class="post-template-default single single-post postid-125669 single-format-standard wp-custom-logo" >

Menu

Mode Gelap
Pj Bupati Aceh Besar Dampingi Fadli Zon Saat Kuliah Umum di ISBI Aceh Warga Desak Pj Bupati Bireuen Ganti Camat Pandrah Korban Tewas Akibat Kebakaran di Los Angeles Bertambah Jadi 24 Orang Pj Bupati Pidie Buka Diklat Paralegal YARA-FH Unigha Khabib Nurmagomedov Diusir dari pesawat Frontier Airlines

METROPOLIS · 1 Nov 2024 19:21 WIB ·

Penyuluh Pertanian BPP Simpang Tiga Aceh Besar Terjun Langsung Tanam Perdana Padi pada MT Rendeng Tahun 2024


 Marlina, Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) di wilayah tersebut, terjun langsung ke sawah untuk menanam padi bersama petani binaannya. Perbesar

Marlina, Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) di wilayah tersebut, terjun langsung ke sawah untuk menanam padi bersama petani binaannya.

JANTHO – Musim Tanam (MT) Rendeng atau MT II Tahun 2024 di Kecamatan Simpang Tiga telah dimulai sejak Rabu, 30 Oktober 2024.

Kawasan persawahan Blang Pinto Paya di Gampong Batee Lintueng, Kecamatan Simpang Tiga, Kabupaten Aceh Besar menjadi wilayah pertama yang menggelar penanaman padi perdana, dibina oleh Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Simpang Tiga dari Dinas Pertanian Aceh Besar.

Marlina, Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) di wilayah tersebut, terjun langsung ke sawah untuk menanam padi bersama petani binaannya. Marlina memiliki tiga desa binaan di Kecamatan Simpang Tiga, yaitu Desa Batee Lintueng, Desa Nya, dan Desa Krueng Mak.

“Karena sudah memasuki jadwal tanam padi, kegiatan di lapangan penuh. Kami sangat berterima kasih kepada Dinas Pertanian Aceh Besar, terutama pada Bidang Penyuluhan, yang memberikan kesempatan untuk mengikuti Bimbingan Teknis Penyuluh Pertanian dan Petani pada hari perdana tanam padi ini. Kami mendapatkan dua materi penting yaitu Perangkat Uji Tanah Sawah (PUTS) dan Pengelolaan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT),” ujar Marlina di Batee Lintueng.

PUTS bertujuan membekali PPL dan petani untuk mengukur kandungan unsur hara seperti nitrogen (N), fosfor (P), kalium (K), serta pH tanah di sawah. Dengan perangkat ini, penyuluh dapat merekomendasikan dosis pupuk yang tepat bagi petani setiap musim tanam.

“Dengan PUTS, kita dapat mengoptimalkan penggunaan pupuk di sawah. Dosis yang tepat akan meningkatkan hasil panen, sekaligus menghindari penggunaan pupuk berlebihan. Contohnya, di Desa Batee Lintueng, penggunaan pupuk Urea yang berlebihan dapat berdampak buruk bagi pertumbuhan padi karena kondisi tanahnya yang asam akibat tergenang air terus-menerus,” jelas Khaidir, Koordinator BPP Simpang Tiga.

Di kawasan Blang Pinto Paya yang tanahnya bersifat asam, Khaidir menyarankan penggunaan kapur dolomit untuk menetralkan pH tanah. Selain itu, petani dianjurkan memakai abu sisa pembakaran di tempat persemaian untuk mencegah hama, pupuk organik magnesium Indapuri dari awal pengolahan tanah hingga sebelum tanam, serta pestisida nabati dalam pengelolaan OPT.

Penggunaan pestisida kimia tetap diperbolehkan, namun hanya jika serangan OPT melampaui ambang batas. Semua ini dilakukan di bawah pengawasan petugas dengan mengedepankan prinsip pertanian berkelanjutan (Agriculture Sustainable).(ra)

 

Artikel ini telah dibaca 42 kali

badge-check

Penulis

Comments are closed.

Baca Lainnya

Pj Bupati Aceh Besar Dampingi Fadli Zon Saat Kuliah Umum di ISBI Aceh

13 January 2025 - 19:58 WIB

Muscab IV PTGMI Aceh Jaya: Perkuat Solidaritas Demi Indonesia Bebas Karies 2030

13 January 2025 - 18:50 WIB

Diduga, Ribuan Tenaga Non ASN Pemerintah Aceh Akan Lakukan Demo

13 January 2025 - 09:56 WIB

Iphone Harga Mahal Tapi Tetap Laris Manis

12 January 2025 - 15:35 WIB

Pj Bupati Aceh Besar Hadiri Muswil III DMI Aceh

11 January 2025 - 14:53 WIB

DPC PPP Banda Aceh Adakan Donor Darah dan Pemeriksaan Kesehatan Gratis

11 January 2025 - 14:47 WIB

Trending di METROPOLIS