“Selama rakyat Aceh masih rela memilih yang tidak layak dalam Pemilu dan Pilkada, berarti rakyat Aceh sendiri yang belum ingin sejahtera.”
– Muhammad Nazar SIRA
RAKYAT ACEH | BANDA ACEH – Wakil Gubernur Aceh periode 2007-2012, H. Muhammad Nazar berkunjung ke kantor Harian Rakyat Aceh di Jl. Sultan Malikulsaleh, Banda Aceh pada Senin sore (22/4).
Dalam silaturahmi bersama redaksi media Rakyat Aceh, Nazar mengatakan bahwa, pemilu hingga Pilkada tidak akan bermanfaat untuk melahirkan kesejahteraan dan kemajuan suatu bangsa, negara, masyarakat dan daerah selama masyarakat pemilih masih suka dibohongi, disogok serta tunduk pada intimidasi dan atraksi politik jahat.
Pemimpin tertinggi Partai SIRA itu mengakui jika pemilu penuh kecurangan yang telah berlangsung beberapa bulan lalu itu tidaklah terjadi begitu saja, termasuk dalam pemilihan dan perhitungan suara DPR kabupaten/ kota, provinsi hingga DPD/ DPR RI.
“Kecurangan itu terjadi karena sebahagian besar yang memilih, yang dipilih hingga yang menyelenggarakan dan mengawasi telah sama-sama bersepakat untuk melakukannya. Itu adalah kejahatan sangat besar karena menentukan masa depan siapapun dan suatu daerah atau negara,” terang Nazar kritis.
Ia melanjutkan, keadaan sedemikian rupa semakin parah saat masyarakat sebagai pemilih menampakkan terang benderang akan memilih dan mendukung jika disogok atau disodorkan material bersifat instan seperti uang meskipun jumlahnya sangat sedikit dan tidak akan mensejahterakan mereka.
Sementara nilai dan ajaran agama juga tidak dijalankan dalam proses pemilihan hingga perhitungan suara. Jadi, dalam pemilu yang baru saja usai itu begitu nampak jika masyarakat tidak terlalu mementingkan kebaikan, kesejahteraan dan kemajuan masa kini apalagi masa depan.
Menurut tokoh yang akan maju sebagai calon gubernur Aceh dalam Pilkada mendatang itu, jika hal yang sama masih juga terjadi di Aceh dalam proses pemilihan dan perhitungan suara dalam pilkada provinsi dan kabupaten/ kota yang akan digelar pada November mendatang, maka itu artinya masyarakat sebagai para pemilih hingga sebagian peserta pilkada dan penyelenggaranya belum ingin sejahtera.
“Selama rakyat Aceh masih rela memilih yang tidak layak dalam Pemilu dan Pilkada, berarti rakyat Aceh sendiri yang belum ingin sejahtera,” ungkap Muhammad Nazar.
Pada hari yang sama, hal demikian juga disampaikannya pada acara halal bi halal, silaturrahmi dan diskusi yang diselenggarakan FISIP UIN Ar Raniry Darussalam di Banda Aceh.
Ikut hadir dalam kegiatan itu para dekan, wakil dekan, ketua prodi dan dosen selingkungan FISIP UIN Ar Raniry. Sementara Muhammad Nazar sang tokoh gerakan perjuangan damai sipil Aceh yang kharismatis itu diundang sebagai satu-satunya nara sumber.
Seperti dipantau wartawan rakyat Aceh, dalam acara tersebut juga diadakan diskusi kritis, khususnya terkait pemilu yang telah berlangsung pertengahan Februari lalu maupun Pilkada yang akan berlangsung pada akhir November mendatang.
Berbagai pertanyaan kritis dilayangkan kepada Nazar yang dijawabnya secara detail, termasuk perilaku sosial politik masyarakat sebagai pemilih, para kandidat hingga penyelenggara dan pengawas pemilu. (imj/rif)