HARIANRAKYATACEH.COM – Para mediator yang terdiri atas Qatar, Mesir, dan AS mendorong Israel dan Hamas segera menyetujui proposal gencatan senjata. Sebelumnya, Presiden AS Joe Biden telah mengumumkan agar Israel dan Hamas bisa menerima proposal baru untuk mengakhiri konflik berdarah di Jalur Gaza.
Namun, seperti yang sudah-sudah, Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu menolak mentah-mentah proposal tersebut. Dia ngotot akan terus melakukan serangan. Netanyahu justru berdalih serangan ke Jalur Gaza semata-mata bertujuan agar Hamas hancur.
”Persyaratan Israel untuk mengakhiri perang tidak berubah: penghancuran kemampuan militer dan pemerintahan Hamas, pembebasan semua sandera, dan memastikan bahwa Gaza tidak lagi menjadi ancaman bagi Israel,” tegasnya dilansir dari Agence France Presse (AFP).
Pernyataan Netanyahu itu keluar setelah Presiden AS Joe Biden mengumumkan usulan gencatan senjata Gaza baru. Biden menyebut proposal itu sebagai peta jalan menuju gencatan senjata yang berkelanjutan. Sebelumnya, Netanyahu juga menentang seruan para pemimpin dunia untuk menghentikan eskalasi kekerasan dengan memperluas invasi Israel ke Rafah.
Dalam pidatonya, Biden mengatakan bahwa proposal tiga fase dimulai dengan gencatan senjata total selama enam minggu dan penarikan pasukan Israel dari semua wilayah berpenduduk di Gaza. ”Sudah waktunya perang ini berakhir, dan hari setelahnya akan dimulai,” kata Biden dalam pidato yang disiarkan televisi dari Gedung Putih.
Di AS, tekanan publik terus meluas kepada Biden. Penderitaan warga Palestina membuat publik AS menekan Biden untuk menghentikan konflik. Biden sendiri tengah berharap dapat memenangkan masa jabatan kedua dalam pemilu AS yang digelar pada November nanti.
Sikap ngotot Netanyahu tersebut bertolak belakang dengan Hamas. Kelompok itu menyambut baik proposal AS. ”Gerakan Perlawanan Islam Hamas menyambut baik gagasan pidato Presiden AS Joe Biden dalam seruannya untuk gencatan senjata permanen, penarikan pasukan pendudukan dari Jalur Gaza, rekonstruksi (Jalur Gaza), dan pertukaran tahanan,” jelas Hamas dalam sebuah pernyataan.
Basem Naim, anggota biro politik Hamas yang berbasis di Qatar, mengatakan kepada program Newshour BBC World Service bahwa organisasi tersebut menyambut baik rencana tersebut, namun langkah selanjutnya bergantung pada Israel.
Menanggapi pernyataan Netanyahu yang ngotot melanjutkan serangan, dia menyatakan siap terus melawan. ”Jika dia mencoba melanjutkan, dia tidak akan menemukan apa pun kecuali kesiapan rakyat Palestina untuk melawan pendudukan,” tegas Basem.
Di sisi lain, Presiden Israel Isaac Herzog mengapresiasi proposal Biden. Herzog yang notabene berasal dari pihak oposisi berjanji akan sepenuhnya mendukung pembebasan para tawanan. (dee/c17/oni)
Editor: Ilham Safutra
Sumber: AFP