RAKYAT ACEH | BANDA ACEH – Museum Tsunami Aceh menjadi salah satu daya tarik wisatawan lokal hingga mancanegara yang berkunjung setiap tahunnya terutama di momen libur panjang.
Hal ini dikatakan oleh Kasie Edukasi UPTD Museum Tsunami Aceh, Abdul Lathief, dimana untuk kunjungan dari manca negara seperti Malaysia, Brunei Darussalam, Jepang, Belanda, Tiongkok, Arab Saudi, Turki bahkan Palestina, namun paling banyak didominasi pengunjung dari negara Malaysia. Sementara dari daerah luar Aceh banyak didominasi dari Pulau Sumatra, terutama dari Sumatera Utara, Jambi, Lampung dan daerah Sumatera lainnya.
“Kalau untuk pengunjung mancanegara itu paling banyak dari Malaysia, grafiknya lebih tinggi karena datangnya bergerombongan dan mereka pun ada yang berkunjung sampai empat bahkan enam kali kunjungan. Untuk tingkat kunjungannya lebih tinggi pada saat Aceh sedang ada momen khusus seperti lebaran dan libur panjang,” ujarnya Kamis (30/11/2023)
Menurutnya, para pengunjung tersebut lebih tertarik untuk berkunjung ke Museum Tsunami lantaran akan merasakan langsung bagaimana sensasi kedasyatan gempa dan gelombang Tsunami yang terjadi di Aceh pada tahun 2004 silam.
“Jadi dari kesan para pengunjung, dengan berkunjung ke Museum Tsunami, mereka mengatakan sudah paham dan sudah mengerti kedasyatan Tsunami yang menerjang Aceh pada saat itu, memang untuk datang ke Museum Tsunami seperti diajak untuk menceritakan seperti apa gambaran Tsunami 19 tahun lalu,” paparnya.
Lathief juga menambahkan, untuk merasakan sensasi dasyatnya Tsunami, dapat dirasakan oleh pengunjung saat memasuki area gedung dibagian lantai satu, adanya ruangan dengan kegelapan dan gemercik air serta lantunan tasbih yang menggugah jiwa pengunjung, dan kembali kesuasana saat Tsunami terjadi.
Kemudian juga ada lorong kebingungan yang dindingnya ditempel tulisan asmaul husna agar kita selalu mengingat ALLAH SWT, dengan jalan yang berbelok-belok untuk sampai ke jembatan perdamaian yang d langit-langitnya ada bendera negara yang ikut membantu para korban tsunami di Aceh, juga adanya sumur doa yaitu ruangan yang berisi nama-nama korban yang hilang saat Tsunami.
“Ini menjadi alasan yang dijadikan oleh pengunjung untuk menceritakan kepada orang lainnya yang belum berkunjung tentang dasyatnya gelombang Tsunami, ini yang menjadi daya tarik. Dan tempat yang mereka kagumi itu ada di lantai satu karena lantai satu itu mengajak pengunjung ke memori saat Tsunami,” katanya lagi.
Untuk itu ia juga berharap agar Museum ini lebih banyak ditambah dengan barang-barang koleksi dan ruang pameran agar lebih menarik, bahkan ia mendapat informasi bahwa banyak pengunjung luar yang menunggu ada pameran terbaru untuk dinikmati. (ra)