RAKYAT ACEH | Banda Aceh, 1 Juli 2024 – Tim Satuan tugas search and rescue (SAR) dan Kepolisian Sektor (Polsek) Pulau Banyak berhasil menggagalkan perburuan penyu secara ilegal di Pulau Palambak, Kecamatan Pulau Banyak Barat, Aceh Singkil, pada Sabtu, 29 Juni 2024. Aksi heroik ini telah menarik perhatian masyarakat, termasuk Aliansi Masyarakat Singkil di Banda Aceh yang menyayangkan masih tingginya perburuan penyu di kawasan tersebut.
Mas Dolar, seorang anggota aliansi dan warga asli Singkil yang berdomisili di Banda Aceh, menyampaikan keprihatinannya. “Berita ini sangat melegakan dan membanggakan. Saya sebagai warga Singkil merasa sangat bangga atas keberhasilan tim SAR dan Polsek Pulau Banyak dalam menggagalkan perburuan ini. Penyu merupakan salah satu kekayaan alam yang harus kita jaga bersama, tapi kenyataanya penyu terus diburu dan semakin terancam” ujarnya saat ditemui oleh tim wartawan.
Mas menambahkan, “Saya berharap pihak berwenang terus meningkatkan pengawasan dan penegakan hukum terhadap para pelaku perburuan ilegal. Keberhasilan ini harus menjadi
momentum untuk memperkuat komitmen kita dalam melindungi satwa yang terancam punah seperti penyu.”Namun, Mas juga mengungkapkan kekhawatirannya terhadap lemahnya pengelolaan dan
pengawasan yang dilakukan oleh BKSDA Aceh. “Giat pengelolaan dan pengawasan yang dilakukan BKSDA Aceh sangat lemah, sehingga kejadian perburuan penyu ini terus berulang sepanjang tahun. Dari dulu kita hanya mendengar saja tentang konservasi penyu, berita tingginya perburuan dan giat penegakan hukum, tapi sebenarnya tidak ada solusi jangka panjang yang jelas. Lemahnya upaya pengelolaan menjadikan penyu dan habitatnya di Kepulauan Banyak semakin terancam,” ujar Mas dengan nada pesimis.
Peristiwa ini memang mendapatkan perhatian luas, mengingat penyu adalah satwa yang dilindungi dan memiliki peran penting dalam ekosistem laut. Sebagaimana dilaporkan, empat dari enam ekor penyu yang diburu berhasil diselamatkan, sementara dua ekor lainnya ditemukan dalam keadaan mati dengan bekas tombak. Mas juga menyoroti penegakan hukum yang lemah dan rendahnya vonis hakim terhadap
pelaku tindak pidana perburuan penyu dan telur penyu. “Kami melihat, penegakan hukum dan rendahnya vonis hakim terhadap pelaku perburuan penyu tidak memberikan keadilan bagi hewan langka ini. Vonis hakim sepertinya tidak menyurutkan semangat dan intensitas para pemburu penyu, bahkan warga Nias udah sejak dulu datang khusus ke Pulau Banyak untuk melakukan perburuan, dan masih saja berlangsung sampai sekarang” tambahnya.
Selain itu, Mas juga menyoroti bebasnya peredaran souvenir dari bahan baku sisik penyu yang mudah ditemukan di pasaran, termasuk di platform online terkenal saat ini. “Souvenir dari bahan baku sisik penyu bebas beredar di pasaran dan mudah ditemukan di pasar online. Tidak hanya itu, telur penyu juga mudah kita temui di warung-warung di pesisir barat selatan Aceh, bahkan ada warung-warung di Ibu Kota Provinsi (Banda Aceh) yang masih menyediakan menu telur penyu. Dan semua kita harusnya tahu bahwa peredaran telur penyu saat ini keluar daerah juga sangat tinggi, melalui jalur darat dan laut ” ungkap Mas.
“Keberhasilan ini juga berkat kerjasama yang baik antara tim SAR, Polsek, dan masyarakat setempat. Ini menunjukkan bahwa dengan kerja sama yang solid, kita bisa melindungi lingkungan kita dari tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab,” lanjut Mas.
Meski sebelumnya para pelaku berhasil melarikan diri, tindakan cepat dari pihak berwenang patut diapresiasi. “Saya harap kejadian ini menjadi pelajaran bagi semua pihak. Kita harus
lebih peduli dan aktif dalam menjaga kelestarian lingkungan, terutama satwa yang dilindungi,” tutup Mas. Mas juga menyerukan agar BKSDA Aceh dan Pemerintah serius mengelola dan membangun pariwisata di Taman Wisata Alam (TWA) Pulau Banyak. “Pulau Banyak memiliki potensi besar untuk menjadi destinasi wisata alam yang mendunia. Dengan pengelolaan yang baik, bukan hanya penyu yang bisa kita lindungi, tetapi juga bisa memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat setempat. Pengembangan ekosistem pariwisata yang berkelanjutan, peningkatan kesadaran dan pelibatan masyarakat dalam kegiatan konservasi serta pariwasata adalah langkah-langkah yang harus diambil.
Pemerintah harus melihat ini sebagai investasi jangka panjang untuk masa depan kita dan harus membuktikan juga bahwa TWA Kepulauan Banyak adalah naungan yang bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Pulau. Jangan hanya melihat masyarakat sebagai ancaman keutuhan kawasan, sementara upaya penyelesaian masalah di Pulau Banyak atau langkah-langkah bersifat solutif pada kenyataannya tidak dilakukan secara serius ” tutup Mas.