RAKYAT ACEH | LHOKSEUMAWE – Sekretaris Jenderal Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Malikussaleh (Unimal) Zulfikar menyampaikan, Aceh membutuhkan sosok pemimpin yang ideal untuk masa depan Aceh lebih baik.”Sebagai pemimpin Aceh ke depan, harus berkomitmen untuk memajukan provinsi ini dengan pendekatan inovatif dan inklusif.
Prioritas utama adalah membangun infrastruktur yang mendukung pertumbuhan ekonomi keberlanjutan memperkuat sistem pendidikan untuk menciptakan generasi yang terampil dan berdaya saing, serta memperdayakan masyarakat lokal,”terang Zulfikar.
Menurutnya, pemimpin yang akan datang nantinya lebih memperhatikan permasalahan- permasalahan khusus yang ada di Aceh, baik di lingkungan masyarakat, pemerintah, maupun sektor swasta untuk mewujudkan aceh sejahtera dan berkelanjutan bagi masyarakat Aceh.”Kita juga melihat berbagai permasalahan yang terjadi tidak terlepas dari peranan birokrasi, di mana dalam penetapan lebih banyak muatan politik dari pada professional sesuai dengan bidang masing-masing, kegagalan dalam berbagai kebijakan dan program bukan di akibatkan pandemi,”ucapnya.
Ia mengatakan, Gubernur Aceh saat ini masih dianggap lemah dalam menyelesaikan permasalahan yang belum terselesaikan secara maksimal terkait pengangguran dan kemiskinan, pembangunan infrastruktur, kesehatan dan Pendidikan, ketergantungan pada dana otonomi khusus (Otsus), dan praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.
“Permasalahan itu menjadi penyebab salah satu terjadi kemunduran Aceh saat ini yang dikenal termiskin di Sumatera,”terang Sekretaris Jenderal Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Malikussaleh (Unimal) Zulfikar, dalam keterangannya kepada Rakyat Aceh, Jum’at (26/7).Ia juga berharap pemimpin Aceh kedepan yang lebih membuka mata terhadap permasalahan- permasalahan yang terjadi di sekitar.
Karena bagaimana pun itu hal wajib seorang pemimpin untuk menyelesaikan permaslahan lokal, tidak hanya mengembangkan program kerja untuk Aceh kedepannya, tetapi harus mempertimbangkan dan menyelesaikan permasalahan yang terjadi. “Pemimpin Aceh kedepannya harus berani dalam menegakkan reformasi kepemimpinan Aceh, harapan saya adalah kepemimpinan yang bersih dari korupsi dan nepotisme, dengan sistem pemerintah yang adil dan berbasis kinerja serta ada pengawasan dan evaluasi yang ketat untuk memastikan setiap program yang berjalan sesuai rencana dan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat Aceh,”ucapnya.(arm/ra)