HARIANRAKYATACEH.COM – Proksi Islam tetap melancarkan serangan ke Israel. Kemarin Hizbullah, Lebanon, mengklaim berhasil mencerai-beraikan tentara Israel yang hendak menyeberang ke teritori Lebanon.
Militer Israel mengakui, empat tentaranya terluka dalam sebuah ledakan di daerah perbatasan utara. Namun, mereka tidak menyebutkan secara spesifik di sisi mana perbatasan tersebut. Satu tentara dilaporkan terluka parah.
Ini adalah kali pertama Hizbullah mengklaim serangan semacam itu dalam enam bulan bentrokan lintas batas yang hampir terjadi setiap hari. Seperti diketahui, sejak konflik di Gaza memanas enam bulan lalu, Hizbullah adalah kelompok yang terus melancarkan serangan ke Israel untuk membalas kekejaman Israel kepada rakyat Palestina.
’’Pejuang Hizbullah menanam alat peledak di daerah Tal Ismail, Lebanon, lalu meledakkannya setelah tentara Israel melintasi perbatasan,’’ kata Hizbullah dalam sebuah pernyataan.
Dari Teheran, Iran meminta agar negara-negara Barat membuka mata pada kejahatan perang yang dilakukan Israel selama ini. ’’Daripada melontarkan tuduhan terhadap Iran, negara-negara (Barat) harus menyalahkan diri mereka sendiri dan menjawab opini publik atas tindakan yang mereka ambil terhadap kejahatan perang yang dilakukan Israel,’’ tegas Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran Nasser Kanaani.
Terpisah, Wakil Tetap Rusia untuk PBB Vasily Nebenzya menyebut pertemuan darurat DK PBB mengenai serangan balasan Iran terhadap Israel sebagai parade kemunafikan dan standar ganda Barat.
Dilansir dari kantor berita TASS, Nebenzya menyebutkan bahwa serangan Israel kepada kedutaan Iran di Damaskus tentu menyalahi hukum internasional. ’’Dan jika misi Barat diserang, Anda tidak akan ragu untuk membalas dan membuktikan kasus Anda di ruangan ini. Karena bagi Anda, segala sesuatu yang menyangkut misi Barat dan warga negara Barat adalah suci dan harus dilindungi,’’ sindirnya. ’’Saat ini dewan keamanan menyaksikan parade kemunafikan Barat dan standar ganda yang bahkan agak tidak nyaman untuk disaksikan,’’ lanjut Nebenzya.
Rusia juga menyatakan keprihatinannya atas ketegangan yang terjadi di Timur Tengah. Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov meminta semua pihak menahan diri. Rusia berharap konflik bisa diselesaikan dengan diplomatis. ’’Eskalasi lebih lanjut bukanlah kepentingan siapa pun. Karena itu, tentu saja kami menganjurkan agar semua perselisihan diselesaikan secara eksklusif melalui metode politik dan diplomatis,’’ ujarnya seperti dilansir Agence France-Presse (AFP). (dee/c9/c19/oni)
Unmute
Editor: Ilham Safutra
Sumber: AFP