RAKYAT ACEH | KUTACANE – Lima kecamatan di Kabupaten Aceh Tenggara diterjang banjir bandang, kejadian sekitar pukul 20.30 Wib, Selasa (31/12). Banjir bandang yang setiap tahun melanda daerah ini diduga karena adanya kerusakan masif kawasan hutan.
Kepala Pelaksana BPBD Aceh Tenggara Mohd Asbi mengatakan, lima kecamatan berdampak banjir bandang yakni, Kecamatan Bambel, Lawe Bulan, Lawe Sumur Deleng Pokhison dan Semadam. Sementara jumlah desa berdampak mencapai 12 desa.
Mohd Asbi kepada Rakyat Aceh, menyebutkan, banjir bandang berdampak dan merusak beberapa fasilitas umum, lahan pertanian dan perikanan. Material terbawa banjir bandang seperti material batu dan kayu gelondongan juga sempat menjadikan akses jalan nasional Medan – Kutacane lumpuh total.
“Permukiman warga berdampak parah terjadi di dua desa yaitu Desa Suka Makmur dan Desa Lawe Beringin Gayo Kecamatan Semadam. Sementara jumlah Kepala keluarga berdampak akibat musibah ini sebanyak 43 atau 171 jiwa,” katanya.
Adapun upaya cepat tanggap dilakukan pemerintah daerah menurunkan 3 (tiga) unit excavator ke lokasi banjir bandang, Memberikan bantuan masa panik untuk korban, serta melakukan rapat kordinasi Forkopimda terhadap penanganan bencana tersebut.
“Penjabat Bupati Aceh Tenggara, beersama Forkopimda juga telah meninjau lokasi banjir bandang. Untuk kondisi mutakhir, air sudah mulai surut namun kayu gelondongan dan material kayu masih di badan jalan,” Sebut Mohd Asbi lagi.
Dampak banjir bandang juga berimbas terhadap terendamnya lahan pertanian masyarakat dan jembatan nasional di Desa Suka Makmur tersumbat material banjir bandang dan kayu gelondongan.
Perusakan Masif Kawasan Hutan
Lumbung Informasi Rakyat (LIRA) Kabupaten Aceh Tenggara, mensinyalir kerusakan masif yang terjadi di Kabupaten Aceh Tenggara menjadi penyebab utama kawasan ini setiap tahunnya diterjang banjir bandang.
“Bencana ekologis telah memporak-porandakan sejumlah kecamatan di Kabupaten Aceh Tenggara disebabkan kerusakan hutan yang masif. Akibatnya, dalam tujuh tahun terakhir kabupaten ini menjadi langganan banjir bandang,” sebut Bupati Lumbung Informasi Rakyat (LIRA) Kabupaten Aceh Tenggara, Saleh Selian, Rabu (1/1).
Investigas dilakukan LIRA menemukan aktifitas kehancuran tutupan hutan yang masif terjadi di pengunungan Jambur Lateng. Kerusakan disebabkan perubahan fungsi hutan dengan modus pembukaan lahan perkebunan.
“Kerusakan hutan mencapai ratusan hektar terjadi di hulu atau bagian timur pegunungan Kabupaten Aceh Tenggara. Penyebab utama banjir bandang terjadi di Hilir Timur, baik itu di banjir bandang di Kecamatan Lawe Sumur, Bukit Tusam, Bambel, Semadam, dan Babul Makmur,” jelas Saleh lagi.
Demikian LIRA meminta kepada bapak Kapolri Republik Indonesia Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk melakukan penegakan hukum terhadap tindak pidana lingkungan. Hal ini dikarnakan hingga sampai saat ini para pelaku perusakan hutan belum pernah tersentuh penegakan hukum atau di meja hijaukan.
“Di lapangan juga kita menemukan bahwasanya pengunungan Jambur Lateng kebanyakan digarap oknum Pejabat dengan dalih nama rakyat dan kita mengetahui hanya sedikit perkebunan daerah itu milik masyarakat kelas bawah atau masyarakat tani,” pungkas Saleh Selian. (val/min)