Rakyat Aceh, Sabtu (20/4) di ruangan pasien.

Namun, wanita kelahiran 1968 itu, memilih untuk membawa anaknya menjalani operasi di RSUD dr Fauziah Bireuen, setelah mendapat saran dari seorang nenek yang tak dikenal di rumah sakit Cut Mutia.

“Saat disuruh pilih diirujuk berobat kemana di rumah sakit Cut Mutia, saya disaranin oleh seorang nenek untuk berobat ke dr Fauziah Bireuen. Nenek itu berkata, “obat anakmu ada di RSUD dr Fauziah Bireuen”. Tanpa pikir panjang, saya langsung merujuk Rahmatdani ke Bireuen,” cerita Nuraini kepada media ini.

Selain itu, Rahmatdani yang sudah sembuh total usai menjalani operasi di RSUD dr Fauziah Bireuen mengucapkan terima kasih kepada dokter Nasrul Haidi yang sudah melakukan operasi dan melayani dirinya dengan baik di rumah sakit plat merah itu.

“Sudah 12 hari saya di rumah sakit dr Fauziah Bireuen setelah dioperasi pada 9 April 2024 kemarin. Alhamdulillah kondisi saya sekarang ini sudah membaik dan sudah bisa makan seperti biasa lagi, terima kasih kami ucapkan kepada dokter Nasrul Haidi dan stafnya, yang telah membantu kami selama di rumah sakit,” sebut Rahmatdani sembari makan kue dengan lahap.

Sementara itu, dokter spesialis bedah digestif, Nasrul Haidi mengaku, selama dirinya menempuh pendidikan sebagai dokter spisialis, baru tiga kali mempraktekkan operasi penyakit langka seperti yang dialami Rahmatdani. Itu pun saat dirinya di Surabaya.

“Ini penyakit langka. Baru kali ini saya menangani penyakit tersebut di Bireuen bahkan di Aceh. Alhamdulillah, dengan izin Allah Swt, saya bersama tim berhasil melakukan operasi kepada pasien tersebut dengan alat seadanya yang masih sangat standar,” kata dr Nasrul Haidi.

Ia juga mengaku, penyakit achalasia dapat disebutkan langka, satu di antara ratusan ribu orang atau 1/100.000 kehidupan, dan ini merupakan kasus pertama yang ditangani di Bireuen.

“Saya sengaja merawat pasien hingga puluhan hari di rumah sakit setelah operasi, untuk memastikan kondisi pasien benar-benar sembuh, dan juga ingin melihat perkembangannya, karena ini penyakit langka. Bahkan, kami butuh waktu 5 jam untuk melakukan operasi dengan alat seadanya, biasanya operasi hanya membutuhkan 2 jam saja,” pungkas dr Nasrul seraya mengaku luka pasien hanya 0,5 cm setelah operasi.

Menyangkut standar operasi di rumah sakit dr Fauziah Bireuen, ia mengatakan, alat yang digunakan sudah canggih, sehingga operasi minimal invasif menggunakan sayatan bedah yang lebih kecil, dan sering kali lebih kecil resikonya dibandingkan bedah terbuka.

Namun menurutnya, alat canggih untuk operasi minimal invasif yang sudah ada di dr Fauziah Bireuen belum begitu lengkap dan canggih. Sehingga, butuh waktu lama untuk dilakukan operasi kepada pasien.

“RSUD dr Fauziah Bireuen sudah memiliki SDM memadai, namun peralatan operasi yang belum lengkap dan canggih. Sekarang ini, lebih penting adalah keseriusan pemerintah dalam memerhatikan rumah sakit, dengan menambah berbagai alat canggih, sehingga pasien dapat dioperasi dengan baik dan sukses, serta dapat menjadikan rumah sakit rujukan terbaik di Aceh,” pinta dr Nasrul. (akh)

Artikel ini telah dibaca 434 kali

badge-check

Penulis

Comments are closed.

Baca Lainnya

Soal Warga Aceh Utara Meninggal Dunia Usai Ditangkap, Kabid Humas: Kita Tunggu Hasil Investigasi Paminal

5 May 2024 - 19:19 WIB

Polres Aceh Utara Klarifikasi Kasus Warga Meninggal Usai Ditangkap Polisi

5 May 2024 - 15:26 WIB

Pemerintah Aceh perlu siapkan cold storage tampung ikan nelayan

5 May 2024 - 15:09 WIB

Terlibat Adu Mulut, Sang Ayah Tega Pukul Anak dengan Linggis Hingga Meninggal Dunia

5 May 2024 - 15:01 WIB

Banda Aceh Terus Bersiap Sambut PON XXI

4 May 2024 - 20:27 WIB

Diproyeksikan 7.5000 Peserta Hadiri SCM Summit 2024 Digelar SKK Migas

4 May 2024 - 18:24 WIB

Trending di EKBIS