Menu

Mode Gelap
Korban Erupsi Gunung Marapi Ditemukan 1,5 Km dari Kawah Cak Imin Resmikan Posko Pemenangan Musannif bin Sanusi (MBS) Perangkat Desa Sekitar Tambang Tantang Asisten Pemerintahan dan Dewan Lihat Objektif Rekrutmen Pekerja PT AMM Golkar Aceh Peringati Maulid Nabi dan Gelar TOT bagi Saksi Pemilu Ratusan Masyarakat Gurah Peukan Bada Juga Rasakan Manfaat Pasar Murah

INTERNASIONAL · 19 Jun 2024 15:02 WIB ·

Korsel Beri Tembakan Peringatan ke Korut


 Tentara Korea Utara bekerja di lokasi yang dirahasiakan di dekat perbatasan yang dijaga ketat, Selasa (18/6/2024). Kawasan tersebut juga dijaga tentara Korea Selatan. (AFP) Perbesar

Tentara Korea Utara bekerja di lokasi yang dirahasiakan di dekat perbatasan yang dijaga ketat, Selasa (18/6/2024). Kawasan tersebut juga dijaga tentara Korea Selatan. (AFP)

HARIANRAKYATACEH.COM – Hubungan Korea Selatan (Korsel) dan Korea Utara (Korut) kembali memanas. Selasa (18/6) waktu setempat, Korsel melepaskan tembakan peringatan setelah sejumlah tentara Korut melintasi perbatasan yang dijaga ketat.

Insiden itu menjadi kali kedua dalam dua pekan terakhir, di mana Korut disebut tengah memperkuat perbatasannya dengan Korsel. Dilansir dari AFP, tentara Korut juga terluka karena ranjau darat di dekat perbatasan.

Kepala Staf Gabungan Korsel menyebut, Pyongyang baru-baru ini mengerahkan pasukan di lokasi itu untuk membersihkan semak belukar dan memasang ranjau. Hal itu seiring dengan memburuknya hubungan antara kedua negara.

bahkan pada 79 tahun
Secara teknis, kedua Korea masih berperang. Sebab, konflik tahun 1950-1953 berakhir dengan gencatan senjata. Zona Demiliterisasi yang membagi semenanjung menjadi salah satu tempat yang paling banyak mengandung ranjau di muka bumi.

Namun Korut justru berupaya memperkuat hal itu. Militer Korsel menyebut bahwa Korut menempatkan lebih banyak ranjau darat, memperkuat jalan taktis dan menambahkan apa yang tampak sebagai penghalang anti-tank.

Kantor Kepala Staf Gabungan mengatakan, mereka yakin upaya menyeberangi perbatasan yang dilakukan oleh Korut itu adalah sesuatu yang tidak disengaja. Ini sama seperti yang dilakukan sebelumnya pada 9 Juni. Sekitar 20-30 tentara Korut membawa peralatan kerja terlibat dalam insiden yang terjadi kemarin pagi sekitar 8.30 itu.

’’Puluhan tentara Korut melintas Garis Demarkasi Militer hari ini, dan mundur kembali ke utara setelah tembakan peringatan diberikan,’’ ujar seorang pejabat Kantor Kepala Staf Gabungan.

 

Tentara Korut yang ditugaskan untuk menjaga perbatasan mengalami sejumlah luka akibat insiden ledakan ranjau darat yang berulang. ’’Namun mereka nampaknya secara gegabah mendesak maju dengan operasi tersebut,’’ kata pejabat itu.

’’Aktivitas-aktivitas Korut nampaknya dimaksudkan untuk memperkuat kontrol internal, seperti memblokir pasukan Korut dan warga mereka dari upaya membelot ke Selatan,’’ tambah pejabat itu.

Selama periode hubungan yang menghangat pada tahun 2018, kedua Korea memindahkan ranjau darat di sepanjang bagian perbatasan yang dijaga ketat dalam upaya meredakan ketegangan militer.

Sebelum tentara Korut menyeberangi perbatasan yang ditumbuhi pepohonan itu, hubungan kedua Korea sempat kembali ruwet. Korut mengirimkan lebih dari seribu balon berisi sampah ke Korsel. Aksi itu disebut sebagai bentuk respons Korut atas balon-balon yang propaganda anti-Pyongyang yang dikirim ke utara oleh para aktivis.

Pemerintah Korsel giliran menangguhkan perjanjian militer yang mengurangi ketegangan pada tahun 2018 dan memulai kembali siaran propaganda melalui pengeras suara di sepanjang perbatasan. Hal itu membuat marah Korut. Mereka memperingatkan bahwa Seoul sedang menciptakan ‘krisis baru’.

Kepada AFP, Ahn Chan-il, seorang pembelot yang menjadi peneliti yang menjalankan Institut Dunia untuk Studi Korea Utara, mengatakan bahwa militer Korut sedang mencoba melakukan survei di daerah perbatasan untuk memasang lebih banyak penghalang.

’’Unit teknik dan observasi telah meningkatkan kehadiran mereka di daerah tersebut. Dipercaya bahwa tindakan tidak tertib dari mereka yang tidak terbiasa dengan ladang ranjau telah menyebabkan kecelakaan terkait ranjau ini,’’ ujarnya.

Profesor emeritus studi Korea Utara di Universitas Dongguk, Koh Yu-hwan, mengatakan langkah Korut itu menunjukkan tidak akan ada rekonsiliasi dengan Korsel. Dia mengatakan Korut juga memblokir jalan dan jalur kereta api.

’’Dengan memasang ranjau, Korea Utara sekali lagi menunjukkan bahwa sesuai instruksi pemimpin tertinggi (Kim Jong Un), tidak akan ada rekonsiliasi dengan Korea Selatan. Korea Utara tidak memasang ranjau di seluruh garis depan, melainkan di wilayah yang mudah terlihat oleh Korea Selatan. Mereka juga memblokir jalan dan jalur kereta api yang sebelumnya merupakan wilayah kerja sama antar-Korea,’’ jelas Koh.(dee/jpg)

Editor: Arif Oktafian

Artikel ini telah dibaca 16 kali

badge-check

Penulis

Comments are closed.

Baca Lainnya

Polda Aceh Dukung Upaya Penegakan Hukum Ketidakpatuhan Membayar Iuran Dalam Program JKN

27 June 2024 - 20:41 WIB

Dedikasi Srikandi PLN, Hijaukan Bumi Serta Meningkatkan Potensi Pertumbuhan Ekonomi Dengan Menanam 165 Pohon Produktif

27 June 2024 - 19:41 WIB

Kinerja APBN Regional Aceh Kuatkan Kondisi Perekonomian 2024

27 June 2024 - 19:15 WIB

Tak Berdaya Lawan Hacker, Pemerintah Pasrah Kehilangan Data PDN

27 June 2024 - 16:40 WIB

Daftar Negara yang Lolos 16 Besar Euro 2024, Berikut Jadwal Pertandingannya

27 June 2024 - 14:59 WIB

Nasabah Bank Gayo Minta Tangungjawab Komisaris Utama Terkait Dana Mereka

27 June 2024 - 13:40 WIB

Trending di UTAMA