Harianrakyataceh.com – Nidal harus membuka satu per satu kain kafan kecil yang berbaris di lantai rumah sakit di Douma, Syria untuk mencari putrinya Farah. Anaknya termasuk 54 warga sipil yang tewas pada serangan udara rezim Syria yang dilakukan di daerah Ghouta Timur pada Senin (19/2).
Menurut Pengawas Hak Asasi Manusia (HAM) Syria, sedikitnya 9 anak tewas akibat serangan tersebut dan lebih dari 300 orang terluka.
Nidal akhirnya menemukan anaknya. Ia berlutut di dekat putrinya yang tidak bernyawa. Menangis meraung-raung bukan hanya untuk Farah, tapi kelima anak lainnya yang juga hilang akibat pemboman tersebut.
Farah terbunuh di Kota Masraba dan jenazahnya dibawa ke Douma oleh paramedis. “Saya punya lima anak lain yang entah ada di mana, mereka dan ibunya hilang,” isak Nidal sambil meletakkan tangannya di atas kain kafan yang membungkus putrinya.
Bukan hanya Nidal, ada seorang ayah yang membenturkan keningnya setelah tahu anaknya meninggal. Ada juga yang sangat marah sambil menangis karena melihat bayinya berada di atas kain kafan penuh dengan genangan darah.
Beberapa anak juga terlihat menangis melihat orang tua mereka yang tewas. Ada yang hanya duduk diam, sambil sesekali mengusap darah yang mengalir di wajah mereka sendiri.
Di Hammuriyeh, sebuah rumah sakit juga penuh dengan penduduk sipil yang penuh luka berdarah sambil mencari keluarga mereka. Mereka meninggal atau hidup. Seorang pria pingsan melihat anaknya dibungkus sprei dan diletakkan di depannya.
(AFP/iml/JPC)