RAKYAT ACEH | LHOKSUKON : Lokasi lapak jualan yang rusak akibat diterpa angin kencang di jalan eks ExxonMobil, Simpang Rangkaya, Kecamatan Tanah Luas, disebutkan lintasan penuh resiko bahaya. Manager Relation PT Pema Global Energi (PGE), Bustami Sarbini menyebutan pemindahan lokasi kedai, warung dan lapak ke lokasi lain, memang sudah sewajarnya. “ Ada 18 titik dan 10 titik dari Poin A ke Cluster IV. Kondisi sangat riskan. Kabel listrik dan jaringan pipa,” kata Bustami kepada Rakyat Aceh, pukul 14.50 WIB.
Menurut dia, sudah beberapa langkah dilakukan dengan para pedagang sejak beberapa bulan lalu. Ya, sosialisai dan menyurati pedagang. Ini semua mencegah hal-hal yangtidak kita inginkan, katanya, Disinggung kenapa saat ini paling disoroti pedagang yang ada di kawasan Simpang Rangkaya, Bustami menyebutkan, karena paling riskan di cluster III. Terlebih lagi ada pipa yg telah bocor. “Secara bertahaf, semua bangunan yang ada di lintasan kabel listrik bawah tanah dan pipa jaringan akan dipindahkan. Bukan hanya yang ada di depan Cluster III saja ,” pungkas Manager Relation, Bustami Sarbani.
Sebelumnya, Yayasan Advokasi Rakyat Aceh (YARA) Iskandar PB selaku Perwakilan Aceh Utara, dalam keterangan pers diterima Rakyat Aceh, Rabu petang menyebutkan penggusuran pedagang kaki agar PT PGE untuk tidak tebang pilih. “Data yang berhasil kita himpun ada 150 an lapak. Namun, kenapa hanya sekitar 70 lapak saja yang harus pindah,” kata Iskandar.
Pantauan Rakyat Aceh, Rabu sekira pukul 11.05 WIB, aktivitas jual beli kembali berdenyut. Warga dari berbagai kalangan mendatangi kedai dan warung yang berjualan. Baik itu, sayur mayur, ikan, kelontong maupun buah-buahan. Tak terkecuali warung berjualan nasi dan kopi. Juga terlihat ramai.
Seorang pedagang enggan pindah mengaku lebih mudah mencari rejeki di lokasi yang ada. “Disini lebih mudah mendapat pembeli. Jadi, jangan halangi kami mencari rejeki,” katanya seraya minta tidak disebutkan jati diri. Apa yang disampaikan seorang pedagang ini, memang tidaklah melebihi. Buktinya, kaum ibu-ibu terlihat membeli sayur kebutuhan seharian. Begitu pula ada yang membeli buah buahan dan nasi di warung.
“Kawasan ini, kalau sore dan malam lebih ramai lagi warga yang datang belanja. Mereka datang dari berbagai pelosok desa,” tambahnya. Sebelumnya, anjuran pindah datang dari PT PGE dianggap berjualan dikawasan itu sangat beresiko. Ya, ada jalur pipa dan jaringan listrik di bawah tanah. Namun yang terlihat, Rabu siang, pemilik kedai dan warung belum bergeming dengan anjuran pindah oleh PGE. Plt Camat Tanah Luas, Baktiar, Isla, SE yang dihubungi Rakyat Aceh, Rabu (7/8) membenarkan ada pemberitahuan larangan berjualan di kawasan itu yang dikeluarkan
“Dua hari lalu, Humas PGE dan PAM Profit membentangi tali police line dan pemasangan batu pembatas. Kemudian, langsung bertemu dengan para pedagang didepan cluster III. Pedagang mau pindah memohon kepada perusahaan untuk keseragaman dari Kecamatan Aron, Nibong dan Tanah Luas, untuk tidak terjadi perbedaan,” kata Baktiar.
Lebih lanjut dikatakan, lahan relokasipun menurut para pedagang tidak layak,” pungkas Plt Camat Tanah Luas, Baktiar. (ung)